7. Gio

302 27 3
                                    

"Gio ada?" Tanya Kelvin kepada Adi tanpa mengangkat kepalanya, sibuk menandatangani merchandise untuk acara fan meeting minggu depan di salah satu hotel di Jakarta.

"Ada." Jawab Adi.

"Kalo Abang ketemu, tolong bilang ke Gio temui gue ya. Gue Ada perlu."

"Oke."

"Jam satu lo sudah harus ada di studio."

"Hm."

"Gue jalan duluan. Nanti Widya dan team lain sama gue aja."

"Hm."

"Ya udah, gue panggilin si Gio."

"Thanks, Bang."

Adi keluar dari ruangan Kelvin menuju ruang staff mencari salah satu road manager Kelvin yang ternyata sedang membantu staff lain mengatur banner untuk keperluan fan meeting.

"Gi, Kelvin nyari lo tuh." beritahu Adi kepada Gio.

"Iya Bang." Gio meninggalkan pekerjaannya, bergegas ke ruangan Kelvin.

"Yura, gue sama Widya jalan duluan. Kelvin akan selesai dalam dua puluh menit. Kalian langsung berangkat. Pak Bedu sudah siap dibawah." Beritahu Adi kepada Mayura.

"Iya, Bang." Mayura membereskan tasnya dan merapikan meja kerjanya sedang Adi dan team berangkat menuju lokasi pemotretan.

Gio masuk ke ruangan Kelvin setelah mendapat persetujuan dari dalam.

"Duduk, Gi." Pinta Kevin masih dengan kegiatannya. "Bentar ya." sambungnya.

"Oke." jawab Gio lalu duduk di sofa didepan Kelvin.

Lima menit berselang, Kelvin selesai dengan kegiatannya. Menyingkirkan tumpukan foto ke sudut meja.

"Gimana kabar Sifa?" Tanya Kelvin. Menyandarkan badannya ke sofa demi meluruskan tulang punggungnya yang lelah karena hampir satu jam penuh Kelvin duduk menandatangani merchandise. Itupun belum setengah dari merchandise yang ada.

"Baik. Alhamdulillah."

"Syukur lah. Rencananya kapan melahirkan?"

"Dokter bilang sekitar awal bulan depan." Jawab Gio dengan antusias.

"Kelihatannya lo happy mau punya anak?" 

"Banget." Tegas Gio.

"Lo yakin bisa ngeliat anak lo lahir?" Tanya Kelvin lagi yang membuat Gio mengerutkan alis, tidak mengerti arah pembicaraan Kelvin.

"Maksudnya?"

"Kamu tahu YD punya hampir 200 karyawannya kan?"

"192 Kalo gak salah." jawab Gio.

"Hm. Semua staff yang kerja di YD dan keluarga intinya di tanggung oleh asuransi kesehatan terbaik di Indonesia."

"Iya."

"Jadi untuk apa lo jualan barang haram? Gaji lo gak cukup?"

Gio yang sebelumnya duduk dengan posisi santai di sofa, menegang atas tuduhan Kelvin yang blak-blakan terhadapnya.

"Gue gak jualan." Gio akhirnya bersuara. 

"Jadi lo make?" tantang Kelvin.

Gio menatap lekat Kelvin, menimbang apakah harus mengakui perbuatannya atau berkilah. Percuma membohongi Kelvin, selain mereka berhubungan baik karena Kelvin selalu memperhatikannya lebih, bukan hanya karena mereka merupakan satu almamater ketika masih sekolah, tapi Gio merupakan keluarga dari Adi, head managernya.

IDOL : The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang