22. Fighter

85 13 0
                                    

Setelah memastikan keadaan di parkiran sepi, Mayura menengok kebelakang dimana Kelvin masih sibuk dengan ponselnya.

"Udah sampe." tegur Mayura yang hari ini menjadi supir karena Pak Bedu sedang cuti karena sakit.

"Hm." balas Kelvin tanpa mengangkat kepalanya dari ponsel.

Mayura turun dari mobil, melihat sekeliling, merasa tidak ada orang disana, Mayura menuju ke samping, menggeser pintu mobil van di sisi penumpang agar Kelvin bisa keluar.

Kelvin keluar dari mobilnya, memperbaiki posisi masker hitam yang menutupi wajahnya dan berjalan menuju lift demi naik ke lantai 12 namun beberapa orang pria menghalangi jalan keduanya ketika mereka baru berjalan beberapa meter dari mobil.

Mayura melirik Kelvin, memberi kode, meminta pria itu mundur namun Kelvin tetap berdiri ditempatnya.

"Ada apa ya, Bang?" Mayura maju selangkah di depan Kelvin karena pria itu tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Mencoba bersikap ramah pada keempat pria berpakaian hitam tersebut.

"Bukan urusan lo, Manis." balas salah seorang pria.

"Oh, gitu." Mayura tertawa pelan. "Maaf kalo gitu." sambungnya. Menarik lengan Kelvin untuk terus berjalan, namun ketika Kelvin melewati keempat pria tersebut, bahunya tertahan.

"Gue urusannya sama bocah ini." tahannya.

"Ada yang bisa gue bantu, Bang?" tanya Kelvin setelah melirik Mayura meminta wanita itu untuk tetap tenang dengan lirikannya.

"Kebetulan nih, Bos gue pengen ketemu. Katanya lo harus ikut kami apapun yang terjadi, hidup atau mati."

"Kalo boleh tahu siapa bos Abang?" Kelvin berbalik badan sepenuhnya menghadap pria itu agar dapat menatap pria yang sepertinya menjadi juru bicara kelompok itu.

"Lo akan tahu nanti."

Kelvin melirik jam tangannya. "Gue ada pemotretan sekarang. Bagaimana kalo malam ini? mungkin kita bisa janjian di suatu tempat. Biar enak ngobrolnya?" Kelvin memberi saran. Mayura maju selangkah membuatnya mendapat lirikan tajam dari Kelvin.

"Bilang aja lo mau kabur!"

"Gak lah, Bang. Abang bisa tahu lokasi gue sekarang, berarti gak sulit menemukan gue nantinya." Kelvin mencoba bernegosiasi.

"Udah, lo gak usah ngatur gue. Bos gue pengen lo sekarang, berarti sekarang!" Pria itu menarik kerah baju Kelvin membuat Mayura mendorong pria itu hingga tangan pria itu terlepas dari Kelvin.

"Wow, lo kuat juga ya." pria itu mengibas pelan bajunya. "Kita lihat, apa gadis manis kayak lo bisa bertahan dengan satu pukulan gue."

"Tenang, Bang. Disini banyak cctv, apa Abang gak takut polisi?" Mayura mencoba menghindari perkelahian. Mendorong Kelvin kebelakangnya.

"Lo pikir kami sebodoh itu?" Pria itu tersenyum sinis.

"Baiklah." ujar Mayura mengangkat satu tangannya. "Tapi jangan maen keroyokan." sambungnya membuat keempat pria tersebut tertawa.

"Bawa sama cewek manis ini juga." ujar si juru bicara melirik ketiga temannya.

Tiga pria berbadan besar maju sekaligus. Mayura berhasil menendang perut salah satu dari ketiga pria itu saat mereka ingin menangkapnya. Memukul mundur pria kedua dan mendorong pria ketiga hingga mundur beberapa langkah.

"Mundur, Vin." perintah Mayura namun Kelvin tetap keras kepala dengan berdiri di tempatnya membuat Mayura sangat kesal dan meliriknya tak suka.

Ketiga pria itu kembali mendekati Mayura namun Mayura berhasil melumpuhkan ketiganya hanya dalam kurun waktu yang sangat singkat. Ketika Mayura berbalik demi melihat Kelvin, pria itu sudah berada di dekat salah satu mobil yang terparkir di dekat mereka. Pria yang menjadi juru bicara dari kelompok preman itu sudah mencengkram kerah baju Kelvin dan salah satu tangannya memegang pisau demi mengancam Kelvin agar mau masuk ke dalam mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDOL : The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang