14

2.1K 277 10
                                    

«●»

Setibanya di agensi, Jiyong menghentikan mobilnya didepan lobby utama, pria itu terlalu malas mencari tempat parkir sehingga ia meminta seorang petugas di pintu depan untuk memarkirkan mobilnya. Kepalanya masih sibuk memikirkan Lisa yang tadi merokok bersama seorang pria. Jiyong tidak tahu kalau Lisa mulai kembali merokok, dan Jiyong tidak tahu kenapa Lisa terus tersenyum pada pria itu tadi. Jiyong bahkan tidak tahu siapa pria tadi. Mungkin salah satu koleganya atau hanya seorang yang tidak sengaja bertemu saat sedang berada di area merokok.

"Annyeonghaseyo sunbaenim," sapa seorang gadis yang berjalan disebelah Jiyong, melangkah masuk kedalam agensi bersama.

"Oh annyeong," balas Jiyong seperti biasanya, seperti ia biasa membalas sapaan junior-juniornya di agensi.

"Sunbaenim, apa kau sudah tahu kalau Lisa bekerja di galleria foret? Kalian sudah bertemu?" tanya Rose yang membuat Jiyong kemudian harus berhenti ditengah lobby agensi dan mengobrol dengan Rose disana. Berdiri berhadapan ditengah lobby.

"Kapan kau terakhir kali bertemu Lisa?"

"Setelah mengantarnya pindah kerumah baru? Aku baru saja kembali dari LA,"

"Menemui Chaerin? Untuk albummu?" tanya Jiyong dan Rose menganggukan kepalanya. "Apa Lisa sudah punya kekasih sekarang?"

"Kenapa sunbaenim menanyakan itu? Sunbaenim masih-"

"Aku perlu tahu untuk memutuskan akan berkencan juga atau tidak," jawab Jiyong. "Aku tidak ingin menjadi yang pertama berkencan setelah berpisah,"

"Mwo?!" pekik terkejut Rose terdengar sangat kesal, bagi Rose, Jiyong terdengar seperti seorang berengsek yang ingin berkencan namun tidak ingin mendahului Lisa. Siapapun yang ingin Jiyong kencani saat itu, siapapun yang berkencan lebih dulu diantara mereka akan terlihat lebih buruk dari lainnya. Mereka membuat pernyataan kalau mereka bercerai bukan karena orang ketiga, namun kalau Jiyong berkencan lebih dulu, orang-orang tidak akan mempercayai pernyataan pertama mereka dulu. Setidaknya itulah yang Rose pikirkan ketika mendengar pertanyaan Jiyong. "Sunbaenim yang menceraikan Lisa dan sekarang tidak ingin terlihat berengsek karena lebih dulu berkencan dengan orang lain?"

"Ne? Siapa yang menceraikan siapa? Temanmu yang menceraikanku,"

"Di dokumennya sunbaenim yang menggugat, bukankah itu artinya sunbaenim yang menceraikannya?"

"Ah... dokumen?" tanya Jiyong dan Rose mengangguk. "Itu hanya agar sidangnya lebih mudah. Butuh lebih banyak mediasi kalau wanita yang menggugat. Tapi kenapa kau tahu soal dokumennya? Lisa menunjukan dokumennya? Augh... benar-benar tidak ada rahasia ya diantara wanita? Tsk..."

"Kenapa tidak adil begitu?" tanya Rose dan Jiyong hanya mengangkat bahunya. Untuk apa juga seorang Kwon Jiyong mengetahui hal-hal semacam itu, toh pada akhirnya ia sudah bercerai.

"Jadi dia berkencan atau tidak?"

"Aku tidak tahu, tapi baru saja Lisa bilang kalau ada seorang atasannya yang bilang Lisa mirip dengan mantan istrinya. Tapi sunbaenim, bolehkah aku memanggilmu oppa lagi?"

"Apa ada yang melarangmu memanggilku begitu?"

"Tidak, tapi aku memanggilmu oppa karena Lisa memanggilmu begitu, lalu setelah bercerai dia berhenti memanggilmu oppa, aku jadi sedikit bingung harus memanggilmu bagaimana jadi aku memanggilmu sunbaenim,"

"Ah... jadi Lisa benar-benar berhenti memanggilku oppa? Ku pikir itu hanya perasaanku saja," jawab Jiyong sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Ah... dan kapan Lisa mulai kembali merokok?"

"Lisa merokok?! Lagi?! Bukankah dia sudah berjanji tidak akan merokok lagi setelah kalian berkencan?? Aku tidak tahu kalau Lisa mulai merokok lagi, akan ku tanyakan nanti," jawab Rose yang kemudian langsung meraih handphonenya, berniat untuk mengetik pesan di ruang obrolannya bersama member Blackpink lainnya.

Rose masih mengetik, berniat menanyakan kapan dan alasan Lisa kembali merokok, namun ditengah gerakan Rose, Jiyong menahan gadis itu.

"Tidak perlu ditanyakan, kalau dia tidak memberitahumu, berarti dia tidak ingin kalian berempat tahu. Dia pasti punya alasan dan tidak ingin kalian khawatir," ucap Jiyong yang kemudian meraih handphone Rose dan menghapus apa yang sudah Rose ketik disana.

"Oppa melihatnya merokok ya?" tanya Rose dan Jiyong hanya memberi sebuah anggukan kecil. "Lisa selalu bilang kalau dia memang menginginkan perceraian kalian, kurasa itu tidak membuatnya stress. Ah... kurasa dia stress karena pekerjaannya, Lisa selalu mengeluh setiap sore dan bilang kalau pekerjaannya membosankan, kalau perkerjaannya sulit dan kalau atasannya selalu mememarahinya. Atasan yang ternyata bersikap begitu karena Lisa mirip dengan mantan istrinya. Jisoo eonni juga bilang kalau kemarin Lisa sakit karena terlalu stress bekerja. Tidak bisakah oppa meminta Yang Sajjangnim untuk menerima Lisa kembali kesini?"

"Hyunsuk hyung tidak ingin Lisa kembali ke agensi?"

"Anniyo, Yang Sajjangnim tidak mengatakan apapun. Dia juga tidak menawari Lisa untuk kembali kesini. Untuk YGX kemarin, Lisa yang meminta Yang Sajjangnim untuk menerimanya. Memang alasannya karena Donghyuk dan Seunghoon oppa tapi Lisa yang secara pribadi menemui Yang Sajjangnim agar di izinkan bergabung dengan project YGX kemarin,"

Jiyong terdiam. Rasanya ia tahu betul alasan kenapa Lisa tidak kembali ke agensi. Dan si atasan yang Rose ceritakan juga terasa sangat mengganggu.

"Aku akan membicarakannya dengan Yang Sajjangnim setelah yakin kalau Lisa memang benar-benar ingin kembali ke agensi," jawab Jiyong yang kemudian mengakhiri obrolan mereka dengan alasan kalau beberapa orang sudah menunggunya di studio.

Sementara Jiyong pergi dengan urusannya, Rose pun sama. Gadis itu berjalan menuju ruang latihannya sembari mengetik sebuah pesan, ia ingin memberitahu Lisa kalau mungkin gadis itu bisa kembali ke agensi dan Lisa langsung menelponnya begitu pesannya terkirim.

"Hal-"

"Apa maksudmu Rose?" tanya Lisa tanpa sempat berbasa-basi. "Apa maksudmu aku akan kembali ke agensi?"

"Ah... tadi aku bertemu dengan Jiyong oppa, lalu aku bilang kalau kau ingin kembali dan meminta bantuannya. Aku tahu rasanya pasti canggung karena dia mantan suamimu, tapi Jiyong oppa kelihatannya masih memperhatikanmu, jadi aku memberitahunya dan tadi dia bilang akan membantumu, dia akan bicara pada Yang Sajjangnim kalau kau ingin kembali ke agensi,"

"Apa yang kau katakan padanya?"

"Aku hanya bilang kalau ada atasan yang sering membuatmu kesulitan dan sering memarahimu. Lalu dia terlihat iba, jadi aku bilang kalau kau ingin kembali ke agensi. Dan dia bilang, dia akan membantumu bicara pada Yang Sajjangnim," jelas Rose di susul helaan nafas kasar dari Lisa. "Kenapa? Kau tidak terdengar senang, apa aku seharusnya tidak mengatakan apapun pada Jiyong oppa?"

"Ya, kau seharusnya tidak mengatakan apapun padanya," jawab Lisa yang terdengar sama sekali tidak senang, gadis itu bahkan terdengar marah karena cerita Rose. "Bisakah sekarang kau menemuinya lagi dan memberitahunya kalau kau- anniyo, beritahu dia kalau aku tidak ingin kembali ke agensi saja, ku mohon... kalau kau tidak memberitahunya, aku terpaksa harus kembali ke Thailand,"

"Kenapa be-"

"Tolong Rose, temui dia sekarang dan beritahu dia kalau aku tidak ingin kembali ke agensi," ucap Lisa yang menjadi akhir dari pembicaraan mereka di telpon saat itu.

«●»

No Trust Without UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang