Kelvin terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu. Menatap sekeliling dan tersadar jika saat ini dia berada di ruang tamu apartement miliknya. Keringat dingin yang menetes di keningnya segera dihapus dengan punggung tangannya.Mimpi itu datang lagi, pikirnya.
Hampir sebulan yang lalu Kelvin bermimpi seorang wanita menikamnya tepat di dadanya. Tidak jelas siapa wanita itu dan alasan kenapa dia menikam Kelvin.
Kelvin melirik jam ditangannya. Pukul sepuluh malam. Dia tertidur di sofa selama hampir satu jam. Tahu jika sisa malam ini akan sama dengan malam-malam biasanya, Kelvin bangkit dari sofa, mengambil kunci mobilnya dan keluar.
"Ngapain lo kesini?" tanya Adi ketika membuka pintu apartemennya dan melihat Kelvin berdiri di depan pintu saat hampir tengah malam.
"Suruh masuk kek!" gerutu pria itu lalu melangkah masuk menuju ke arah ruang tengah dimana istri Adi, Rumi, sedang menonton televisi.
"Itu masuk sendiri." Adi mengikuti langkah Kelvin dan langsung duduk disamping istrinya. Menatap Kelvin dengan wajah penasaran, mengapa pria muda itu mengganggu istirahatnya.
"Assalamu allaikum, Kak."
"Waalaikum salam, Vin? Dari mana?" tegur istri Adi menyerahkan pipi kanannya dikecup oleh Kelvin.
"Apartement. Gimana keadaan Kakak?" Kelvin menatap Rumi dengan seksama. Masih berdiri di dekat sofa yang diduduki Rumi.
"Baik." jawab wanita itu dengan senyuman.
"Belum tidur?"
"Gak bisa tidur ini. Makanya kita nonton aja."
"Kakak sebenarnya sakit apa sih?" tanya Kelvin sambil duduk di seberang Rumi.
Rumi melirik suaminya lalu menjawab "Sakit baik."
"Emang ada sakit baik?" tanya Kelvin tidak mengerti.
"Dia hamil." jelas Adi dengan cepat.
Kelvin menatap Rumi lalu berpaling menatap Adi. "Serius?" tanya Kelvin ketika pandangannya kembali kepada Rumi.
"Iya, Vin. Lo bakalan punya keponakan." Rumi tersenyum.
"Astaga. Gue pikir Kakak sakit apa gitu, sampe Bang Adi mau pindah jadi staff." nada lega jelas terdengar dari suara Kelvin.
"Rumi yang minta gue kurangin aktifitas diluar kota." jelas Adi lagi.
"Ya gak harus jadi staff lah. Gue siapa yang ngurus?" gerutu Kelvin.
"Lo urus diri lo sendiri dong!"
"Ck. Bikin kesel aja." Kelvin memberengut.
"Si baby agak rewel, Vin. Kalo gak ada Adi, Kakak gak bisa." Rumi melirik Adi lalu melanjutkan. "Kakak sampe resign juga biar bisa ngerawat bayinya dengan baik."
"Bang Adi cuti ajalah sampe Kakak melahirkan, gak usah pindah."
"Lo sinting? Mana ada suami cuti enam bulan?"
"Tinggal ngomong ke Om Yudha. Gitu aja repot."
"Lo tuh suka ngegampangin masalah."
"Nanti gue yang ngomong ke Om Yudha."
"Serah lo!" Adi sudah malas meladeni Kelvin.
"Gue tidur sini ya Kak?" pinta Kelvin kepada Rumi.
"Emang lo tidur kalo malam? Paling lo maen game semalaman." potong Adi sebelum istrinya menjawab.
"Boleh dong." jawab Rumi, sebelumnya melirik tajam Adi dan pria itu langsung terdiam dan menatap televisi.
"Asik." seru Kelvin senang.

KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL : The Heirs
FanfictionFull Name : Muhammad Kelvin Notonegoro Stage Name : V Birthdate : Jakarta, 30 December 1995 Height : 179 cm Blood Type : AB