Joonmyeon terduduk diatas ranjang bersampingan dengan Joohyun. Di hadapan mereka ada dokter Song dan tuan Bae yang tengah memperbincangkan sesuatu.
Mereka berdua berharap-harap cemas akan hasil dari pengecekkan dokter Song. Entah mengapa perasaan buruk menyelimuti Joonmyeon saat ini.
Dan biasanya perasaan buruk seperti itu tidak pernah salah.
"Jadi, bagaimana hasilnya dokter Song?" tanya tuan Bae.
Ah, sepertinya ayah dari Joohyun itu sudah tidak sabar dengan hasilnya. Ya, dia sangat menanti-nantikan cucu pertamanya dari Joohyun.
"Hm... Saya tidak yakin tuan Bae, usia kandungannya belum bisa saya prediksi... Tetapi hasil tesnya mengatakan bahwa Joohyun hamil." jawab dokter Song.
Ketiga orang yang mendengarkan jawaban itu sama-sama membelalakan matanya. Jika tuan Bae terbelalak karena berita bahagia, lain halnya dengan Joonmyeon dan Joohyun yang terbelalak karena tidak menyangka.
"APA?" teriak Joonmyeon dan Joohyun berbarengan.
Tuan Bae yang melihat reaksi dari anak dan menantunya hanya tertawa ringan. "Aish... Kalian berdua ini terkejut ya? Selamat, sbentar lagi kalian akan menjadi orangtua!"
Sungguh, Joonmyeon dan Joohyun tidak menyangka kalau malam yang keduanya lewati dengan kondisi mabuk parah waktu itu akan menghasilkan jawaban seperti ini. Ah, sekarang apa yang harus mereka perbuat?
"Tapi hasil tes menggunakan tes pack hanya memiliki presentase limapuluh berbanding limapuluh persen. Jadi, saya berharap dokter Bae dan suaminya datang menemui saya di rumah sakit tiga minggu setelah hari ini untuk mengecek kondisi kandungannya menggunakan usg." saran dokter Song.
"Kalian dengar itu? Kalian berdua harus menemui dokter Song tiga minggu lagi. Oh... Aku sangat tidak sabar menunggu apa hasilnya!" sorak bahagia tuan Bae. "Kalau begitu appa akan kembali ke rumah sakit untuk bekerja bersama dokter Song. Joonmyeon-ah, tolong jaga Joohyun. Ingat, dia adalah wanita hamil sekarang."
Sepeninggal tuan Bae dan dokter Song, Joonmyeon beranjak melihat keluar jendela kamar. Ya, mobil milik ayah mertuanya suda meninggalkan kediaman mereka.
Sekarang hanya tertinggal dirinya sendiri dengan Joohyun yang masih melamunkan hasil dari tesnya.
Sungguh sulit untuk membuka topik pembicaraan diantara mereka, Joonmyeon tahu bahwa Joohyun pasti saat ini sangat tertekan. Jabang bayi yang ada di kandungannya itu, hadir bukan atas kemauannya dan juga Joonmyeon.
Ini semua buah dari kebodohan Joonmyeon yang menyarankan Joohyun menghilangkan rasa sedihnya atas kekasih tak sampainya dengan minum-minum dan berakhir dengan...
Ya... Kalian tahu sendiri.
"Apa kita harus mengugurkannya Joonmyeon?" tanya Joohyun dengan tatapan kosong dan nada datar.
"Apa kau gila? Setan mana yang merasukimu? Bayi itu tidak bersalah! Lagipula menggugurkan kandungan sangatlah berbahaya untukmu!" cecar Joonmyeon yang menatap Joohyun tak percaya. "Bagaimana bisa seorang dokter mengatakan kata-kata putus asa seperti itu!"
Sejenak keheningan menemani mereka yang kini saling duduk berhadapan.
"Tapi, aku tidak mau anak ini terlahir... Semua ini terjadi diluar kemauan kita.." kata Joohyun sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Apa yang harus kita lakukan? Ayahmu pasti akan memberitahu semua keluarga tentang kehamilanmu. Apa kau mau menghancurkan kebahagiaan mereka?" tanya Joonmyeon. "Kita tidak bisa menggugurkan anak itu. Dia tidak memiliki dosa apapun. Hanya ada satu cara untuk mengatasi masalah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [surene] ♡
Fanfiction> COMPLETED < Banyak orang mengatakan, kisah cinta dalam perjodohan itu terlalu klise. Ya, itu benar. Seorang gadis bernama Bae Joohyun membuktikannya sendiri. Dia terjebak dalam kisah perjodohan dengan laki-laki bernama Kim Joonmyeon. Tetapi seirin...