Perdebatan (13)

7.1K 354 14
                                    

Aira POV

Dalam mimpi aku merasakan seseorang menggendongku samar-samar terlihat, tapi rasa kantukku besar tak tertahan menidurkanku.
Perlahan aku membuka mata, tempat ini terasa asing. Ini bukan kamarku. Pandanganku menyapu seluruh isi ruangn dan terpaku pada sosok itu. Sosok yang telah meluluh lantahkan hatiku, kini dia tertidur di sebelahku. Setiap lekuk wajahnya sangat kurindukan, tapi kejadian kemarin sangat menyakitiku. Setelah semua kejadian yang tak aku mengerti terjadi.
Aku memandang wajah lelapnya, sangat tampan. Ingin rasanya aku menyentuh wajahnya, membelainya dengan lembut dan memeluknya. Bahkan tanganku terangkat untuk menyentuhnya, tetapi kuurungkan. Masih ada rasa yang mengganjal di dalam hatiku saat ini.
"Jangan dipandang terus nanti kamu suka," kata bara seketika dan aku langsung berpaling darinya.
"Ra, kamu masih marah ya?" tanyanya, tapi aku tetap diam menunggu apa perkataan selanjutnya.
"Maafin aku, yang kamu lihat kemarin cuma salah paham. Aku gak ada apa-apa sama dia." Dia menarik tanganku untuk digenggamnya.
"Salah paham apanya! Jelas-jelas kamu meluk dia," bentakku karena aku telah lelah mendengar kata-katanya yang selalu sama. Bahkan air mataku tak terbendung lagi, aku bangkit. Namun seketika tangannya menarikku hingga kami berhadapan.
"Aku bisa jelasin, Ra. Semua ini cuma salah paham."
"Apa yang mau kamu jelasin? Kamu cuma bilang ini salah paham, dimana salah pahamnya? Kamu kira aku gak capek seminggu ini terus nyari kamu, tapi apa kamu gak pernah biarin aku ketemu kamu. Malahan kamu berdua sama cewek lain."
"Aku jelasin, tapi kamu duduk dulu."
Dia membawaku duduk di tepi ranjang. Aku akan mendengarkan alasannya mencampakkan ku selama ini.
"Sebenernya dia itu sekretaris baru aku, dia itu suka sama aku. Udah beberapa kali bahkan dia mencoba merayuku. Namun sayang hatiku udah ada yang punya," katanya sambil menerawang jauh dan berhenti saat menatapku.
"Hari kamu Dateng ke kantor aku, dia memberikan berkas untuk ditanda-tangani. Setelah itu dia memaksaku untuk menerimanya bahkan dia memaksa memelukku dan saat itulah kamu datang. Aku sumpah gak ada hubungan apa-apa sama dia." Tatapannya sangat serius dan aku tidak melihat ada kebohongan di mata itu.
"Tapi ka—"
"Aku cuma cinta sama kamu," katanya sambil menggenggam tanganku. Aku termenung memikirkan kejadian di pesta pertunangan kami. Kuhela nafasku, harus aku katakan semua saat ini. Jika aku tak mengatakannya, aku akan kehilangannya lagi. Memandang matanya dengan dalam, kukeluarkan semua kekuatanku.
"Sekarang giliran kamu jelaskan padaku." Aku masih mengumpulkan keberanian ku.
"Apa yang terjadi saat pertunangan kita? Kenapa kamu ngejauhin aku? Bahkan kamu gak terima aku berkunjung ke kantor kamu," kataku dengan isakan yang tak bisa kutahan setelah mengeluarkan isi hatiku.
"Sebenernya...." Dia terdiam kembali dan aku masih menunggu jawabannya di sela tangisku yang mereda.
"Sebelum acara pertunangan kita, Ara datang padaku. Dia mengatakan bahwa kamu telah bersekutu dengan ayahmu untuk membuatku menjadi tunanganmu. Padahal tunanganku adalah Ara dan kamu meminta ayah untuk menukar posisimu dan Ara. Sebenarnya aku gak percaya, tapi Ara memaksa untuk mengikuti caranya hingga acara pesta. Saat itulah aku melihatmu bersama ayahmu, aku hancur melihat itu. Aku merasa dibohongi aku olehmu." Tak kusadari tetesan bening menghiasi wajahnya dan kini dia menangis di hadanpaku.
"Maafin aku, Ra seharusnya aku dengerin katamu bukan Ara."
"Maafin aku juga," kataku yang kembali menangis bersamanya. Dia menarikku dalam pelukannya dan kami menangis bersama melepskan semua beban selama ini kami pendam.

🍀🌺🌿🌾
Maaf ya lama gak update ceritanya. Makasih udah mau nunggu cerita aku, setelah sekian lama aku gak update. Maaf buat komen yang gak aku bales. Selama ini aku sibuk dan feel ceritanya hilang. Semoga ceritanya berkesan dan feel-nya dapet ya. Salam cinta dan sayang buat kalian pembaca aku yang berada dimana pun ya. Love you.❤️❤️❤️

Menjadi PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang