18. Guntur Wirawan

40 10 0
                                    

Mayura memasuki gedung Notonegoro Tower dengan langkah mantap. Langsung menuju ke meja resepsionis untuk mendapat ijin bertemu dengan Daniel Notonegoro.

"Siang Mbak."

"Selamat siang, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" sapa resepsionis.

"Iya, saya mau bertemu dengan Bapak Daniel Notonegoro."

"Maaf Bu, apa sudah ada janji sebelumnya?"

Mayura tersenyum malu, "Belum sih Mbak. Tapi tolong sampaikan ke Pak Daniel kalo saya Mayura PA nya Kelvin - anaknya. Beliau tahu kok."

"Baik, Bu. Akan saya sampaikan. Ibu mungkin bisa meninggalkan nomer ponselnya agar bisa saya hubungi kembali jika Pak Daniel bersedia bertemu?"

"Saya gak bisa nunggu ya?"

"Pak Daniel belum tentu ada di kantor, Bu." Wanita muda itu tersenyum.

"Baiklah. Ini kartu nama saya." Mayura menyerahkan kartu namanya.

"Baik Bu. Akan saya hubungi jika Pak Daniel bersedia bertemu."

"Makasih ya."

Mayura berbalik menatap sekeliling, ketika matanya menangkap sofa yang berada disudut, dia melangkah mendekat dan beristirahat sejenak. Sekarang pukul dua siang, diluar hujan deras terlihat dari dalam gedung. Setelah lima belas menit berlalu, hujan mulai mereda. Mayura bangkit dari duduknya kembali ke meja resepsionis menanyakan apakah Daniel Notonegoro bersedia bertemu dengannya, namun sang resepsionist mengatakan jika Daniel tidak berada diruangannya saat ini.

Setelah berterima kasih, Mayura berniat untuk pulang, berjalan keluar menuju loby sambil memesan ojek online untuk mengantarnya ke halte busway. Dari semalam hujan terus turun di ibukota, makanya Mayura memutuskan untuk menggunakan transportasi umum. Mayura menunggu sang driver yang menurut aplikasi akan sampai tiga belas menit kemudian.

"Mayura." tegur seseorang membuat Mayura menoleh.

"Om Daniel." Mayura begitu terkejut karena Daniel ada dihadapannya. Selain itu terdapat enam pria memakai jas ikut menatapnya.

"Ngapain kamu disini? Gak kerja?" tanya pria itu.

"Mayura ijin Om."

"Oh."

"Mayura ada perlu sama Om Daniel, kalo bisa minta waktunya sebentar."

Daniel terkejut "Oh ya? Ada apa?" kemudian pria itu mengoreksi kalimatnya karena melihat reaksi Mayura yang terlihat canggung dengan banyaknya orang dibelakang Daniel.

"Excuse us for a minute." ucap Daniel pada para pria itu dan seketika mereka mundur beberapa langkah meninggalkan Daniel dan Mayura berbicara dengan nyaman.

"Om ada meeting di daerah Sudirman. Kamu mau kemana? Ikut saja Om biar bisa ngobrol di mobil?"

"Baik Om. Yura telpon dulu ojek onlinenya. Sudah terlanjur pesan tadi."

"Oke kalo gitu." jawab Daniel.

"Hen, Yura ikut dimobil kita ya." sambung Daniel pada sekertarisnya yang berdiri beberapa langkah dibelakang Daniel.

"Baik Pak."

Setelah beberapa saat, mobil Daniel memasuki area lobby dan berhenti di depan mereka. Supirnya keluar dengan cepat namun Daniel sudah turun untuk membuka pintu mobil.

"Yuk, Yura ayo masuk." ajak Daniel. Mayura masuk ke mobil dan Daniel menutup pintu mobil yang baru saja dimasuki Mayura dan berjalan memutar menuju ke kursi penumpag disebelah dimana supirnya telah membukakan pintu untuknya sedang Henry sekertaris Daniel duduk di depan disamping supir.

IDOL : The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang