Setelah selesai membersihkan diri, dan berganti mengenakan piyama tidurnya, Renesya beranjak ke atas tempat tidur lalu menyalakan laptopnya, malam ini dia harus berhasil membuat konsep cerita yang akan di kembangkan lebih jauh, poin pentingnya adalah Renesya harus memikirkan konflik dan penyelesaian seperti apa yang menarik dan membuat pembaca merasa penasaran.
Renesya membuka kembali draft folder khusus project novel yang cukup lama tak disentuhnya. Tidak banyak yang telah Renesya tulis, semuanya hanyalah barisan kata membentuk paragraf acak dan hanya berisi poin-poin penting yang perlu dia kembangkan lebih banyak lagi. Pertama yang harus dia lakukan adalah membentuk sebuah karakter dan pengenalan tokoh yang akan menjadi pemeran utama dalam novelnya ini.
Sebenarnya Renesya sudah mendapatkan ide tema apa yang akan dia tulis, membuat scene sweet romance juga tidak terlalu sulit baginya, novel-novel sebelumnya yang pernah dia tulis juga sering menampilkan sisi sweet romance sepasang muda mudi yang sedang kasmaran, seperti ketika seorang gadis menyukai lelaki secara diam-diam, tidak berani mengungkapkannya secara langsung, dan pria tersebut justru berpacaran dengan gadis lain. Atau ada lagi saat seorang pria selalu menjahili gadis yang sebenarnya dia sukai, hingga membuat gadis itu membencinya. Romance picisan semacam itulah yang sering Renesya tulis dalam buku-buku genre Young Adult-nya. Terlihat sangat klise memang.
Sebuah kenyataan memang tidak semudah membayangkan angan, Renesya harus mengakui fakta bahwa dia sama sekali tidak berpengalaman menulis genre adegan dewasa, ribuan pertanyaan berkecamuk di benaknya, rasa takut akan kegagalan project novel ini tiba-tiba mengahantuinya, bagaimana jika nanti hasilnya kurang baik? Bagaimana jika dia tidak bisa menyelesaikannya sesuai waktu yang di tentukan? Bagaimana jika novelnya kali ini tidak sukses di pasaran? dan masih banyak kata 'bagaimana' di ikuti kalimat pertanyaan lain yang memenuhi benak Renesya.
Renesya menarik napas dalam lalu mengembuskannya lagi secara perlahan, dia harus menenangkan diri, kalau tidak justru hasil yang didapatnya nanti tidak akan maksimal, yach! dirinya harus yakin bahwa project novelnya kali ini akan berhasil. Dia pasti bisa melakukannya.
Tiba-tiba sebuah ide gila muncul di kepala Renesya. Dia rasa kali ini tidak ada salahnya untuk mencoba. Gadis itu menggerakkan jarinya, menggeser krusor kecil di layar laptopnya, untuk mengarahkan pada menu browser, lalu jemari lentiknya mengetikkan sesuatu dengan cepat pada kolom 'search'. Sedetik kemudian apa yang dia cari kini muncul di list setiap chanel. Renesya memejamakan matanya sejenak, hanya melihat gambar-gambar tak bergerak saja sudah membuat dia bergidik, entah ide gila dari mana dirinya bisa nekat mencari video berkode 'xxx' di situs pencarian.
Setelah memantapkan hatinya, Renesya memutuskan meng-klik sebuah video dengan durasi yang cukup panjang, Adegan dibuka dengan seorang pria yang datang mengunjungi rumah kekasihnya, Renesya bersumpah ini pertama dan terakhir kalinya dia menonton adegan dewasa semacam ini,
1 menit ,
.
Renesya masih berkonsentrasi melihat setiap adegan manis yang ditunjukkan sang pria ketika si wanita membawakan minuman ke ruang tamu.
10 menit,
Si pria mulai melancarkan aksinya dengan mencium si wanita. Renesya mengamati dengan seksama bagaimana saat seorang pria mencium seorang wanita, dan seperti apa respon yang diberikan wanita ketika membalas ciuman tersebut.
