17

2.4K 272 5
                                    

«●»

Aroma asap dari arang, suara daging yang mendesis diatas panggangan, dentingan sloki-sloki berisi soju, gelak tawa sekelompok mahasiswa dimeja sebelah, dan siaran berita malam dari TV restoran sama sekali tidak membuat Lisa merasa terganggu. Gadis itu duduk di sana, di sebuah restoran BBQ bersama beberapa potong daging yang hampir hangus diatas panggangannya.

Lisa sama sekali tidak menyentuh dagingnya. Masih ada sepiring penuh daging diatas mejanya namun gadis itu tidak juga selesai memanggang beberapa daging diatas panggangan. Gadis itu hanya memperhatikan dagingnya yang perlahan-lahan mulai menghitam sembari meminum sodanya. Soju? Lisa tidak berani menyentuhnya, gadis itu tidak berani mabuk sendirian dan membuat masalah disana.

Gadis itu hanya perlu melumuri tenggorokannya yang selalu kering dengan sesuatu dan cola menjadi pilihannya. Desis cola didalam mulutnya membuatnya merasa hidup, membuatnya tahu kalau ia masih hidup dan dapat merasakan sesuatu. Seharusnya ia menyantap makanan pedas atau apapun yang dapat membuatnya merasa lebih baik. Begitu keluar dari apartement Jiyong tadi, air matanya mengering dan ada banyak tekanan yang menindih dadanya. Perasaannya membuat dadanya terasa sangat sesak namun tidak ia tidak dapat melepaskan belenggu itu.

"Kau sedang memanggang daging atau membuat arang nona?" tegur seorang pria tidak di kenal yang tiba-tiba saja duduk dihadapan Lisa. Pria itu kemudian memesan sebotol soju dan beer, membuat Lisa mengangkat kepalanya untuk melihat seseorang yang duduk di hadapannya. Lisa tidak mengenal pria itu, namun wajahnya terlihat familiar.

"Apa kau reporter?" tanya Lisa sementara si pria hanya menaikan sebelah alisnya. "Kau akan menulis apa yang kau lihat? Lalisa Manoban mantan maknae Blackpink-"

"Duduk didepan apartement G Dragon seperti gadis putus asa? Atau Lalisa Manoban yang mencoba mabuk dengan tiga kaleng cola? Perutmu tidak sakit? Cola itu bisa menambah berat badanmu,"

"Ah begitu? Kurasa itu bukan masalah,"

"Kau benar-benar ingin pensiun rupanya," balas pria itu yang kemudian merebut pencapit dari tangan Lisa dan menggantikan gadis itu memanggang dagingnya. "Aku bukan reporter gossip, jadi jangan khawatir, aku melihatmu di rekaman cctv saat sedang meliput berita pencurian di Galleria Foret," lanjut pria yang kemudian menaruh selembar kartu nama di hadapan Lisa.

Namanya Yoon Doojoon, dari kartu namanya Lisa bisa mengerti kenapa wajah pria itu familiar, pria itu adalah reporter sekaligus pembawa berita di salah satu stasiun TV. Pria itu sempat terkenal karena berani meliput mengenai kasus pengeboman dan terorisme yang melibatkan Mentri Pertahanan. Pria itu di culik dan hampir saja mati bersama si teroris. 

"Ah... jadi ada pencurian sungguhan?" tanya Lisa yang sebenarnya tidak begitu peduli. Ia hanya ingat kalau Jiyong sempat menyebut pencurian beberapa jam lalu.

"Kurasa kau perlu menonton berita," balas pria itu. "Kau pasti bisa tertidur tanpa perlu berusaha mabuk dengan cola, kalau menontonnya,"

"Tapi kenapa kau ada disini?" tanya Lisa masih sambil memegangi kaleng colanya, sementara Doojoon mulai memanggang beberapa daging baru. "Kau akan menulis berita tentangku?"

"Tidak kah kau lihat kalau semua meja sedang penuh? Tempat ini ramai dan kau hanya membuat arang disini," 

"Baiklah aku pergi," jawab Lisa yang kemudian memanggil pelayan restoran itu dan meminta tagihannya. Lisa yang membayar semua makanan di atas mejanya, namun beberapa orang menoleh dan menatap curiga pada mereka. Membuat Lisa dan Doojoon terlihat seperti sepasang kekasih yang ketahuan ketika berkencan diam-diam.

"Tunggu nona Manoban, aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan untukmu," ucap Doojoon yang kemudian mengejar Lisa yang sudah lebih dulu keluar dari restoran. Doojoon tidak berniat untuk pergi namun lirikan orang-orang disana membuatnya merasa harus melakukan sesuatu— sebelum ia terkena skandal dengan seorang mantan idol. "Ku dengar kau tidak ingin kembali ke agensimu, bagaimana kalau kau memutar kemudi mu dan beralih menjadi penyiar berita?" tanya Doojoon sedikit berteriak, berharap orang-orang disana dapat menerima alasannya mendekati Lisa. Walaupun dalam hatinya Doojoon sedang menyesali perbuatannya karena duduk didepan Lisa tadi.

No Trust Without UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang