4

3.5K 364 8
                                    

«●»

Lisa sudah mendapatkan sebuah tempat tinggal, sebuah rumah kecil yang tidak jauh dari Galleria Foret. Rumah itu punya 3 kamar tidur, sebuah kamar mandi, dapur, ruang tengah yang tidak terlalu besar namun cukup menampung satu set sofa, juga teras dan halaman belakang kecil. Ada pagar batu yang mengelilingi rumah itu, namun hanya satu mobil yang bisa di parkir di halaman depan rumahnya.

Tapi bukan masalah, toh Lisa pun memiliki mobilnya sendiri. Perusahaan bilang mereka akan memberinya fasilitas sebuah mobil namun itu baru bisa di dapatnya pada hari Senin mendatang.

Tidak perlu banyak penyesuaian diri sebelum ia mulai bekerja. Yang perlu di lakukannya hanya datang bekerja dan mulai lagi karirnya dari awal. Sebagai seorang bagian dari sebuah tim personalia di perusahaan tempat keluarga Ten menabung saham mereka. Di perusahaan itu, ayah Ten memiliki beberapa saham, tidak sampai menjadi pemilik saham tertinggi memang, namun saham yang dimilikinya cukup untuk membuat Lisa diterima bekerja disana.

Pekerjaan itu sebagai rasa terimakasih ayah Ten karena Lisa sudah membantu dan mengawasi Ten selama mereka tinggal di Korea beberapa tahun belakangan.

"Jadi disini kau tinggal sekarang?" sapa Ten yang di Minggu malam ini kebetulan punya waktu luang untuk mengunjungi Lisa. "Rumah yang bagus,"

"Aku menyewanya untuk satu tahun," jawab Lisa sembari mempersilahkan Ten untuk duduk. "Tapi kurasa rumah ini akan sedikit berubah setelah satu minggu ku tinggali,"

"Ya. Kurasa akan ada banyak pakaian kotor dimana-mana, tumpukan piring kotor di wastafel, aroma lavender atau apel yang sangat kuat untuk menutupi bau busuk dari tempat sampah, makanan-makanan basi di kulkas. Kurasa kau akan butuh asisten rumah tangga,"

"Wah... terimakasih atas pujian mendetailmu... ah... apa kau sudah menghubungi orangtuamu?" tanya Lisa yang kemudian menyuguhkan sebotol kopi kemasan untuk Ten. "Bagaimana kabar teman-temanmu?"

"Aku akan menghubunginya setelah dari sini. Dan teman-temanku? Mereka patah hati ketika mendengar beritamu menikah, lalu tersenyum bahagia saat kau bercerai dan kembali bersedih saat tahu kau pensiun dan kembali ke Thailand. Aku belum memberitahu mereka kalau kau akan kembali bekerja disini, aku bilang sore ini akan mengantarmu ke bandara,"

"Haruskah kita pergi ke bandara sungguhan? Aku bisa mengantarmu pulang ke Thailand," canda Lisa yang sudah cukup lama mengenal Ten dan tahu kalau Ten tidak begitu senang kalau harus datang ke Thailand. Ten sedikit bermasalah dengan kakeknya, dan keluarga Ten tinggal bersama sang kakek di Thailand.

"Tidak perlu, terima kasih," jawab Ten. "Ku dengar kau berkencan dengan Mario. Sungguhan?"

"Apa yang akan kau lakuka kalau itu sungguhan dan bagaimana kalau tidak?"

"Aku akan memberitahu Taeyong hyung kalau kau berkencan dengan Mario, lalu membuat Taeyong hyung melupakanmu dan mendapat bayaran dari Irene kalau mereka sampai berhasil berkencan,"

"Woah... sekarang kau mengambil keuntungan dariku? Dari temanmu sendiri?"

"Tentu saja, itu alasan kita berteman," balas Ten dengan wajah tak tahu malunya. Jam terus berdetak dan Ten pergi dari sana setelah malam menjadi semakin larut.

Di keesokan paginya, di Senin pagi yang sibuk Lisa mulai berangkat ke tempat kerjanya yang baru. Mungkin menari dan bekerja di YG tetap akan terasa lebih menyenangkan dibanding pergi ke sebuah perusahaan dan bekerja disana. Namun ia sudah mengkonfirmasi berita pensiunnya dua tahun lalu. Di setiap langkahnya menuju Galleria Foret, Lisa bertanya-tanya apakah ia bisa kembali. Namun jawaban yang dapat ditemukannya hanyalah— tidak. Lisa tidak bisa kembali, ia sudah membunuh seorang pria. Lisa sudah membidik kepala seorang pria dengan pistolnya kemudian menekan pelatuknya. Lisa sudah menembak mati seorang pria dan ia tidak bisa kembali masuk dalam kehidupan baru pria itu.

Lisa tiba di perusahaan setelah ia menaiki taxi selama hampir 15 menit. Gadis itu tiba disana dan langsung berbaur dengan seluruh rekan kerjanya yang baru. Tidak sulit karena sebagian besar dari mereka sudah mengenalnya. Siapa yang tidak akan mengenal mantan istri seorang bintang besar seperti G Dragon, kecuali orang itu hidup di dunia lain.

Dan ya, benar saja, di perusahaan itu, Lisa bertemu dengan seorang pria dari dunia lain. Seorang pria yang tidak mengenalnya, seorang pria yang tidak tahu bagaimana kisah hidupnya yang terbeber bebas di layar kaca. Namanya Lee Minhyuk, seorang pria yang bekerja sebagai kepala produksi, orang bilang pria itu sudah terlalu lama menghabiskan waktunya di kandang, meneliti tentang ternak dan segala cara untuk meningkatkan produksi peternakan milik perusahaan. Orang bilang, pria itu sudah membuat banyak hal yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Seorang pria pendiam yang kompeten dan profesional terhadap pekerjaannya.

"Karena kau belum pernah bekerja di perusahaan manapun- maksudku kau belum punya pengalaman bekerja disini, kau bisa bertanya pada kepala produksi dan kepala marketing disini apa-apa saja yang perlu kau bantu," ucap seorang wakil kepala personalia yang posisinya akan Lisa gantikan. Pria itu biasa di panggil tuan Shin, dan ia mengundurkan diri karena ingin kembali kerumahnya di Los Angles. "Kepala produksi, Lee Minhyuk dan kepala marketing Seo Eunkwang,"

"Lalu kepala personalia? Bukankah dia atasan langsungku?"

"Ng... kepala yang satu itu hampir tidak pernah datang kesini. Dia anak direktur Jung dan dia hanya datang untuk meeting, kau mungkin akan menemuinya satu atau dua kali dalam sebulan, namanya Jung Joonyoung,"

"Penyanyi Jung Joonyoung?" tanya Lisa yang baru tahu kalau teman mantan suaminya ternyata bekerja di tempat itu. Jiyong pernah memberitahunya kalau orangtua Joonyoung menjadi direktur disalah satu perusahaan makanan, namun Lisa tidak pernah peduli sebelumnya. Lisa tidak pernah berfikir kalau ia akan berakhir di tempatnya sekarang berdiri.

"Ya, penyanyi Jung Joonyoung. Tuan Jung direktur disini dan penyanyi itu putranya," jawab pria itu sedikit berbisik sembari melirik ke sebuah ruangan di belakang Lisa. Ruangan yang terlihat mewah dengan tulisan 'direktur' di pintunya. "Pekerjaanmu akan mirip dengan kepala Personalia,"

"Ah... begitu, kalau begitu apa aku juga harus pergi ke pabrik atau bagaimana?"

"Pabrik? Pabrik apa?"

"Bukankah ini perusahaan-"

"Ah... maksudmu pabrik nugget dan sosisnya? Perusahaan ini memang punya pabrik seperti itu, tapi kita tidak bekerja disana. Produksi makanan siap saji itu punya kantor dan direktur sendiri, tapi tidak di Seoul. Kalau disini, kantor ini hanya akan mengurus bahan bakunya, kita memelihara sapi, domba dan ayam lalu menjual daging dan telur mereka ke pabrik makannya. Jadi kau tidak akan ke pabrik tapi mungkin akan berkunjung ke peternakannya. Tapi jangan khawatir, peternakan disini sama sekali tidak kotor, bahkan cenderung lebih bersih daripada rumah kebanyakan orang,"

"Apa ini penggantimu?" tegur seorang pria dengan senyum cerahnya, suara khasnya seindah suara seorang penyanyi. "Eoh? Bukankah ini Lalisa Blackpink?"

"Kau mengenaliku? Annyeonghaseyo,"

"Tentu saja... aku menyukai lagu-lagumu, ah dan namaku Seo Eunkwang, aku kepala marketing disini," sapa ramah pria itu membuat Lisa kembali tersenyum dan merasa aman, Lisa harap pekerjaannya tidak akan terlalu sulit.

"Ne... namaku Lalisa dan senang bertemu denganmu kepala Seo," balas Lisa tidak kalah ramah. Lisa merasa ia bisa melakukan pekerjaan ini, Lisa merasa pekerjaan itu tetap lebih baik dibanding tinggal di rumah dan dipaksa berkencan dengan berbagai pria yang tidak di sukainya.

«●»

No Trust Without UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang