Hari menjelang sore.
Joohyun keluar dari rumah sakit Sungak dengan langkah gontai. Semangatnya terasa hilang. Dia sangat lelah hari ini karena harus menghadapi beberapa pasien yang berkonsultasi tentang kesehatan jantungnya pada Joohyun yang seorang spesialis jantung.
Dia tidak menyangka akan mendapatkan jadwal sebagai dokter konsultasi hari ini setelah menyelesaikan makan siang bersama Sehun yang berakhir dengan pengakuannya. Ya, pengakuan tentang dirinya yang sudah menikah dan akan segera memiliki seorang anak.
"Bae Joohyun!" panggil seseorang yang membuat Joohyun mencari asal suaranya.
Kini di depannya terparkir sebuah mobil hyundai berwarna putih mengkilap. Kaca dari mobil tersebut sudah turun dan memperlihatkan sosok yang mengendarai mobil tersebut.
Itu Kim Joonmyeon.
"Kau kenapa hah? Tidak bersemangat sekali. Apa ajakanku untuk makan malam kurang menarik untukmu?" tanya Joonmyeon.
Perempuan yang dijemput olehnya itu menggelengkan kepalanya.
"Yasudah. Ayo cepat masuk! Kau tidak kasihan dengan anak di perutmu? Aku yakin dia pasti lapar." Joonmyeon kini memperhatikan Joohyun yang membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.
Dia duduk di kursi samping kemudi yang bersebelahan langsung dengan Joonmyeon dengan ekspresi datar. Namun laki-laki yang tengah bermood baik itu tidak memperdulikannya dan memilih untuk segera menancapkan gas di mobilnya untuk melaju pergi meninggalkan area rumah sakit ke arah sungai Han.
"Apa kau masih memikirkan kejadian kemarin?" tanya Joonmyeon pada Joohyun. "Tenang saja, aku sudah memaafkanmu. Air hangatnya cukup. Roti panggangnya juga enak. Tetapi terlalu gosong, lain kali kalau membuatkan roti untuk sarapanku, jangan terlalu banyak memakai selai, aku lebih suka roti isi telur mata sapi dan selada. Dan untuk mineral waternya, bisakah kau memberikanku lagi? Yang tadi pagi itu diminum oleh Minho! Jadi aku tidak sempat meminumnya."
Celetusan Joonmyeon barusan berhasil membuat Joohyun menatapnya binggung.
Pasalnya jarang sekali seorang Kim Joonmyeon berbicara panjang lebar seperti itu. Tapi yang membuat Joohyun senang adalah karena laki-laki itu sudah memaafkannya.
Ya, Joohyun tak menyangka kalau semua usahanya untuk berbaikan dengan laki-laki itu dihargai seperti ini. Joohyun pikir Joonmyeon tidak akan mengatakan apapun selain memaafkannya.
Tapi buktinya? Laki-laki itu sangat puas dengan usaha Joohyun yang menyiapkan kebutuhan paginya.
"Jadi kau membaca pesanku di meja makan?" tanya Joohyun singkat.
Joonmyeon mengangguk.
"Ne, semuanya. Kau tahu? Kau terlalu cerewet! Jadi jangan salahkan aku kalau aku membalas kecerewetanmu itu!" jawab Joonmyeon.
Joohyun tersenyum kearah Joonmyeon. Begitu juga sebaliknya. Namun saat ini Joonmyeon tidak bisa terlalu lama menatapi perempuan cantik yang duduk disampingnya itu, karena dia juga harus memperhatikan jalanan di depannya.
Ya, dia harus ingat bahwa dirinya saat ini sedang mengendarai sebuah mobil.
"Ngomong-ngomong katanya kau mau mengajakku makan malam? Kau benar-benar mentraktirku kan? Awas saja kalau nanti ujung-ujungnya aku bayar sendiri..." tanya Joohyun yang antusias.
"Tentu saja! Aku tidak akan mengingkari janjiku. Kau bebas ingin makan apa saja yang kau mau. Aku melakukannya untuk anak yang kau kandung juga..." jawab Joonmyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [surene] ♡
Fanfiction> COMPLETED < Banyak orang mengatakan, kisah cinta dalam perjodohan itu terlalu klise. Ya, itu benar. Seorang gadis bernama Bae Joohyun membuktikannya sendiri. Dia terjebak dalam kisah perjodohan dengan laki-laki bernama Kim Joonmyeon. Tetapi seirin...