10. Bad Day

156 17 0
                                    

Mayura membuka pintu lemari pendingin di sebuah minimarket dekat gedung YD entertainment. Mengambil sekaleng cola dan meneguknya.

Menatap pantulan wajah sedihnya di kaca tembus pandang di depannya membuat kesedihannya berkali lipat terasa.

"Si brengsek itu!" maki Mayura.

Hari ini terasa sial bagi Mayura. Pagi-pagi sekali, Fabian memintanya untuk datang ke apartement miliknya. Mayura tentu saja menolak karena sekarang adalah hari kerja. Seperti biasa Fabian marah dan menghujaninya dengan pesan-pesan penuh makian. Ponselnya tidak berhenti berdering bahkan saat Mayura berangkat ke YD entertainment bersama Kelvin. 

Setelah sampai di YD, Yudha Nehandrawidjaja memanggilnya untuk menyampaikan bahwa besok, Mayura tidak perlu lagi bekerja sebagai PA Kelvin. Meski Mayura mendapat kompensasi sebesar 3 milyar dari YD, tetap saja Mayura kesal. Bekerja di YD merupakan salah satu jalan terbaik demi membayar hutangnya serta memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekarang apa yang akan dilakukannya jika dia tidak bekerja? Fabian pasti akan memaksanya untuk bekerja pada perusahaan keluarganya. Itu hal terakhir yang diinginkan Mayura. Kompensasi 3 milyarnya pun tidak begitu berarti jika mengingat besarnya nilai yang harus Mayura siapkan agar bisa terbebas dari hutang.

Mayura mengeluarkan ponselnya, menghela nafas pelan ketika melihat nama yang tertera pada ponselnya.

"Halo?"

"Sialan kau! Kenapa telponku baru diangkat?"

"Fabian, aku sangat lelah. Aku akan ke apartemen kamu besok. Bye." Mayura memutus sambungan telpon tanpa menunggu Fabian menanggapi. Mematikan ponselnya lalu melempar ponselnya ke dalam tas slempang miliknya.

Mayura menghabiskan minumannya lalu keluar dari minimarket menuju ke halte bus transjakarta. Berkeliling Jakarta tanpa arah hingga petang datang. Kembali ke kostnya dan tidur hingga pagi menjelang. 

Hari berikutnya, Mayura akan mulai mencari pekerjaan. Apapun itu, yang penting pekerjaan halal. Sejak lama, ada beberapa tawaran dari orang-orang jahil karena melihat wajah dan tubuh proporsional miliknya, tapi Mayura tidak pernah tergoda. Beberapa kali Mayura mendapat tawaran untuk bekerja sebagai artis tapi semua ditolaknya, karena tidak ingin terkenal. Itu akan menyusahkannya dan juga tempatnya bekerja jika masyarakat luas tahu siapa dia sebenarnya.

Sebelum memulai mencari pekerjaan, lebih baik dia menyelesaikan masalahnya dengan Fabian.

Mayura memencet bell apartement Fabian dipagi hari. Menunggu hingga Fabian membuka pintu untuknya beberapa saat kemudian.

"Kamu tahu kalau aku kesel banget sama kamu?" tanya Fabian ketika Mayura melangkah masuk.

"Aku harus bekerja, Bian." jawab Mayura dengan tenang. Melangkah pelan memasuki apartement milik Fabian.

"Bullshit!" balas Fabian yang berada dibelakang Mayura.

Mayura berbalik menghadap kearah Fabian "Ada apa kamu nelpon?"

"Papa nyuruh aku jadi CEO salah satu perusahaan di DC. Minggu depan aku berangkat."

"Oh."

"Oh? Seneng ya?" sindir Fabian.

Mayura menarik nafas pelan "Bian.." 

"Stop! Awas kalo kamu berani ngucapin kata-kata putus lagi. Aku capek dengernya!" potong Fabian dengan cepat.

Mayura memperbaiki posisi berdirinya menghadap Fabian "Please, Bian. Kamu akan ke Amrik kan? Disana banyak cewek cantik."

Fabian tertawa mengejek "Disini juga banyak." menegaskan kepada Mayura bahwa seharusnya wanita itu bersyukur Fabian memilihnya sebagai kekasih.

IDOL : The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang