4

29 6 0
                                    

Brian Kang~~~~~

Semilir angin senja yang tengah membelai wajah dan rambut ku seakan membawa otakku pada perputaran masa lalu. Ku pejam kan mata ku sembari menikmati semuanya. Aku merindukan nya, rindu ini terasa menyiksa walau setiap harinya aku berusaha mati-matian melepas semuanya.  Bukan kah takdir Tuhan tidak dapat dirubah?. Sesakit nya luka ini saat melepas kepergiannya,  dunia ini tidak akan berhenti berputar bukan?  Dunia memang kejam. Itu lah kenapa aku tidak ingin terpuruk oleh masalalu.

" Kei, bertahan.  Aku mohon. "

"Dokter, tolong selamat kan anak dan istriku. Aku mohon. "

"Ya Tuhan, aku mohon.  Tolong istri dan anak ku. "

"Maaf Pak, ibu Keira tidak mampu kami selamat kan.  Dan,  anak bapak juga tidak mampu tertolong karena keduanya dalam masa genting dan tidak mampu bertahan. "

Deg!

Kubuka mata ku.  Apa ini?  Air mata? Aku menangis?.  Percakapan-percakapan di masalalu terus bergumul di fikiran ku.  Membuat rasa bersalah itu semakin besar.
Tapi aku tidak harus selamanya berada di posisi ini, aku ingin mereka melihatku bahagia agar mereka juga bahagia.

"Brian! "

Aku menoleh kebelakang saat kudengar ada yang menyebut namaku.

Cloudyra.

Dan

Park Jaehyung.

Oh iya, aku lupa jika hari ini Jae pulang dari LA. Aku dan Jae mulai dekat karena Cloudyra. Aku tidak tau pasti dengan masa lalunya,  tapi hatiku terasa sakit setiap melihat nya menangis.  Entah apa istimewanya lelaki itu sampai rela ia membuang airmata untuk pria yang jelas tidak peduli padanya. But,  love is blind.

"Kamu sedang apa disini sendirian? Uummmh,  udaranya sejuk. " Cloudyra merentang kan kedua tangan nya dan menghirup udara dengan kuat. Aku tidak menjawab,  hanya tersenyum.
"Kamu sudah lama tiba di Korea Jae? " tanya ku memecah suasana.

"Baru beberapa jam yang lalu. Sebenarnya aku lelah,  tapi bayi besar ini mengajakku keliling taman." Jae memutar bola matanya. 

Mereka duduk di bangku taman dimana aku sedang merenung tadi.  Senyum di bibir peach Cloudyra seakan tidak pudar. Tidak tau apa alasannya, aku menyukai wanita seperti Cloudy ini.  Gadis yang selalu ingin terlihat kuat walau sebenarnya lemah. Aku fikir awalnya aku jatuh cinta padanya,  karena sikap, sifat dan kepribadiannya tidak terlalu jauh dengan Keira. Ternyata semua hanya rasa kagum belaka. Aku bahkan belum sepenuh nya bisa membuka hati untuk siapun.

"Aku akan membeli minuman di ujung sana.  Kalian tunggu disini. " aku beranjak pergi ke kedai yang menjual sejumlah makanan ringan dan ice cream.  Aku fikir wanita lebih suka ice cream, jadi aku membeli nya untuk kami bertiga.

Setibanya aku, mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing-masing.  Jae yang sibuk mempromosikan menu baru di cafenya dan Cloudy sibuk menggeser foto-foto kucing di ponsel nya.  Ku fikir keberadaan ku ini tidak dianggap.  Tidak ada yang menyadari kehadiran ku.  Bahkan saat ini aku tepat di samping Cloudy, tapi ia tidak mengindahkan sama sekali. Ku fikir lebih baik aku pergi,  tapi lengan mungil menahan ku.

COLORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang