Keesokkan harinya,
Joohyun berangkat kerja ke rumah sakit Sungak dengan menaiki taksi pagi ini. Joohyun sengaja berangkat sebelum Joonmyeon terbangun. Dia takut bila harus bertatapan langsung dengan Joonmyeon yang mungkin masih marah kepadanya soal hal yang mereka bahas kemarin.
Perempuan Bae itu memutuskan untuk menyiapkan pakaian kerja Joonmyeon, air hangat untuk mandi, serta sarapan untuk pria itu serta meninggalkan pesan untuknya. Mungkin itu akan membuat Joonmyeon sedikit berkurang rasa marahnya kepada Joohyun.
Setelah kurang lebih limabelas menit kepergian Joohyun, Joonmyeon baru saja terbangun dari tidurnya. Pandangan si pria Kim itu masih samar-samar karena sinar matahari yang tak cukup masuk ke dalam kamarnya.
Joonmyeon kini berjalan menuju arah jendela dan menyibakkan tirai yang menutupi cahaya yang masuk. Betapa terkejutnya dia ketika melihat kamar sekaligus ruang kerjanya itu rapi dan bersih.
Dia bahkan tidak menyangka kalau pakaian kantornya sudah disiapkan diatas nakas dan bahkan bathtub yang ada di kamar mandi sudah berisikan air hangat.
Pikirannya tidak pergi kemana-mana dan hanya tertuju pada satu orang yang sudah pasti menyiapkan semua ini untuknya.
"Bae Joohyun.... " sebutnya. Dia hanya tersenyum dan langsung pergi ke kamar mandi.
.
Setelah selesai mandi, Joonmyeon memakai pakaian kerjanya dan menuju ruang makan di lantai bawah. Dengan tas kerja di tangannya serta dasi yang belum rapi, Joonmyeon menuruni anak tangga demi anak tangga.
Di meja makan terdapat roti panggang dengan selai kacang dan coklat di piring. Tanpa banyak basa-basi Joonmyeon mengambil roti tersebut dan memakannya.
Di samping piring itu terdapat mineral water berperisa lemon. Di bawahnya terdapat sticky note yang sengaja diselipkan disana. Joonmyeon mengambil note tersebut lalu membacanya di dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri...
Maaf aku berangkat kerja duluan.. Aku tidak ingin mengganggumu, Air hangatnya bagaimana? Kalau kurang hangat lain kali aku akan menambah suhunya... Oh iya, karena kita kehabisan bahan makanan, jadi sarapanmu hanya roti panggang itu saja... Aku tahu kau pasti akan kelelahan nanti jadi aku bawakan mineral water itu. Jika kau tidak suka rasanya nanti akan ku belikan rasa yang lain..... Maaf ya soal kemarin, aku tahu kau masih marah kepadaku..... Maafkan aku...
Ps. Untuk hari ini semangat ya! FIGHTING!!
-Joohyun.
"Dasar cerewet... hehehe" Joonmyeon membawa mineral water yang Joohyun berikan bersamanya dan segera bergegas keluar rumah menuju garasi dimana mobilnya berada.
Joonmyeon mengendarai mobilnya dengan penuh senyuman. Entah kerasukkan arwah siapa, Joonmyeon bisa seceria itu. Padahal kemarin dia terlihat seperti seorang antagonis dalam drama korea.
Sesampainya di kantor, Joonmyeon memasuki area lobby gedung perusahaannya dengan senyum sumringah dan botol mineral water yg dia mainkan dengan tangannya yang tidak menggenggam tas kerja. Beberapa pegawai ikut tersenyum melihat atasannya sebahagia itu.
"Waw... ada apa ini? Tumben sekali kau sebahagia ini sobat." sapa Minho sambil merangkul Joonmyeon.
Sepertinya Minho juga baru datang. Merekapun masuk ke dalam lift bersama.
"Entahlah... Mungkin ini efek karena jiwa calon seorang ayah... " jawab Joonmyeon sambil membuka botol air mineralnya.
"Oh... jadi ceritanya kau kini bisa menerima kenyataan dari perjodohan yang dirancang keluargamu? Atau kau mulai jatuh cinta dengan perempuan itu setelah melakukan olahraga malam dengannya?" tanya Minho sambil merenggut botol mineral water yg dibawa Joonmyeon lalu meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [surene] ♡
Fanfiction> COMPLETED < Banyak orang mengatakan, kisah cinta dalam perjodohan itu terlalu klise. Ya, itu benar. Seorang gadis bernama Bae Joohyun membuktikannya sendiri. Dia terjebak dalam kisah perjodohan dengan laki-laki bernama Kim Joonmyeon. Tetapi seirin...