TRIPLE SURPRISE

87 11 9
                                        

Hembusan angin pagi mulai menerpa sebagian wajah dan rambut ku. Dengan sigap,  ku benahi kembali rambut ku yang terobrak-abrik karena terpaan angin yang cukup kencang. Entah sudah sekian lama aku berdiri disini menanti sesuatu yang tidak ku mengerti dan sungguh ini tidak pasti sama sekali,  tapi langkah ku enggan menjauh dari sini.

Drrrrttt... Drrrtttt.. Drrtt..

Lamunan ku terinterupsi oleh getaran ponsel ku yang tertera nama 'Jaehyung Park' di layar ponsel ku.

"Ya Jae.  Why?. "

"Where are You girl?  I'm busy here. Can you help me now?."

" Ya,  aku pulang sekarang. "

Tut!

Aku mengakhiri sambungan itu dan mulai menjauh dari tempat tadi. Langkah ku semakin cepat,  karena aku takut Jae akan marah pada ku karena tidak ada di tempat saat sibuk begini.  Pandangan ku fokus pada jalanan yang lumayan ramai oleh pejalan kaki.

Bruuukh!!!

"Awwww!! "

"Oh my God!. I'm sorry.  "
Sebuah tangan besar terulur menyambut di hadapan ku.  Lantas ku dongak kan kepala ku agar aku melihat wajah si empunya tangan.

Seorang pria.

"Hey!. "

Aku tersadar saat pria itu melambaikan tangan nya di wajah ku.  Entah apa yang kufikir kan,  tapi sekarang tujuan ku hanya segera sampai ke caffe.  Entah mengapa pagi tadi terasa begitu asing bagi ku hingga aku memutus kan untuk berjalan-jalan dan lupa jika hari ini caffe buka lebih awal.

"Are you okay?. " tanya nya sekali lagi.  Aku mengangguk lantas mencoba berdiri tanpa bantuan tangan nya yang sudah terulur sejak tadi.

" Aku tidak bisa berbahasa korea. Bahasa inggris ku juga tidak fasih.  Terserah kamu faham atau tidak dengan omongan ku.  Tapi aku berterima kasih dan maaf karena telah merepot kan mu. " Ucap ku dengan segera melangkah kan kaki ku. Namun,  pria itu menahan lengan ku hingga aku berbalik arah tepat di hadapan nya.

" Brian. " ia kembali mengulur kan tangan nya.

What the hell?  Apa di Korea begitu banyak immigrant dari Indonesia?  Sehingga banyak yang mengerti dan faham bahasa Indonesia.

"Cloudyra. " aku menjabat tangan nya.

"Kamu tinggal dimana?  Ayo ku antar pulang.  Tangan mu terluka karna aku." dia berbicara tanpa melepas tautan tangan kami.

"Tidak jauh dari sini.  Kamu pendatang baru atau bagaimana?. " demi tuhan,  aku baru memperhatikan pria ini ketika ia menggerek dua koper besar sekaligus.

"Oh itu.  Aku sedang mencari tempat tinggal. Aku ada pekerjaan disekitar sini.  " jelas nya.

"Jika kamu berminat,  di caffe milik sepupu ku ada penginapan nya.  Kamu boleh mencoba nya. " usul ku.  Ya mungkin aku orang yang gampang percaya terhadap orang yang baik pada ku.  But,  this is not big problem.

" Kamu serius?. " Aku menggangguk.  " Kalau begitu aku ikut dengan mu. "

Setelah mengantar dan menjelas kan pada Jae soal Brian,  aku duduk di kursi teras belakang dengan kotak P3K di meja. Perlahan-lahan ku bersih kan luka di telapak tangan kiri ku yang lumayan memar dan berdarah akibat gesekan aspal yang sangat kasar. Saat luka ku bersentuhan dengan kapas yang sudah di basahi alcohol,  rasa perih mulai menjalari luka-luka di tanganku.

"Aww!. " ringis ku masih dengan menotoli pelan-pelan luka ku dengan kapas.

"Apa yang terjadi?. " Jae tiba-tiba datang dari depan dan langsung menyambar kapas lalu mengambil alih mengompres lukaku.

COLORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang