Kencan (7)

12.4K 485 3
                                    

Pagi yang cerah aku bangun dan mandi. Tapi kok kamar mandinya beda ya, aku mulai berpikir dan ternyata aku baru ingat aku tinggal di rumah bara mulai kemarin. Aku tak menyangka kemarin dia menyatakan perasaannya padaku. Tapi aku masih ragu apa aku menyukainya atau tidak ? Jadi aku hanya menjalaninya sekarang. Hari ini bara mengajakku pergi ke sebuah tempat. Aku pun bersiap.
Aku menuju ruang makan bertemu tante raras dan om gunawan tapi tak menemukan bara.
"eh, aira sudah bangun. Kamu cantik banget hari ini. Mau kemana? " puji tante raras
" gak kemana kok, tan"
"kalo gitu yuk sarapan, tante udah siapin nasi goreng"
"maaf ya, tan. Gak bantuan tante masak"
"gak apa, hari ini tante libur makanya bisa masak kalau kerja sibuk "
"iya tante kamu ini sibuk banget,  sampe om aja diduain sama pekerjaannya"
Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan om gunawan. Ternyata ini rasanya punya keluarga lengkap.
"ngomong - ngomong aira, kamu gak usah panggil tante panggil aja mama "
Kata mama yang belum pernah aku ucapkan dari aku kecil sampai saat ini.
"ma....ma"
"untuk om juga jangan panggil om, panggil papa aja ya"
"iya pa" jawabku agak ragu, namun senyum yang terbit di wajah mereka membuatku merasa kuat. Tiba - tiba bara datang dan duduk disebelahku.
"apa yang mama dan papa bicarakan pada tunanganku? "katanya dengan posesif merangkul pundakku
"pa, ini pasti sifat kamu yang menurun ke anak kita" kata mama raras
" bagus, ini perkembangan yang baik"
"apa sih yang papa dan mama bicarain ke aira?"
"tapi kalo dilihat kalian berdua pakaiannya rapi banget, pasti ada sesuatu ini" kata mama raras penuh selidik. Pipiku terasa memerah karena perkataan mama raras.
" aku sama aira mau jalan jalan ma" jawab bara dengan santainya
"oh pantes ada bau bau yang tidak beres sejak tadi"
"ih mama apanya yang gak beres?"
"kamu yang gak beres, cowok tuh harusnya dateng duluan nunggu ceweknya. Kamu malah jalan biasa aja, aira udah dari tadi nunggu kamu" kata mama raras panjang
"maaf ma, aku perlu persiapan biar perfect " katanya berbisik ke mama raras
"perfect apanya, cantikan juga aira"
" mama ini, gak pernah bela anaknya sendiri"
Baru aku tahu ternyata bara itu cerewet banget. Tak kusangka dibalik mukanya yang tampan sok cool itu menyimpan kecerewetan dia atas batas.
"kenapa kamu liatin aku terus?  Ganteng ya aku" kata bara dengan percaya dirinya
" gak, siapa juga liatin. Aku liatin mama cantik banget"
"makasih lo pujiannya aira, mama tersanjung. Kamu anak kesayangan mama" kata mama raras sambil menghampiriku dan memelukku.

Setelah sarapan, bara langsung mengajakku pergi. Perjalanan sangat panjang rasanya.
"kita kemana bar? "
"ke suatu tempat"
"aku tahu ke suatu tempat, tapi dimana? "
"itu rahasia, nanti gak surprise"
"iya iya, aku ngantuk tidur ya? "
"iya tidur aja" sambil mengelus puncak kepalaku, hingga tak kusadari aku sudah pergi ke alam mimpi.

Aku merasa ada seseorang yang memanggilku, mataku terbuka perlahan. Bara yang sedang membangunkanku, wajahnya tak jauh dariku. Seketika tersadar aku langsung menjauhkan wajahku darinya.
"kenapa?" tanyaku sambil menunduk menahan malu
"kita udah sampe. Kamu kenapa nunduk? " tangannya menyentuh daguku dan membuatku langsung menatap matanya. Rasanya pipiku mulai merah.
" kamu cantik baru bangun tidur"
Kata - katanya membuatku semakin tak bisa menahan detak jantungku.
" kita dimana?" tanyaku mengalihkan perhatian
" kita di kafe"
" ngapain kesini? "
" makan"
" oh"  ber-oh ria diriku.
Entah kenapa bara selalu membawaku ke tempat makan.

Author pov
Bara dan Aira makan di sebuah kafe, setelah itu mereka berjalan - jalan di daerah sekitar. Mereka berhenti di sebuah taman dan berbincang. Tanpa diketahui Aira, Bara membeli Tak terasa matahari mulai kembali ke peraduannya.

Aira pov
Matahari mulai tenggelam, namun masih satu tempat yang belum kami kunjungi begitulah katanya. Akhirnya kami kesana, ternyata tempatnya adalah pantai.
" wahhh " kataku terkagum - kagum melihat matahari tenggelam
" gimana? Baguskan? "
" bagus banget, seneng banget hari ini"
" kamu bahagia kan?"
Aku memgangguk menyutujui perkataannya. Aku terlalu bahagia sampai - sampai tak bisa mengatakan apa - apa lagi. Kami pun duduk diatas pasir menikmati keindahan alam ciptaan tuhan.
" aku cinta sama kamu,  aira" katanya sambil menggenggam tanganku kuat
" aku juga, bar"
"kamu apa? " tanyanya lagi membuatku menatapnya. Matanya sangat indah menghipnotisku dalam sekejap.
" aku juga cinta sama kamu bar" kami pun berpelukan dengan senyum yang tak pudar seiring kembalinya matahari keperaduannya.

🍀🌺🌿🌾

Terima kasih banget udah baca cerita aku ini ya, maaf juga lama updatenya. Aku sebenernya mau cepet up, tapi kadang pikiran dan hatiku gak sejalan. Salam cinta dan sayang aku buat kalian ya. Semoga gak nyesel baca ya.

Menjadi PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang