Akhirnya Bertemu (12)

12.2K 520 40
                                    

Pergi dari kantor Bara, aku langsung pulang. Aku tak menyangka apa yang aku lihat. Aku menangis di dalam kamar yang sepi, mama dan papa sedang tak di rumah. Aku menangis sangat kecewa semua yang aku lakukan tak sesuai dengan harapanku. Aku sangat kecewa, aku tak bisa meredakan kepedihanku. Mataku lelah selelahnya hingga aku terlelap.

Panggilan terdengar dari ponselku. Membuatku bangkit dari tidur panjangku, ternyata Lilis yang menelponku.
"halo, lis. Kenapa?"
"Mbak Aira, kemana? Kok gak balik ke toko. Ini udah malem aku tutup aja ya tokonya?"
"udah malem ya lis, tutup aja kalo gitu. Kamu aja yamg bawa kuncinya"
"baik mbak, mbak tadi Mas Bara ke toko nyariin mbak" sahut lilis
"ooo, gitu ya. Kamu pulang aja dulu besok ceritain ke mbak ya" kataku
"baik mbak" jawabnya sekaligus menutup telepon.
Entah kenapa rasanya aku masih sangat ingin dia kembali. Aku menangis lagi hingga semua bebanku hilang. Aku menatap jam ternyata sudah malam, aku mencoba bangun. Walau lelah dan letih aku mencoba berdiri dan membersihkan diri.

Hari pun sudah berganti terang, aku mencoba untuk bangkit dari sela renungku. Mungkin tak akan seperti dulu dan aku bersyukur pagi ini bisa datang ke toko lebih pagi. Karena aku masih sangat sakit hati melihat bara. Dengan riasan tebal di wajahku, aku marah pada diriku sendiri akibat menangis mukaku jadi bengkak. Malah tambah jelek lagi, tapi tak apa masih ada make up penyempurna wajah. Aku harus bangun dari jam 5 pagi untuk berias, ini sebanding dengan hasilnya yang tak mengecewakan. Aku melangkah memasuki toko, sepertinya semua sedang sibuk. Melihat itu semua aku jadi semangat untuk membuat kue hari ini, dengan semangat melupakan kepedihan hatiku saat ini.

Siang pun menjadi - jadi dan perutku mulai menimbulkan suara - suara aneh. Benar, perutku saat ini lapar.
"Lilis kamu udah makan siang?" tanyaku pada Lilis
"Udah, mbak baru selesai"
"Kalau gitu, aku mau makan di luar ya. Jaga tokonya ya"
"Baik, mbak"
Aku bergegas mengambil tas dan berjalan ke luar toko. Mungkin aku akan makan di salah satu cafe di sekitar sini. Aku mulai melangkahkan kakiku, seiring gedung - gedung terlewati akhirnya aku menemukan sebuah cafe yang menarik. Melihat dekorasi penuh kealamian disini, tanaman hijau menghiasi seluruh cafe ini. Rasanya seperti pergi sebuah hutan, aku sangat menyukainya. Memesan segelas jus bersama nasi goreng. Aku merasakan nyaman disini, bahkan setelah selesai makan pun aku masih ingin tetap disini. Namun, apa boleh buat saat ini di toko sedang banyak pesanan. Akhirnya aku bangkit dan menuju pintu keluar. Pintu terbuka disertai angin yang bertiup. Saat kakiku mulai melangkah, sesuatu menarikku. Sehingga keseimbanganku hilang dan bertubrukan dengan dada bidang seseorang. Aroma parfumnya tercium sampai ke indraku. Aku merasa tak asing dengan aroma ini. Seketika aku langsung mengangkat kepalaku menatapnya. Dia menatapku bersama dengan senyum manisnya.
"Pagi eh.. ini sudah siang ternyata" tanpa memalingkan wajahnya. Aku terpaku menatapnya.
"Kurasa kita perlu bicara" kata Bara lagi.
Seketika aku sadar dari keterkejutanku, aku langsung menjauh darinya. Entah apa yang menarikku, aku berjalan meninggalkannya. Namun sayang tangannya telah menggait tanganku. Hilang sudah kesempatan kabur hari ini. Bahkan hati terdalamku sangat kesal, dia dengan mudahnya menemukanku sedangkan aku perlu seminggu lebih hingga melihatnya. Itu baru melihatnya, belum bicara apapun. Saat ini juga aku sudah jadi anak anjing yang mengekor di belakang tuannya. Dia menarikku atau seperti dilihat orang, dia menyeretku.
"Apa, kamu gak bisa pelan jalannya?" kataku ketus, kesal karena kami jadi pusat tatapan orang - orang.
"Kalau aku lepas, kamu akan hilang dalam sekejap" jawabnya santai namun tetap menyeretku. Hingga aku melihat sebuah mobil, tanpa kusadari aku telah di dalamnya. Mobil ini bahkan kini melaju ke tempat yang aku tak tahu. Bahkan aku mulai mengantuk, lebih baik aku terlelap daripada harus bicara dengan Bara. Aku kan sedang marah padanya. Mimpi yang indah, sayangnya tak seindah jalan yang berliku hingga kepalaku harus terbentur beberapa kali.

🍀🌺🌿🌾

Makasih untuk kalian yang terus baca cerita aku. Maaf lama updatenya, part ini kayaknya dikit banget deh. Mungkin di part depan akan aku lebih panjangin. Doain biar update part terbarunya lebih cepet. Makasi udah komen dan vote ya, salam cinta dan sayang buat kalian semua dimanapun berada ya.💕💕

Menjadi PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang