2

42 7 4
                                    

Cloudyra ~~~          


Ku buka perlahan mata ku ketika seperti ada yang memeluk ku. 

Lengan siapa ini?  Dengan mata yang masih sedikit tertutup,  ku pastikan bahwa aku tidak tengah bermimpi.

"Park Jaehyung "

Suara serak khas bangun tidur nya menyapa indera pendengaran ku.  Awal nya aku ingin membalikkan tubuh ku menghadap nya,  namun ia semakin mempererat pelukan nya.

"Kenapa kamu tidur di kamar ku?. Kamu bahkan tidak meminta izin padaku." Jae semakin menenggelam kan wajah nya pada ceruk leher ku.

"Aku takut.  Lagipula sudah lama kita tidak seperti ini.  Aku rindu masa ini. " Ya,  kami sudah terbiasa tidur bersama,  karena sejak kecil kami memang selalu bersama. Ku hela nafas ku sembari memejam kan mata.

"Jae,  jika cinta hanya untuk menyakit kan,  lantas mengapa tuhan memberikan rasa pada setiap insan nya?. "
Bisa ku dengar Jae sedikit tertawa.

"Manusia didunia yang masuk ke dalam kehidupan kita itu punya tugas masing-masing. Bisa jadi ia masuk ke kehidupan kita untuk memberi kita petunjuk atau pelajaran. Bisa jadi ia masuk ke kehidupan kita buat memberi kita kenangan." Jae semakin mempererat pelukan nya hingga rasanya untuk bernafas pun susah.

Kita terdiam.  Hanya deru nafas yang terdengar sesaat.

"Apa kamu masih belum bisa melupakan nya?. " aku tersenyum pedih.

"Aku ingin melupakan nya.  Tapi aku belum terbiasa. Apa kamu juga telah mendapat kan pengganti nya? " kini aku yang berbalik tanya pada Jae.  Ya,  ku tau cinta Jae bertepuk sebelah tangan.  Wanita yang di gilai nya ternyata memilih lelaki lain.

Dia masih terdiam.

"Apa kamu tidak akan bangun Jae?  Ini sudah siang. " aku mengalih kan semua nya.  Lagipula jam sudah menunjuk kan pukul 8 pagi.  Pasti Wonpil dan Yuzi sudah di dapur sekarang.

"Sebentar lagi aku ada penerbangan ke LA. " sahut nya pelan tapi berhasil membuat bola mata dan tubuh ku reflek terkejut.

"Kamu mau ke LA?  Kenapa mendadak?. " aku langsung turun dari kasur dan berdiri di depannya.

"Daddy menyuruh ku kesana,  ada urusan penting. " Jae juga bangun sambil mengacak rambut pirang nya.

"Jae, aku ikut. " semelas mungkin ku buat wajah ku agar aku diajak oleh nya.  Aku juga merindukan Mama dan Papa ku.

"Ada Wonpil,  Yuzi dan Brian.  Aku hanya 3 hari saja disana. " ucap Jae sembari keluar dari kamar ku. 

Dasar tidak tau malu,  hanya memakai boxer, dia berani keluar kamar?  Oh God,  sadar kan sepupuku ini.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.

.
.
Setelah kepergian Jae ke bandara, aku berniat turun ke bawah.  Memeriksa keadaan cafe yang tengah di urus oleh dua manusia yang mungkin sedang falling in love.  Dari kemarin ku perhatikan mereka begitu akrab, bahkan sejalan.

Ting!

Dentingan lift dan terbukanya pintu lift bersamaan. Saat itulah ku langkah kan kaki ku keluar dari ruangan itu.
"Selamat pagi tuan putri " sapa Yuzi dan ku sambut dengan senyuman ku.  Aku sempat berfikir hal negatif tentang Yuzi.  Tapi ku rasa semua pemikiran ku salah.  Yuzi gadis yang baik,  walau dia selalu menghindar jika ditanya tentang keluarganya.  Mungkin belum saatnya.

"Jangan keluar, di luar panas. " Cegah Wonpil saat tangan ku hendak membuka pintu dapur.

"Bukan kah memang sedang musim panas?. " entah kenapa,  aku rasa Wonpil dan Jae itu punya naluri yang begitu kuat dalam menjaga seseorang.

COLORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang