Snow

2.4K 135 1
                                    

Hamparan salju putih terlihat di seluruh penjuru. Bahkan pohon-pohonpun terlihat putih tertutup salju yang amat dingin itu.
Salju terus turun dari langit yang gelap dan membuat tumpukan salju makin menggunung di sisi jalan.
Karena jalan yang amat licin, Naruto dan tim 8 berjalan dengan sangat hati-hati.

Desa Salju

Pantas jika desa ini disebut sebagai desa salju, karena sepanjang waktu, salju terus turun menutupi desa ini.
Meskipun di siang hari yang terik pun salju tetap turun. Sebagian orang menganggap ini sebagai suatu fenomena yang menakjubkan, namun sebagian yang lain menganggap bahwa hal ini adalah kutukan.

Tak terlihat satupun manusia di desa ini, apa desa ini berpenghuni?
Namun jika tidak, bagaimana mungkin ada misi yang datang dari desa ini.

Naruto, Hinata, Shino, Kiba dan Akamaru mulai melihat sekeliling. Mencari seseorang yang mungkin bisa ditanya. Namun nihil. Tidak ada satu orangpun bahkan meski Hinata telah menggunakan byakugannya untuk memeriksa sekeliling.
apa yang sebenarnya terjadi?

Dari kejauhan terlihat cahaya api dari sebuah gubuk tua.
Mereka akhirnya mendekati gubuk itu berharap ada informasi yang bisa didapat. Namun gubuk itu ternyata kosong tak berpenghuni.
Lalu siapa yang menyalakan api?

"Sebaiknya kita beristirahat disini hingga fajar. Tidak ada satu orangpun yang terlihat. Aku akan mengirim beberapa seranggaku untuk memeriksa ke tempat yang lebih jauh lagi."
"Shino, bolehkah aku keluar untuk mencari kayu bakar? Disini terlalu dingin, ttebayo."
"Baiklah Naruto, kalau begitu ajak Kiba juga. Aku dan Hinata akan membersihkan gubuk ini untuk istirahat."
"Iie. Aku bisa sendiri"

Naruto melangkah keluar tanpa menoleh ke belakang. Sejak kejadian Hinata meneriaki Naruto, ia menjadi sangatlah diam dan tidak berbicara apapun. Semua memandang ke arah punggung Naruto yang kian menjauh.

Sementara Hinata hanya menundukkan kepalanya dalam. Ingin rasanya mengejar Naruto dan minta maaf padanya. Namun rasanya hatinya masih terlalu sakit mengetahui kenyataan bahwa Naruto menganggapnya sangat lemah.
Ia belum sanggup menemui Naruto.

Akhirnya ia mengambil sapu yang terletak di pojok ruangan lalu mulai membersihkan gubuk itu.

Shino yang melihat kelakuan teman setimnya hanya dapat menghela nafas. Akhirnya ia mengikuti Naruto dan meminta Kiba untuk membantu Hinata. Bagaimanapun juga, ia adalah kapten tim, jadi jika ada suatu masalah, dirinyalah yang paling bertanggungjawab untuk menyelesaikannya.

Shino mengikuti Naruto dan berada cukup jauh darinya. Sambil mengambil kayu bakar, ia mengamati gerak gerik Naruto yang terlihat tidak memiliki semangat hidup itu.
Bahkan terkadang Naruto terlihat menjatuhkan ranting pohon yang sudah diambilnya. Begitu berulang kali hingga Shino bosan melihatnya.

"Naruto"
"Eh? Shino. Kenapa kau ada disini, ttebayo?"
"Menurutmu?"
"Huft aku sudah bilang aku tidak memerlukan bantuan siapapun."
"Kau yakin?"
"Tentu saja, ttebayo"
"Kenapa kau tidak minta maaf saja agar masalah ini selesai?"
"Maksudmu?"
"Kau tentu tau maksudku"

Shino berlalu meninggalkan Naruto untuk mencari lebih banyak kayu bakar.
Naruto diam mencerna kalimat Shino. Minta maaf?
Ya, kenapa dia tidak minta maaf saja dan menjelaskan semua kesalahpahaman ini?
Tapi
Jika menjelaskan, maka ia harus menjelaskan pula perasaannya yang sebenarnya terhadap Hinata.

"Tidak. Hinata pasti akan sangat membenciku jika tau apa tujuanku sebenarnya dalam misi ini. Dia pasti akan menganggapku main-main terhadap misi dan membuat semuanya menjadi kacau. Tapi jika seperti ini terus, hatiku sakit. Sakit saat melihat Hinata memalingkan wajahnya saat melihatku. Sakit karna tak ada senyum atau rona merah di pipinya saat bersamaku. Haruskah?"

Brakkk
Aaaa...

Terdengar suara jeritan seorang wanita yang sangat Naruto yakini bahwa itu adalah

"Hinata..."

Dengan sekuat tenaga, Naruto berlari secepat mungkin menuju arah gubuk. Karena jalan terlalu licin, ia beberapa kali terjatuh dan semua ranting yang ia bawa berhamburan. Namun ia tak mempedulikan dirinya apalagi ranting yang ia bawa.
Ia sangat cemas dengan keadaan Hinata.

Shino yang mendengar suara itu juga segera berlari sekuat tenaga. Namun berbeda dengan Naruto yang berlari sangat brutal, Shino cenderung hati-hati sehingga ia tak terjatuh di jalan bersalju yang licin.

Sesampainya Naruto di gubuk, ia sangat tercengang. Keadaan gubuk sangatlah kacau, bahkan hampir roboh karna salah satu tiangnya patah.
Tidak satupun orang terlihat dalam gubuk itu.
Dimana Hinata?
Dimana Kiba dan Akamaru?
Dan kenapa tidak ada jejak apapun?

"Hinata, dimana kamu? Kiba, Akamaru? Dimana kalian"

Naruto melihat sekeliling gubuk dan semuanya terlihat tenang, sepi, senyap. Bahkan burung hantu yang sebelumnya terlihat bertengger di salah satu dahan bersalju masih berada pada tempatnya, seolah tak terusik apapun dan tak ada yang terjadi.

"Hinata. Kumohon muncullah"

Naruto berlari kesana kemari kesetanan. Berkali-kali ia terjatuh dan terguling di salju.

"Hey penjahat brengsek, keluar kau!! Kembalikan Hinata! Kembalikan teman-temanku!!"

Sunyi

Tak ada jawaban apapun
Tak ada suara apapun

"Kuso kuso kuso"

Naruto memukuli salju yang selalu tampak menebal. Ia sangat marah sekarang. Marah pada siapapun yang menculik Hinatanya.

Lalu dari kejauhan, Shino muncul sambil membawa kayu bakar. Ia tampak tenang, namun khawatir.
Dari teriakan Naruto, ia tau kalau Kiba, Akamaru, serta Hinata menghilang. Tanpa berpikir panjang Shino mengirim serangga-serangganya untuk mendeteksi keberadaan teman-temannya.

"Tenanglah Naruto, seranggaku sudah kukirim untuk mencari mereka."
"Bagaimana mungkin aku bisa tenang jika Hinata menghilang hah? Bagaimana kalau dia terbunuh?"
"Apa kau masih menganggapnya selemah itu?"

Naruto menegang. Ia teringat Hinata yang marah padanya karena menganggap ia lemah. Dia lalu menunduk dalam.

"Ini semua salahku. Andai aku tak meninggalkan tempat ini, pasti Hinata tidak akan menghilang. Hinata, tunggu aku. Aku pasti akan menyelamatkanmu.
Tajuu kage bunshin no jutsu!"

Ribuan bunshin Naruto bermunculan.

"Kalian semua, cepat temukan Hinata. Jangan menghilang sebelum Hinata berhasil ditemukan!!"
"Yosh"

Bunshin Naruto berlari ke semua penjuru, menyebar mencari keberadaan Hinata, Kiba dan Akamaru. Sementara Naruto dan Shino memeriksa kekacauan yang ada di gubuk, berharap menemukan sebuah petunjuk dari menghilangnya Hinata, Kiba, dan Akamaru.

my first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang