miss him so much

2.3K 136 2
                                    

Sejak hari itu,
Hari dimana Hinata mendapat surat perpisahan dari sosok pujaan hatinya,
Sejak hari itu pula Hinata menetapkan hatinya untuk menunggu.
Menunggu seseorang yang meminta penantian dari dirinya.
Kini satu tahun telah berlalu
Satu tahun pula Hinata menunggu di lapangan tempat ia biasa latihan, tempat yang beberapa kali mempertemukan dirinya dengan sosok yg ditunggu.

Hari ini, entah mengapa, perasaannya begitu merindukan Naruto-kunnya.
Hingga bulir air mata membasahi pipi bulatnya.

"Naruto-kun"

Tak jauh dari tempatnya duduk, ia melihat setangkai bunga matahari yang cerah,
Berayun tertiup angin, seakan tersenyum girang dan melambai menyapanya.
Hanya 1 hal yang ia ingat ketika melihat bunga itu,
Oh bukan 1 hal, tapi 1 orang
Uzumaki Naruto

Ia langsung berdiri dan meraih bunga itu, memetik dengan hati-hati berharap tidak melukainya.

"Naruto-kun, bunga ini seperti dirimu.
Cerah, dan membuatku bahagia.
Andai aku bisa melihatmu seperti aku melihat bunga ini"

Tiba-tiba angin berhembus kencang dan menerbangkan bunga itu menjauh dari Hinata.
Bunga itu jatuh tepat di kaki seseorang.
Orang itu lalu mengambil bunga itu dan memberikannya kepada si pemilik bunga.

"Ini, Hinata."
"Arigatou Kiba-kun"
"Apa kau sangat menyukai bunga itu?"
"Um. Melihat bunga ini membuatku merasa bahagia."
Kiba tersenyum miring
"Karena terlihat seperti si idiot itu?"
"Kiba-kun, kenapa berkata seperti itu? Naruto-kun bukan idiot"
"Ya ya ya. Itu karna kau menyukainya. Jaa"
Kiba lantas meninggalkan Hinata, dengan diikuti Akamaru, anjing kesayangannya yang kini tumbuh lebih besar.

"Ya, aku menyukainya."
Hinata memeluk bunga matahari itu, kelopak mata beningnya berkaca-kaca.

~~~

Uzumaki Naruto, menundukkan kepalanya sangat dalam.
Matanya memerah menahan air mata.
Ia malu jika harus menangis.
Bukankah ia seorang lelaki?
Pantang baginya untuk menangis.
Tapi, semakin dadanya terasa sakit, semakin runtuh pula pertahanannya.
Air mata
Menjadi saksi bahwa seorang Uzumaki Naruto sangat lemah jika berhubungan dengan cinta.
Ia masih begitu kecewa,
mengapa gadis yang dirindukannya tak pernah menunggunya?
Mengapa gadis itu tak mengerti perasaannya?
Bukankah sudah jelas semuanya?
Bukankah ia sudah memintanya untuk menunggu?
Atau
Hinata tidak membaca surat itu??

"Naruto"

Naruto menghapus air matanya secepat kilat, lalu ia memalingkan mukanya.

"Kau sudah kembali,Naruto? Cepat sekali."
"Yosh, aku tidak perlu berlama-lama disana. Ayo kita latihan lagi kakek"
"Hmm.. kau terlihat menyedihkan. Baiklah. Kau ulang latihan dari awal"
"Hai"

Naruto berlari dengan sekuat tenaga, bukan bersemangat untuk latihan, tetapi menyembunyikan lukanya,
Menyembunyikan air matanya.

Sejak saat itu, Naruto tak lagi memikirkan Hinata,
Bukan,
Naruto berusaha untuk tidak memikirkan Hinata.
Hingga ia benar-benar fokus pada latihannya, dan benar-benar melupakan Hinata.

Sedangkan Hinata.
Ia masih tetap pada jalannya.
Menantikan kepulangan Naruto dan kebersamaan mereka berdua.

my first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang