"Yura lagi menghadap ke Om Yudha." beritahu Adi kepada Kelvin yang sibuk bermain game di ponselnya.
"Hm." jawab Kelvin tanpa melepas pandangannya dari ponsel miliknya.
"Om Yudha sangat keberatan dengan sikap lo kali ini, Vin."
"Ck." balas Kelvin namun tetap sibuk dengan gamenya.
"Anak itu memang butuh kerjaan. Keluarganya bermasalah dengan uang."
"Mayur juga pasti digaji sama dia kan? Ya udah!"
"Kata Om Yudha, bukan bokap lo yang meminta Yura bekerja disini. Tapi Yura yang meminta ke Om Yudha."
"Abang jangan belain dia ya!"
"Yaelah! Ngapain gue bela bokap lo?"
"Kenapa Om Yudha gak bantah waktu gue tanya kemaren? Kalo Om Yudha gak tegas ngebantah, pasti ada hubungannya sama dia. Males mikirnya. Lagian gue juga yang bayar kompensasinya. Bikin kesel aja."
"Udah dibilang ini bukan soal duit. Ish! Bete gue ngomong sama lo." Adi menggeleng gemas menghadapi Kelvin.
"Gue cuma ngingetin lo.. Gue bakal sering gak kerja karena Rumi. Yura bisa dengan cepat ngikutin ritme kerja lo."
"Cari yang lain."
"Lo kira gampang nyari orang yang bisa sepenuhnya dipercaya selama dua puluh empat jam?" tanya Adi kepada Kelvin yang masih menatap ponselnya. Meskipun jari pria itu sibuk, Adi tahu, Kelvin tahu jika apa yang mereka bahas kali ini serius.
"Kalo memang lo curiga Yura itu suruhan bokap lo, bukannya itu lebih bagus?"
"Bang Adi!" tegur Kelvin menatap tajam Adi.
"Lo dengerin gue dulu."
"Apanya yang bagus?" tanya Kelvin.
Dalam hati Adi bersyukur karena bisa merebut perhatian Kelvin sepenuhnya. "Pertama, Yura gak bakalan mencelakai lo."
Kelvin memutar bola matanya mendengar alasan yang diberikan oleh Adi.
Adi tidak peduli dan terus mengungkapkan pemikirannya, "Kedua, kerjaannya bagus. Dia multitasking. Gak cerewet kayak biasanya perempuan, mandiri, cepet tanggap, cantik dan.. "
"Stop!" putus Kelvin. "Dia belum sebulan kerja dan Abang sudah sedalam itu tahu tentang Mayur? Bang, lo suka sama Mayur?" tanya Kelvin serius.
"Gila lo."
"Gue lapor Kak Rumi, tau rasa lo!" ancam Kelvin.
"Lo gila, gue lagi mesra-mesranya sama Rumi, lo mau recokin?" protes Adi.
"Berani maen api lo, Bang? Gue orang yang pertama hajar lo kalo itu terjadi!"
Adi merubah posisi berdirinya dan menatap Kelvin dengan wajah serius. "It's not about me. It's you! Lo suka sama Yura ya?"
"Lo kali."
"Ck! Gue lagi serius, Vin."
"Gak." tegas Kelvin. "Berapa kali gue harus bilang kalo gue gak suka sama dia. Gue gak mau ngomongin ini ya!" Kelvin tidak peduli, pria itu malah menggerutu pelan karena memencet tombol yang salah di ponselnya membuatnya harus mengulangi gamenya.
Kelvin mengangkat kepalanya dari ponsel karena pintu ruangannya terbuka dengan kasar. Mendapati Mayura dengan wajah kesalnya menatap Kelvin. Membuat Kelvin mengangkat kedua alisnya.
Here we go.
Belum habis kekesalannya pada Adi, Kelvin harus menghadapi Mayura yang sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL : The Heirs
FanfictionFull Name : Muhammad Kelvin Notonegoro Stage Name : V Birthdate : Jakarta, 30 December 1995 Height : 179 cm Blood Type : AB