"Ayo aaa" Zara mengarahkan sebuah sendok yang berisi makanan kedepan mulut Kinal. Kinal yang tengah duduk sambil memainkan ponsel itu menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak mau.
"Buka mulut nya bang Kins. Bukan gelengan kepala" sendok itu masih berada di depan mulut Kinal.
"Buka ngga? Buka ngga? Kalo ngga mau buka komik Abang seluruhnya aku buang!" Ancam Zara.
Dengan mendengus kesal Kinal pun menuruti perintah dari adek paling bontot nya "nah kalo gitu kan sama-sama enak. Perut Abang terisi, tangan aku ngga pegel" Kinal hanya melirik malas pada adeknya.
"Makannya yang baik. Mukanya di bikin senang. Ngga baik kan dapet rezeki mukanya di tekuk berlipat-lipat" Kinal hanya bisa menuruti perkataan adiknya.
"Udah" tolak Kinal sambil menggelengkan kepala. "Pahit lidah Abang"
"Satu kali lagi ya aaa"
Satu sendokpun sudah masuk kedalam mulut Kinal.
"Abang itu harus banyak makan kalo pengen cepat sembuh. Tapi kalo mau tetap disini ngga usah makan sekalian" omel Zara. Kinal tersenyum dalam kunyahannya.
Bagaimana tidak? Dia beruntung mempunyai adik secerewet Zara.
"Kalo makannya dikit begini kapan sembuhnya! Main hp aja mulu Auh auh" tak tahan lagi melihat ekspresi marah Zara yang lucu, Kinal mencubit gemas pipi Zara.
'plak' tangan Kinal di pukul oleh Zara.
"Syakitt. Lephasyin!"
"Ngga mau! Habisnya kamu ngomel mulu. Salah sendiri pasang muka kaya gitu"
"Satu!"
"Mau apa?!"
"Dua.. lephasyin nggha?"
"Dih pakek berhitung segala. Bukan anak TK ya" Kinal semakin mengeraskan cubitannya.
"Dua seperempat"
"Kamu bikin Abang tambah gemas"
"Dua setengah"
"Ngga mau wle" Kinal semakin meledek pada Zara .
"Ho oh. Nggha mau lephas?" Kinal mengangguk. Malah kini kedua tangannya dia gunakan untuk mencubit kedua pipi Zara.
"Tiga"
"Hahahaha haha ahhahah adhuu berhenti dek haha" Kinal tertawa gelisah karena mendapatkan serangan dadakan dari Zara.
"Rasakan nih. Rasain. Siapa suruh tantang Zara"
"Hahahaha amphunn" Kinal terpingkal-pingkal mendapatkan kelitikan dari Zara.
"Masih mau di ulangi hah?"
"Hahaha tidak" dalam tawanya Kinal menggeleng.
"Hah hah hah udah. Sakit dek sakit banget" Kinal memegangi perutnya karena sakit.
"Arrrgghh sakit" Zara mulai panik.
"Bang? Mana yang sakit? Mana?" Zara mendekat kearah Kinal karena rasa cemasnya.
"Ini yang sakit hahahaha rasakan bau ketek gue" ketika Zara sudah mendekat, Kinal langsung menghapit kepala Zara menggunakan tangan kanannya. Dia membawa kepala Zara di bawah keteknya.
"Huek huek" Zara menjepit hidungnya dengan jari jempol dan telunjuk.
"Hahabahhahaa" tawa Kinal semakin pecah ketika melihat ekspresi wajah Zara setelah di lepaskan.
Wajah Zara memerah. Dia menyambar cepat air minum diatas meja.
"Hahahaha maaf dek. Bau ya?" Kinal bertanya dengan cengiran menghiasi wajahnya.