20 menit,
Adegan demi adegan mulai sedikit memanas, Renesya mulai tidak nyaman dengan posisi duduk dengan kepala menunduk menatap layar laptop, alhasil dia mengubah posisinya menjadi tiduran dengan leptop berada di sampingnya, tangannya meraih sebuah bantal lalu mendekapnya erat, sesekali Renesya menutupi wajahnya menggunakan bantal tersebut ketika muncul adegan yang membuat wajahnya memanas seketika.
***
Keesokan paginya ternyata Renesya tertidur masih dengan posisi yang sama seperti semalam, Suara gemerisik dari arah samping mengusik tidur lelapnya, Renesya mengucek kedua matanya, mencoba mengumpulkan kesadaran, meskipun kelopak matanya masih sulit untuk terbuka.
"Dari semalam, kau menonton video dewasa, dan justru tertidur sampai lupa mematikan laptopmu, ck! Sulit dipercaya."
Sebuah suara yang tiba-tiba muncul memenuhi pendengaran Renesya sukses membuat gadis itu berjingkat dari posisi tidurnya.
"KAU!" kedua mata Renesya membulat sempurna mendapati Marcus tidur di sampingnya, hanya mengenakan celana boxer selutut tanpa memakai atasan. Catat! tanpa atasan, Renesya dapat melihat dada bidang pria itu tanpa penghalang apapun.
Renesya menoleh kesamping, menghindari pemandangan yang tak seharusnya dia lihat. Dan dia mendapati laptopnya berada diatas nakas dalam kondisi sudah dimatikan. Otaknya segera memproses kejadian semalam dengan apa yang baru saja Marcus katakan. Tidak!... tidak mungkin dia sampai ketiduran dan lupa mematikan laptopnya. Pasti semalam dia sendiri yang meletakkannya di atas nakas, pria itu pasti berbohong dan sengaja ingin menggodanya.Gadis itu langsung meloncat turun dari tempat tidur.
Marcus dengan santai menopang kepalanya dengan sebelah tangan, sedangkan matanya tak lepas menatap Renesya dengan bibir berkedut seolah menahan tawa yang siap meledak kapan saja.
"Kau pasti berbohong!" teriak Renesya seraya menahan nafas, mencoba sekuat tenaga mempercayai apa yang ada di otaknya, demi menyelamatkan harga diri yang tersisa. Seorang Renesya tidak mungkin seceroboh itu hingga mempermalukan dirinya sendiri. Rasanya ingin sekali Renesya mengubur diri dalam-dalam agar tidak melihat seringai menyebalkan Marcus di hadapannya.
"Seharusnya yang kau lakukan adalah mencariku kebawah, dan melampiaskan semua hasratmu kepadaku, aku akan dengan senang hati melakukannya untukmu, bukan malah menonton sendirian adegan dewasa lalu berakhir tertidur seperti ini. Ck !Menggelikan."
Ingin sekali Renesya menyumpal mulut sialan itu agar berhenti menggodanya. Sayangnya tubuhnya terlalu kaku untuk bereaksi, dan bibirnya terasa kelu hanya sekedar digerakkan, dia sama sekali kehabisan kata-kata untuk membantah ucapan Marcus.
"Sekarang aku menjadi sangsi, apa tubuhmu ini masih normal dan dapat menghasilkan hormon estrogen" ujar Marcus seraya mendekati Renesya. Sontak gadis itu membulatkan matanya.
"Ayo kita buktikan?" ujarnya searaya menyeringai.
Chieva
09 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Impredecible - [ On Going ]
RomanceRenesya Clark adalah seorang editor di sebuah perusahaan penerbitan di pusat kota New York dan juga seorang penulis yang gemar menulis genre cerita romance young adult, dengan konflik ringan lovey dovey ala remaja belasan tahun. Sebuah bencana bagi...