14. Isabelle

363 28 10
                                        


Safiya, Archandra dan Putri sulung mereka, Isabelle telah selesai makan malam. Archandra meminta Isabelle untuk duduk bersama di ruang keluarga agar dapat mengobrol karena anak perempuannya itu semakin jarang di rumah.

"Isabelle, kamu baru saja makan, kok sudah tiduran sih?" tegur Safiya yang melihat anaknya langsung berbaring menghadap ke televisi di sofa setelah mereka selesai makan malam.

Isabelle bangkit duduk tanpa membantah, melirik kearah kedua orang tuanya yang ternyata sedang menatapnya.

Wanita muda itu tertawa pelan melihat ekspresi Ayahnya yang terlihat begitu serius menatapnya.

"Ayah kenapa?" tanya Isabelle.

"Mama bilang kamu ijin mau ke Eropa?" tanya Archandra.

"Iya. Kelvin ada tour Asia-Eropa selama dua bulan."

"Isabelle sampai kapan kamu akan bersikap seperti gadis kecil?"

"Maksud Ayah?"

"Isabelle, sudah bukan waktunya lagi untuk kamu fangirling membabi buta. Kamu perempuan 23 tahun, apa kamu lupa?" tanya Archandra kepada putri sulungnya.

"Iya." jawab Isabelle dengan santai.

"Kamu tahu kalau seharusnya kamu sudah mulai berpikir dewasa? Bertanggung jawab sama diri kamu?" Archandra menatap anaknya dengan gemas.

"Menurut Ayah, bagaimana pikiran perempuan dewasa? Dan bagian mana Bella tidak bertanggung jawab sama diri Bella?"

Archandra menarik nafasnya yang terasa berat lalu menghembuskannya dengan perlahan. Menatap wajah putrinya yang juga sedang menatapnya dengan mata meminta penjelasan padanya seakan wanita berumur 23 tahun itu adalah gadis kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Bukannya seharusnya kamu sudah memikirkan pekerjaan tetap? Mungkin punya pacar? Atau menikah?"

"Bella punya pekerjaan."

"Mengikuti Kelvin sepanjang hari bukan pekerjaan, Isabelle." ujar Archandra lelah.

"Apanya yang bukan pekerjaan? Maksud Ayah uang?" tanya Isabelle kepada Ayahnya.

"Bella dapat uang dari fansite, youtube, instagram." sambungnya karena Ayahnya hanya menatapnya dengan jengah.

"Ayah tahu Bella bisa keliling dunia, beli baju keren, makan enak di restoran terkenal yang Bella inginkan karena pekerjaan mengikuti Kelvin sepanjang hari." tambah Isabelle dengan senyuman lebar karena berhasil mematahkan semua argumen Ayahnya.

"Dapet darimana Bella semua itu, Yah?" mulut Bella berkerut lalu menambahkan "Uang jajan Bella berapa, emang?" sambung Isabelle melirik Ibunya yang hanya menatapnya datar.

"Pekerjaan bukan hanya tentang uang, Isabelle. Tapi juga sesuatu yang berguna bagi orang lain."

"Apa Ayah gak tahu seberapa bergunanya foto-foto dan video yang Bella upload di dunia maya? Ayah sesekali harus browsing, bagaimana fansite Bella sering crash kalo Bella mengupload video terbaru dari Kelvin. Bella udah minta bantuan Mama, tapi Mama gak pernah mau." Isabelle memberengut melirik Safiya.

Belum sempat Archandra bersuara, Isabelle kembali menambahkan,

"Dan soal menikah? Bella pengen kok, Yah. Tapi Kelvin belum mau menjadi pacar Bella. Bella sudah memikirkan pacar sejak dulu kok. Ini lagi usaha." jawab Isabelle dengan bangga.

"Ayah tidak setuju kamu mengejar Kelvin. Dia paman kamu!"

"Kami tidak sedarah." tantang Isabelle. Melirik sengit Ayahnya sengit dengan postur tubuh defensif.

IDOL : The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang