20. Sleepless Nights

50 9 0
                                    

Mayura mengetuk pintu kamar Kelvin pukul delapan malam. Pria itu tidak keluar kamar sejak pagi. Mayura memanggilnya untuk sarapan, tapi pria itu tidak menjawab, kemudian Mayura memanggilnya untuk makan siang, namun ketukan Mayura yang bisa merubuhkan pintu malah dicuekin oleh pria itu. Mayura tidak memaksa agar Kelvin bangun karena hari ini Kelvin tidak memiliki jadwal kerja diluar apartment.

"Vin, lo belum makan apapun. Sekarang sudah jam delapan malam. Bangun." Mayura kembali menggedor pintu kamar Kelvin.

Sepuluh menit berlalu namun Mayura masih belum mendapat jawaban membuat Mayura merasa aneh. Apa pria itu sakit?

Mayura kembali mengetuk pintu kamar Kelvin "Vinnn... Gue masuk ya?"

Perlahan, Mayura memutar handle pintu. Mendorong pelan daun pintu kamar Kelvin hingga sedikit terbuka.

"Viinnn." Panggil Mayura setengah berbisik.

Karena lagi-lagi tidak ada jawaban dari pemilik kamar, Mayura mendorong pintu hingga terbuka lebar. Masuk ke kamar lebih dalam demi mencari pemiliknya.

"Kelvin?"

Kamar Kelvin yang bernuansa abu dan hitam dengan pola kotak-kotak berwarna emas membuat Mayura kagum. Kesan mewah dan maskulin langsung terasa, meski kamarnya tidak terlalu luas. Dan wangi. Mayura tidak dapat mengetahui wangi apa namun wangi khas Kelvin.

Tempat tidur pria itu yang berlapis bed cover dan sprei warna abu tua pun rapi. Dimana pria itu berada?

"Vin? Mayura kembali maju selangkah.

"Ngapain?" tegur Kelvin membuat Mayura tersentak kaget karena ternyata suara teguran Kelvin bukan berasal dari dalam kamar.

Mayura berbalik mendapati Kelvin berada dibelakangnya.

"Apa sih! Ngagetin aja!"

"Syukur gue gak nabok lo pake tongkat bisbol! Pake marah. Ngapain lo dikamar gue?"

"Gue mau ngajak makan malam." jawab Mayura dengan kesal. Berjalan keluar melewati Kelvin yang berdiri didepan pintu.

Mayura kembali berbalik menatap Kelvin karena merasa penampilan pria itu berbeda. Celana kain, kemeja lengan panjang dan topi. Biasanya jika tidak keluar apartment pria itu hanya memakai celana pendek dan baju kaos oblong jika tidak ada kegiatan. Atau bahkan memakai piyama sepanjang hari.

"Lo abis keluar?" tanya Mayura curiga.

"Hm? Bentar doang."

"Sejak kapan lo keluar?" Mayura kembali bertanya karena seingat Mayura, dia berada diruang tengah sejak sehabis magrib. Yang berarti pria itu keluar apartment sebelum magrib dimana Mayura berada didalam kamarnya sekitar pukul 5 sampai 6 sore.

"Barusan aja kok."

"Barusan lo pulang. Gue tanya sejak kapan lo keluar?" tanya Mayura dengan tegas. Meluruskan badannya menghadap Kelvin sepenuhnya.

Kelvin terlihat salah tingkah yang semakin membuat Mayura semakin curiga.
"Gue mau mandi dulu." ujar Kelvin menarik pintu kamar untuk ditutup namun kaki Mayura menahan dengan cepat.

"Jawab gue. Sejak kapan lo keluar, Muhammad Kelvin Notonegoro?"

Kelvin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Jam lima-" jawab Kelvin terpaksa.

"Astagfirullah. Kelvin, lo diluar sudah 3 jam dan gue gak tau?" Mayura semakin kesal.

"-subuh." tambah Kelvin membuat mulut Mayura terbuka lebar saking kaget.

"Ya Allah." Wajah Mayura langsung terlihat pucat. Kepalanya pusing, matanya juga berkunang-kunang. Kelvin mengambil kesempatan itu untuk menutup pintu kamarnya karena Mayura telah menarik kakinya.

IDOL : The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang