6

29 5 6
                                    

Yun Juan..................

Aku tiba di Korea sekitar pukul  5 sore. Negeri ginseng ini memang indah adanya. Ini kali pertama aku menjejak kan kaki ku di Negeri orang. Aku berkutat dengan ponsel ku untuk membalas pesan seseorang.

Cloudyra.

Teman SMA ku.  Kami cukup dekat saat SMA. Namun aku pindah ke Cina karena Ayah memaksaku masuk ke perguruan tinggi di Cina.  Dan ini,  kali pertama aku akan bertemu dengan nya setelah sekian lama.

Aku terus mengitari kota ini,  mencari alamat dengan petunjuk ' Jaesix caffe ' . Sungguh aku benar-benar pusing mencari alamat dengan banyak nya tentengan di tanganku.

Ini langkah ku,  ku beranikam diriku keluar dari zona nyaman yang sesungguhnya.  Tapi ini menyenang kan bukan?  Aku meraih kebebasan yang seharus nya aku dapat kan.

Setelah pusing dengan putaran kaki ini.  Aku terduduk di bangku pinggir jalan.  Ku usap peluh yang berceceran di dahiku. Sungguh ini melah kan.  Aku ingin bertanya,  tapi aku tidak bisa bahasa Korea dan bahasa Inggris ku juga sangat tidak layak dijadikan pilihan.
Tak butuh waktu lama,  mataku tertuju pada orang-orang disekitaran ku.

'Jaesix Caffe'.

Aku menepuk jidat ku berulang kali. Dan kemudian lari ke arah cafe itu.  Saking senangnya, aku membuka pintu itu sedikit kasar dan...

Apa aku salah caffe?

Ada berapa banyak Jaesix Caffe dikorea?

Kenapa hanya ada pria dengan tampang yang sulit di artikan?  Apa dia terkejut? Tidak mungkin.

Dengan sisa nyali yang ada,  ku beranikan diriku bertanya. "Apakah disini ada wanita bernama Cloud.. "

" JUUUAAAAAAANNNNN!! "

Terjangan tubuh Cloudyra hampir membuat ku terjungkal kebelakang.
Tapi aku bahagia karena lelah ku terbayar oleh bertemunya aku dan Cloudy. Gadis ini masih sama , lembut dan tetap cantik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah berbincang di bawah,  aku naik ke lantai 5 untuk beristirahat. Jujur saja kaki ku terasa amat pegal dan nyeri setelah berjam-jam berjalan kaki.

"Tadi Cloudy bilang kamarnya yang pintu begambar ayam atau kucing?. " ku garuk kepala ku dan mengacak rambut ku.  Bisa-bisa nya aku lupa dalam sekejap.  Tanpa basa-basi kutancap kan kunci itu di lubang kenop.

"Tidak terkunci. "

Dan......

"AAAAHHHHHHHH!!!. "

Nyawa ku nyaris kabur dari raga ku setelah melihat kejadian ini. Seorang pria tengah memakai underware pink. Karena dia juga terkejut dan lari ke kamar mandi,  underware nya terlempar persis di hadapanku membuat wajah ku merona dan panas menyeruak di seluruh jiwa. Segera aku menjauh dari kamar itu dan masuk serta mengunci kamar dengan pintu bergambar kucing.  Kenapa aku begitu bodoh?  Tidak bisa membedakan mana gambar kucing dan mana gambar ayam.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini aku sudah bersibuk ria di dapur bersama Yuzi. Baru beberapa jam aku mengenalnya,  tapi kurasa Yuzi gadis yang baik. Dan ketahuilah,  Yuzi juga sangat perhatian.  Uuh,  aku jadi merindukan adik ku yang tengah bersama ibuku di Indonesia.

COLORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang