16

27 5 7
                                    

Park Sungjin .........  

Terik mentari yang sangat menyengat ini pun seolah menggambarkan perasaan ku yang sedang berapi-api.  Entah bagaimana rasanya,  bertemu dengan seorang gadis yang dulu kuanggap sangat baik.  Dan ternyata,  dialah orang yang paling berbahaya.

Kim Jenny

Dia tengah ditahan atas tuntutan pembunuhan.  Ya,  dia hampir membunuh ayahku. Dia menabrak ayahku dengan kecepatan tinggi.  Membuat ayahku koma dan sedang tidak berdaya sekarang.

" Oraemania. " ucap Jenny sambil tersenyum.  Entah kenapa saat ini dia memakai bahasa Korea. Tapi tidak terlalu ku fikirkan itu.  Saat ini adalah cara menahan emosi ku agar tidak menghabisi wanita ini hingga lenyap dari bumi.

"Kenapa?  Kenapa kamu melakukannya?  ."

"Saranghae.  Neomu saranghae. " dia menetes kan air matanya.  Keadaannya sungguh buruk.

"Kamu bukan manusia Jen,  kamu tidak layak di sebut manusia.  Jika kamu mencintaiku,  harus nya kamu bahagia ketika aku bersama orang yang membuat ku bahagia.  Dan cara mu mencintai ku itu salah.  Dan maaf,  aku tidak bisa membalas perasaan itu. " aku ingin menyudahi semua ini. Setidak nya aku tau jika dia benar ditahan.  Jangan karena kekayaan orang tua nya jadi hukum juga semena mena.

"Kamu memilih nya dan meninggal kan ku padahal aku telah banyak berjuang.  Ini yang membuat ku marah.  Apa kurang nya aku Park Sungjin. " kata-kata nya melemah.  Membuat ku tersenyum miring merendahkan.  Sungguh dia tidak pantas menjadi manusia.

"Dia yang bersama ku dari awal.  Kamu hanya tidak tau bagaimana perjuangannya.  Jenny,  kelak kamu akan memdapatkan pasangan yang lebih baik dari aku.  Coba belajar mencari kebahagiaan mu tanpa merusak dan mengambil kebahagiaan orang lain.  Aku pergi. "  saat itu juga aku benar melangkah kan kaki ku keluar dari tempat yang amat suram itu.  Berharap tidak akan pernah bertemu dengan nya lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Langkah kaki ku menelusuri jalan setapak taman belakang rumah sakit.  Ku duduk kan bokong ku tepat di bangku panjang yang di penuhi daun mapel yang kering. Sedikit ku sapu dengan telapak tangan ku.  Udara panas,  tapi angin disini membuat nya seakan tidak menyapa dikulit. Kupandangi langit biru yang amat cerah dengan awan berbagai bentuk yang turut mengiasi.  Ku pejam kan mataku seolah ingin mengubur semua pemikiran ini.  Rasa lelah lelah menyeruak begitu saja.  Tubuh ku seakan tidak ingin berpijak lagi di bumi saat ini.  Fikiran ku kalut.  Kedua orang yang sangat penting bagiku,  kini tengah terbaring tanpa sedikit pun membuka mata.  Aku takut kehilangan mereka.

"Kamu disini?  Aku mencari mu sejak tadi. " Suara yang amat kurindukan itu akhirnya menyapa telinga ku hingga dengan segera ku buka mataku.

"Cloudyra. " suara ku tercekat.  Kerongkonganku terasa kering.  Sangat kering.  Gadis dengan setelan baju pasien dan bercak merah di tangan dan wajahnya.  Kini berdiri di hadapan ku.  Senyum nya yang lebar seakan membawa energi untukku. Jujur saja.  Aku memang membutuhkan nya.  Membutuhkan semangat darinya.

"Sungjin.  Jangan khawatir kan aku.  Aku akan baik-baik saja. " ucapnya kemudian memelukku.  Kepala ku tepat didadanya.  Karena saat ini aku sedang duduk.  Dia mengelus rambut belakangku. Nyaman.  Sedikit berkurang beban ini melihatnya dapat berdiri tegak dan memeluk ku.

"Tapi kamu sakit.  Aku takut kehilangan mu lagi. " ucapku.  Tangan ku terulur memeluk pinggangnya.

"Tidak akan.  Dan tidak akan pernah. " dia menengak kan kepala ku hingga bertemu pandangan dengan mata bulat nya.

" Kamu kenapa mencari ku Cloud?  Harusnya kamu istirahat saja. " dia masih memandangi ku.

"Mata mu bagus.  Ini yang membuatku tidak dapat tenang jika tidak memandang mata itu sedetik saja.  Kamu tau,  betapa tersiksanya hidup ku saat kamu pergi?  Dan sekarang,  aku tidak akan membiarkan mu pergi.  Barang sekedip mata pun.  Hahaha. " dia tertawa kemudian memelukku lagi.  Ya,  dia pengubah suasana.  Hatiku yang remuk perlahan mulai bersatu dengan sendirinya.  Bibir yang sejak tadi kaku kini mulai tergerak membentuk simpul senyum.  Dia benar gadis yang  berbeda dari banyak gadis yang kutemui.

COLORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang