"Lo nyari apa?"
"Hah?"
"Dari tadi mata lo kemana-mana."
"Gak."
Adi kembali menatap ponselnya setelah beberapa saat memperhatikan Kelvin yang terlihat gelisah sejak mereka tiba di bandara Soekarno Hatta.
Selang beberapa waktu, panggilan untuk naik ke pesawat terdengar, membuat Kelvin berdiri setelah mengambil tas miliknya yang diletakkan di sofa. Disusul Adi yang ikut bangkit berdiri, bersiap untuk naik ke pesawat.
Ketika Kelvin sudah duduk di kursinya, pria itu langsung saja bersiap untuk tidur setelah meminta selimut dan bantal pada pramugari yang dengan sigap membantunya menurunkan kursi lipat agar pria itu dapat berbaring dengan nyaman.
"Bang, lo punya aspirin?" tanya Kelvin kepada Adi yang duduk disebelahnya.
"Lo sakit kepala?"
"Hm."
Adi mengambil dari tasnya tablet dan memberikan kepada Kelvin yang langsung diteguk pria itu. Kemudian dia berbaring dan tertidur lelap hingga setengah jam menjelang landing, pria itu mulai bergerak di kursinya. Meski matanya belum sepenuhnya terbuka, Kelvin melirik kepada Adi yang duduk berjarak satu meter darinya merasa heran karena pria itu sedari tadi mengobrol dengan suara rendah entah dengan siapa. Kelvin bangun untuk duduk demi melihat Adi sedang mengobrol dengan siapa karena setahunya, kursi disebelah Adi tadi kosong.
"Mayur." panggil Kelvin ketika mengetahui jika Mayuralah yang duduk disamping Adi.
Adi dan Mayura serentak menengok ke arah Kelvin membuat pria itu menyadari jika suaranya terlalu bersemangat, meski wajah bangun tidur Kelvin sangat lucu terlihat.
"Lo cuci muka dulu sana." tegur Adi.
Kelvin menggerutu namun bangkit menuju ke kamar mandi.
Setelah berbenah, Kelvin kembali ke tempat duduknya. Diliriknya Mayura yang masih mengobrol dengan Adi. Perempuan itu membuatnya ketar-ketir dari semalam. Semua pesan Kelvin tidak satupun dibalas olehnya. Kelvin sudah pasrah jika Mayura tidak ingin bekerja dengannya menjadikan suasana hati Kelvin memburuk hingga pagi tadi.
"Lo siap-siap. Kita lewat pintu VVIP. Menurut info banyak fans lo di bandara." beritahu Adi kepada Kelvin ketika mereka akan mendarat di Bandara Changi.
"Gak papa."
"Ribet tauk."
"Biarin aja. Gue lewat pintu penumpang biasa aja."
Adi menghela nafas. Kelvin akan menjadi sangat keras kepala kadang.
"Serah lo. Bang Adrian sama teamnya yang bakal ngawal lo sampe ke mobil. Gue sama Yura duluan turun."
"Oke." jawab Kelvin melirik Mayura dengan ujung matanya namun wanita itu sedang sibuk membenahi tas ransel miliknya.
Mayura dan Adi turun terlebih dulu dan Kelvin mulai meninggalkan kursinya ketika semua penumpang pesawat telah turun demi memudahkan pergerakkannya. Adrian, pengawal pribadi Kelvin yang selama ini menemaninya telah menunggu di pintu keluar Pesawat.
"Banyak banget orang ya Bang?"
"Don't even ask."
"Sorry ya Bang. Gue pengen banget sapa fans gue."
"Itu tugas gue jagain lo, Kev. Tenang aja. Stay close to me."
"Siap, Bang."
Kelvin menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan lalu mulai melangkah. Teriakan memanggil namanya mulai terdengar ketika Kelvin keluar dari pintu kedatangan internasional. Lampu blitz kamera dari wartawan, fansite, dan penggemarnya menyilaukan mata namun karena Kelvin sudah terbiasa, semua itu justru menjadi pemicu adrenaline baginya. Kelvin mulai tersenyum dan melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL : The Heirs
FanfictionFull Name : Muhammad Kelvin Notonegoro Stage Name : V Birthdate : Jakarta, 30 December 1995 Height : 179 cm Blood Type : AB