40. Egress

413 69 4
                                    

"Sekarang katakan padaku apa yang kau ketahui tentang Renesya?" tanya Aiden tiba-tiba.

Hanna sibuk mengaduk-aduk makanannya tanpa minat, tersentak kaget mendengar pertannyaan Aiden.

"Biarkan aku menghabiskan ini dulu?"

"Sejak tadi, kau hanya mengaduk dan memandanginya saja, mana mungkin bisa habis." Aiden menaikkan sebelah alisnya, memandang Hanna dengan tatapan 'cepat katakan sesuatu'.

Menghela napas lelah, Hanna meletakkan kembali sendok dan garpunya ke atas piring lebar, berisi pasta yang masih utuh. Sejak tadi dirinya memang tidak bernafsu makan, kepalanya terasa pusing memikirkan segala hal yang harus ia hadapi saat ini. Hanna bingung, darimana ia harus memulai penjelasan tentang situasi yang akan Aiden hadapi. Satu kesimpulan yang Hanna temukan. Apapun yang mereka lakukan saat ini, hanya akan berakhir sia-sia.

"Jadi, bolehkan aku bertanya lagi tentang tujuanmu mencari wanita itu?" Hanna mulai membuka suara.

"Bukankah aku sudah bilang, tidak ada yang bisa kukatakan sebelum kami bertemu."

"Apakah ini rencanamu sendiri, atau paman yang menyuruhmu?" tanyanya lagi.

"Ayah yang menyuruhku." jawab Aiden cepat.

Kening Hanna mengerut, nampak tidak suka mendengar jawaban Aiden.

"Paman tidak sedang ingin menjodohkan kalian bukan?" suara Hanna hampir meninggi, gadis itu sudah siap menumpahkan air mata yang seharusnya tidak perlu ia lakukan.

"Hei! Kenapa kau berpikir sejauh itu?" Aiden mengibaskan tangannya di depan wajah Hanna, lalu pandangan matanya mengarah ke sekeliling. Syukurlah, tidak ada pengunjung restoran ini yang memperhatikan adegan mendramatisir mereka, ralat Hanna maksudnya.

"Aku hanya tidak ingin kau menjadi perusak rumah tangga orang."

"Apa maksudmu gadis cengeng?" Aiden berseru gemas, lalu mengulurkan tangannya ke depan, mengusap pelupuk mata Hanna yang hampir basah dengan ibu jarinya.

"Lihat itu!" Hanna menunjuk sebuah televisi flasma yang menggantung di dinding, terletak beberapa meter di belakang Aiden. Pria itu menoleh kebelakang, menatap benda persegi itu, matanya membulat sempurna, nampak kaget dengan info berita yang disajikan.

Bukan hanya mereka berdua saja, hampir semua pengunjung restoran juga memusatkan perhatian mereka pada layar kaca yang saat ini sedang menampilkan berita eksklusif, tentang pesta pernikahan seorang pengusaha muda pemilik Klub ternama dengan penulis novel New York Time Best Seller ― yang selama ini tidak pernah bersedia muncul di hadapan publik.

"Oh Ya Tuhaan! Jadi aku kemarin sempat menginap bersama penulis novel terkenal!!" tiba-tiba saja Hanna memekik histeris, membuat Aiden menoleh kembali pada gadis itu, menatapnya penuh tanda tanya.

Entah kemana perginya raut wajah sedih, seperti ingin menangis tadi. Jangan heran Hanna memang seperti itu, moodnya sering berubah-ubah. "Dialah teman yang aku maksud, saat kau memaksaku pulang dari pesta Anniversary hotel malam itu, kami sempat menyewa salah satu suit room di hotel tersebut." Kening Aiden semakin mengerut mendengar penuturan Hanna yang terasa ambigu.

"Oh tidak! kau jangan salah paham, kami bukan yang seperti itu." Hanna buru-buru meralat. "Aku terpaksa menyewa kamar dengannnya karena saat itu, semua kamar sudah di booking, dan yeaah! Aku tidak tahu kalau akhirnya kami akan berpisah karena kau memaksaku pulang saat pesta masih berlangsung. Ahhhh! harusnya aku meminta tanda tangannya secara langsung." Hanna mendesah kecewa. "Kau tahu, aku sudah mengoleksi semua Novel terjemahan karyanya, tulisannya selalu membuatku gemas dan tersenyum-senyum, seperti anak labil ingusan, yang baru merasakan cinta. yaach! meskipun pada kenyataan sejak dulu cintaku hanya berlabuh padamu."

Aiden terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai tidak menyadari celotehan panjang Hanna. Yang ada di otaknnya saat ini bagaimana cara bertemu kembali dengan wanita itu. Andai malam itu dirinya tidak terburu-buru mengajak Hanna, mungkin ia sudah memiliki kesempatan bertemu Renesya. Dan fakta lain yang sungguh mengejutkan baginya- ternyata wanita itu sudah menikah. Entah mengapa, firasatnya mengatakan semua ini tidak akan mudah, mau tidak mau, bukan hanya Renesya yang harus ia hadapi, secara tidak langsung suami wanita itu juga harus ikut terlibat. Dan Aidensedikit cukup tahu siapa sosok Marcus.

"Whooaa! Aku tidak menyangka dunia sesempit ini, ternyata wanita yang kau cari sudah sangat dekat dengan kita."

"Apa kau sempat bertemu suaminya?"

"Ya, kami juga sempat bertemu tapi hanya sebentar, yang kuingat hanyalah wajah tampannya, beruntung sekali Renesya mendapatkan pria seperti itu."

"Tidak lebih tampan dariku." seru Aiden penuh percaya diri..

"Pasti!" Hanna mengangguk membenarkan. "Tenang saja, dimataku, kau selalu lebih tampan dari siapapun." Hanna mengedip genit, membuat Aiden terkekeh.

"Kau punya nomor ponselnya?" tanya Aiden lagi, semoga keberuntungan kali ini memihaknya, dia bisa segera bertemu Renesya, dan menyelesaikan urusannya.

"Ya, kami sempat bertukar nomor, tapi, saat tadi aku coba menghubunginya ternyata tidak bisa." Aiden mendesah frustasi.

"Kalau begitu, kita akan mencarinya di kantor penerbit tempatnya bekerja."

Hanna menggelengkan kepala, membuat Aiden bingung."Percuma, gadis itu sudah tidak bekerja disana, dia pernah bilang padaku baru saja kehilangan pekerjaannya." Hanna mengingat percakapannya waktu itu bersama Renesya.

"Kau bilang dia penulis?" Aiden hampir ingin berteriak saat mengatakannya, kesabarannya mulai habis. "Kau tau, seorang penulis terkenal tidak mungkin memutuskan kontrak begitu saja dengan penerbit tanpa alasan tertentu, aku yakin kita akan menemukan sesuatu disana."

"Aku juga baru tahu kalau dia seorang penulis, dari berita di tv tadi, aku kira dia pegawai biasa di perusahaan." Hanna mendengus, tidak suka dengan reaksi Aiden. Pria itu pikir dirinya cenayang yang bisa tahu apa saja.

"Ahhh, maaf aku pikir kau sudah tahu."

"Kami tidak sedekat itu, hmmmb." Mood Hanna memburuk seketika.

"Baiklah, kita hanya perlu mendatangi kantor penerbitnya saja."

Hanna tidak lagi menanggapi ucapan Aiden. Obrolan tentang Renesya, atau siapapun itu mulai membuatnya semakin bosan.

Chieva
13 April 2023

Renesya Marcus muncul lgy di part depan....

Amor Impredecible - [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang