you are mine

3K 171 3
                                    

"Hinata"
"Na.. naruto-kun"

Tanpa berkata apa-apa Naruto menarik lengan Hinata dan membawanya menjauh dari Gaara.
Ia telah membulatkan tekat untuk mengambil apa yang ingin ia ambil. Memiliki apa yang ingin ia miliki. Meskipun kawan sendiri yang menjadi lawan. Karena ia tau, sendirian adalah hal yang menakutkan. Kehilangan adalah hal yang menyakitkan.

"Jangan bersama dengan Gaara!"

Dia berkata sambil menunduk dan masih menggenggam tangan Hinata erat.
Hinata sungguh bingung. Ada apa dengan Naruto-kunnya. Kenapa melarangnya bersama Gaara.
Padahal Garaa adalah kawannya sendiri. Bukan orang jahat atau musuh dari desa lain.

"Ke.. kenapa?"
"Aku tidak suka. Lebih baik kau bersamaku."

Hinata terkejut. Sangat amat terkejut. Apa yang dikatakan Naruto seolah menandakan bahwa ia sedang cemburu. Bolehkah Hinata senang?
Tapi melihat Naruto-kunnya yang terus menunduk membuatnya khawatir.

"Naruto-kun, aku hanya mendapat misi dari hokage-sama untuk menemani Gaara-san".
"Nani? Kenapa harus kau Hinata?"
"Entahlah Naruto-kun. Aku tidak bertanya lagi."
"Kuso. Semua ini karna Tsunade no baachan. Aku akan membuat perhitungan."
"Eh? Tapi kenapa Naruto-kun? Apa salahnya jika aku menemani Gaara-san. Bukankah dia temanmu juga?"
"Eh? A..ano..aku hanya takut."
"Takut?"
"G..gaara bisa saja tiba-tiba marah dan mengamuk. Kau tau kan dia sangat tempramen. Jadi aku khawatir tiba-tiba dia menyerangmu."

Hinata terkikik kecil. Naruto sangat lucu menurutnya. Mana mungkin tiba-tiba Gaara mengamuk. Mereka kan hanya jalan-jalan.

"Kenapa tertawa ttebayo?
"Tidak apa-apa"
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa Naruto-kun"

Dari balik pohon Gaara memperhatikan keduanya. Dia tersenyum. Bukan senang, tapi tersenyum kalah. Dia paham teman jinchurikinya itu menyukai gadis yang ia inginkan. Ingin rasanya egois. Tapi jika mengingat bahwa Naruto adalah satu-satunya teman yang ia miliki, rasa itu langsung ia tepis. Biarlah gadis impiannya menjadi milik temannya. Bahkan bertaruh nyawapun Gaara rela demi Narutonya. Karna ia tau betapa besarnya jasa sang jinchuriki no kyuubi itu dalam hidupnya.

"Ehem".
"Gaara."
"Naruto. Senang bertemu denganmu. Kukira kau sedang ada misi makanya aku meminta Hinata yang menemaniku."

Bohong Gaara. Dari awal memang ia ingin ditemani Hinata. Ingin mencoba lebih dekat dengannya. Namun ia tak ingin menyakiti Naruto yang jelas-jelas menyukai Hinata.

"Haha begitu ya."

Setelah itu mereka berjalan-jalan mengelilingi desa Konoha yang asri. Hanya hening yang menyelimuti mereka.
Hening karna dalam pikiran mereka sangat banyak hal berkecamuk. Entah mengapa takdir ini terjadi. Di usia mereka yang masih 13 tahun sudah merasakan apa itu cinta dan lika-liku di dalamnya.

Akhirnya Gaara pulang ke desa Suna dengan membawa senyum penuh luka. Cintanya kandas sebelum benar-benar dimulai. Cintanya kandas sebelum ia nyatakan. Cintanya kandas demi kawan penyelamat hidupnya.

Sementara itu Naruto dan Hinata berjalan berdua menyusuri jalan setapak menuju mansion megah Hinata.
Sunyi.
Masih saja sunyi yang menyelimuti mereka. Entah kenapa Naruto menjadi sediam ini dan Hinata menjadi setenang ini.
Sebersit senyum terkadang muncul di wajah Hinata, begitupun Naruto.
Mungkin mereka merasa bahagia dalam diam.

"Hinata"
"Hm?"
"Besok aku akan berlatih bersama pertapa genit."
"Jiraiya-sama?
"Uhm"
"Benarkah? Pasti menyenangkan Naruto-kun"
"Tentu saja ttebayo. Dia akan mengajariku jurus baru lalu aku akan memaksanya untuk membantuku mencari Sasuke."
"Kau masih ingin mencari Sasuke?"
"Tentu saja ttebayo"
"Kalau begitu kau harus bertambah kuat Naruto-kun. Kau tau kan musuh-musuh kita diluar sana sangatlah kuat."
"Ya. Makanya aku selalu berlatih keras ttebayo. Aku yakin aku akan menjadi shinobi terkuat dan membawa pulang Sasuke."
"Uhm. Aku percaya pada Naruto-kun"
"Arigatou Hinata."

Akhirnya keduanya berpisah di depan mansion Hyuga. Tak ada luka yang terasa bagi mereka berdua.
Hanya kebahagiaan yang menyelimuti keduanya. Ini awal yang baik untuk mereka. Meskipun tak ada satupun dari mereka yang mengungkapkan perasaan, namun dari sorot mata dan perilaku mereka menggambarkan bahwa mereka saling menginginkan dan saling memiliki.

Naruto
Hinata
Semoga cinta kalian tak tergoyahkan hingga akhir.

my first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang