Setelah pulang dari kantor sore tadi, Grace langsung mendatangi apartemen Renesya yang berada cukup dekat dengan kantor, hanya butuh waktu 20 menit jika tidak terkena macet, tapi gadis itu tidak ada disana. Grace semakin khawatir karena sampai saat ini ponsel Renesya masih tidak aktif. Tujuannya kali ini adalah Club milik Marcus, Grace yakin pasti pria itu tahu keberadaan Renesya sekarang.
Matt tadi sempat ingin menjemputnya ke kantor tapi Grace menolaknya, karena dia sendiri yang akan kesana dan menemuinya, Matt merupakan sahabat Marcus sekaligus tangan kanan pria itu, pertemuan Grace dengan Matt juga berawal dari Marcus yang mengenalnya lebih dulu. Grace sedikit kesal karena tidak bisa memacu mobilnya lebih kencang, sulit sekali menembus jalanan kota New York yang padat merayap seperti ini, saat ini sudah pukul tujuh malam dan dia masih terjabak dijalanan seperti ini, sangat mengesalkan memang.
Tepat pukul delapan malam akhirnya Grace sampai di Club milik Marcus, di jam saat ini Club belum terlalu ramai pengunjung, hanya beberapa orang saja yang mulai berdatangan. Gadis itu dengan cepat melangkahkan kakinya memasuki pintu khusus yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu saja, lalu sebuah lift rahasia membawanya ke lantai paling atas. Sebenarnya Grace memang cukup dekat dengan Marcus karena Matt sahabat Marcus adalah kekasihnya sendiri. Karena itu pula dia bisa cukup mudah menggunakan akses tidak biasa yang berada di gedung ini.
Tanpa permisi Grace memasuki ruang kerja Marcus yang berada satu lantai dengan penthouse milik pria itu, ruang kerja itu di desain minimalis dengan penataan ruang serbaguna, memiliki pintu rahasia yang menghubungkan langsung dengan kamar pribadi milik Marcus, sedangkan jika untuk orang luar, ruang kerja ini memiliki pintu yang terarah menghadap balkon yang menampilkan view kota New York dimalam hari yang sungguh mempesona.
Grace melihat Matt sudah berada di sana, duduk dihadapan Marcus yang saat ini sedang sibuk dengan ponsel yang menempel ditelinganya. Matt menyadari kehadiran Grace, pria itu berdiri dan segera menghampirinya, satu kecupan singkat dia dapatkan. Lalu pandangannya kini menatap lurus pada pria yang baru saja meletakkan ponsel di atas meja.
"Dimana Renesya?" tanya Grace tanpa basa basi. Sedangkan Marcus terlihat kurang berminat menjawab pertanyaan Grace.
"Sahabatmu itu memilih menolak tawaranku dan pergi ke kandang buaya untuk menghancurkan dirinya sendiri."
Grace memejamkan matanya sejenak, berusaha meredam amarahnya, dia tahu tabiat seorang Marcus Jo, pria ini akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, Grace tidak bisa membayangkan kesialan apalagi yang harus dihadapi Renesya setelah semua ini.
"Kau sudah berjanji akan mendekatinya dengan benar, lalu apa maksud semua ini? kau membuatnya menjadi seorang BURONAN MARK! FUCK YOU!!" Matt yang menyadari amarah kekasihnya akan semakin meluap jika tidak segera diredakan langsung merangsek maju meraih kedua pundak gadis itu lalu mendudukkannya disebuah sofa tak jauh dari meja kerja Marcus.
"Kau tenang saja, saat ini dia sudah aman?"
"Aman kau bilang haach!!" Grace menoleh pada Matt dan senyuman sinis muncul di sudut bibirnya. "Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa polisi saat ini sedang mencarinya!"
"Kau tenang saja Grace, aku tidak sebodoh itu, kupastikan dia tetap aman asalkan gadis itu mau menuruti keinginanku."
"Aku tahu seperti apa Renesya, gadis itu tidak mudah menerima bantuan apapun, apalagi dari orang sepertimu."
"Aku tahu dia memang sangat berbeda denganmu." Nada sinis itu kembali terdengar. "Tapi aku sendiri yang akan memastikan bahwa takdir gadis itu adalah jatuh ke dalam perangkapku, tidak peduli bagaimanapun caranya." Grace mendengkus mendengar kalimat percaya diri yang Marcus lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Impredecible - [ On Going ]
RomanceRenesya Clark adalah seorang editor di sebuah perusahaan penerbitan di pusat kota New York dan juga seorang penulis yang gemar menulis genre cerita romance young adult, dengan konflik ringan lovey dovey ala remaja belasan tahun. Sebuah bencana bagi...