Panggilan ayah (1)

29.4K 761 3
                                    

Aira pov
Aku baru selesai bekerja di toko kue yang aku dirikan dengan jerih payahku.  Aku sangat lelah,  dan tak memperdulikan bagaimana reaksi orang dirumah melihatku yang lelah.

Sampainya di rumah aku langsung ke kamarku. Aku segera membersihkan tubuhku. Kemudian aku makan ke dapur.  Hari ini aku makan lebih awal, karena aku tidak mau bertemu dengan ayah dan kakakku. 

Aku pun memakan nasi goreng yang ku buat sendiri. Tiba - tiba Bibi sumi datang menghampiriku dengan terpogoh pogoh. Kemudian aku bertanya.
"kenapa bi?" tanyaku
" tuan mau non aira ke ruangannya " kata bibi tanpa bernafas karena terlalu cepat mengatakannya.
"baiklah bi,  aira akan kesana" aku merasa heran.  Biasanya juga ayah tak pernah menganggapku ada,  apalagi untuk bertatap muka dengannya saja jarang bisa juga tidak sama sekali. Baiklah kita lihat apa yang akan terjadi.

Aku berjalan menuju ruang kerja ayah. Aku mengetuk pintu.
Tok tok tok
"masuk" suara ayah
Aku masuk dan duduk di salah satu sofa.
"kenapa ayah memanggilku? " kataku to the point
"kamu akan menggantikan Ara untuk bertunangan dengan anak teman ayah"
"tapi... "
"tidak ada penolakan ini sudah mutlak keputusan ayah" katanya tegas,  belum sempat aku menolaknya.
"kenapa harus aku? " tanyaku dengan nada yang agak tinggi
"karena Ara sudah memiliki pasangan"
"jika aku juga sudah punya pasangan, bagaimana? " tanyaku balik
"kau harus putuskan dia,  dan tetap bertunangan " katanya dengan nada yang tinggi dan wajah marah.
"begitu teganya ayah pada anaknya" kataku dengan wajah yang mengejek.  Kemudian aku keluar dari ruangan terkutuk itu.
Di kamar aku menangis sedih. Bagaimana bisa nasibku begini? Semua yang diinginkan kak ara selalu diprioritaskan, sedangkan aku bekasnya saja. Aku menangis meratapi nasibku hingga aku tertidur.

~~~~~~~~~

Flasback
Aira kecil berumur 10 tahun, sudah disiksa dan dimarahi ayahnya.  Itu hanya karena masalah sepele. Aira yang dibesarkan oleh bibi sumu dan pak toto,  mereka sepasang suami istri yang bekerja di rumah aira. Aira yang tidak diperhatikan oleh ayahnya,  karena dianggap pembawa sial. Itu berawal dari kematian Ane, ibu aira saat melahirkan aira.
Suatu hari Anderson,  ayah aira marah besar dan menyiksa aira.  Datang denada,  adiknya.
"kenapa mas lakukan ini ke aira? "
"dia anak pembawa sial yang telah membuat Ane meninggal"
"aira tak bersalah,  tuhan mentakdirkan ini "
Dengan berdebatan panjang akhirnya aira pergi bersama denada. Denada mengurus aira dengan kasih sayang seperti seorang ibu.
5 tahun berlalu, hari pernikahan denada.  Ayah anderson pun marah kepada anaknya. Karena telah menelantarkan anaknya dan membiarkan denada mengasuhnya seorang diri.
"mulai saat ini Aira akan menjadi tanggung jawab kamu"kata ayah anderson
"tapi... "
"tidak ada tapi - tapian.  Dia anakmu, malah kamu lepas tanggung jawab"

Setelah kejadian itu aira kembali tinggal bersama ayah dan kakaknya.  Tidak ada niat aira untuk terlihat baik dimata mereka berdua. Sehingga sekolah aira dan ara berbeda perlakuannya tetap berbeda.  Tapi anderson tetap menafkahi aira sebagai tanggung jawabnya.

Flasback off

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi yang cerah untuk memulai hari.  Tapi tidak dengan ku, aku merasa awan menutupi sinar matahari untuk hari ini. Aku tidak bisa hanya diam,  pekerjaanku sedang menungguku hari ini. Aku bergegas mandi dan sarapan. Setelah itu aku pun berjalan ke arah pintu untuk pergi ke tokoku.  Belum sempat aku membuka pintu ada sebuah panggilan seperti teriakan.
"Aira!!" teriak ayah
Aku pun berbalik dan menunduk.
" nanti malam akan ada acara pertemuan keluarga. Kamu tidak boleh terlambat" katanya dengan suara tegas. Aku pun hanya mengangguk pasrah. 

Aku sampai di tokoku.
"pagi, mbak Ai" sapa Lilis,  pegawaiku. Disini ada 2 pegawai yaitu lilis dan sarah. Tau lah toko ini masih kecil dibandingkan toko lainnya. Tapi soal rasa gak kalah enak kok.
"pagi juga lilis.  Apa ada pesanan hari ini? "
"ada mbak,  ada yang pesen kue red velvet sama kue tart ulang tahun" paparnya.
"baiklah" kataku. Aku pun ke dapur untuk membuat red velvet pesanan.  Soalnya di toko gak ada banyak pegawai, jadi aku yang buat. Persiapan,  proses pembuatan sampai penghisan telah aku lewati. Aku pun membungkusnya dan menaruhnya di dalam frezer.
Siang pun mulai terasa. Perutku pun mulai berbunyi saatnya makan siang itulah yang ada.  Tapi sebelum aku makan siang, pegawaiku pun sudah pamit duluan.  Sehingga toko sepi tak ada yang menjaga.
Datang seorang pria yang masuk menghampiriku.
"ada yang bisa saya bantu? "tanyaku padanya.  Kalau dilihat - lihat dia tampan. Aku tak pernah melihatnya sebelumnya.
"saya datang untuk mengambil pesanan atas nama kiara"
"mohon tunggu sebentar" kataku. Kemudian mengambil pesanannya yang berupa kue red velvet.
"ini" kataku sambil memberikan
Kemudian dia membayar dan pergi begitu saja.

Setelah menjadi penjual sekaligus penjaga toko yang baik.  Aku pun makan siang di sebuab cafe seberang tokoku.  Ini aku lakukan untuk meminimalisir waktu yang terbuang.
Tapi tak kusadari ada seseorang yan menghampiriku. Dia seorang pria,  dia pun duduk di depanku. Tak berapa lama ada seorang wanita yang datang ke mejaku juga.  Dan terjadilah perdebatan antara keduanya didepanku.  Aku tak mengerti. Tapi satu kata yang kudengar dan membuatku tercengang atas pengakuan pria itu dan sebenarnya pria itu adalah?

🍀🌺🌿🌾
Terima kasih telah membaca cerita ini. Maaf karena belum ada revisi.

Menjadi PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang