"Apa yang kau ingin minum?" Jeon Jiyoon berkata kepada Jungkook, dengan senyum di wajahnya.
Jungkook mengangguk pada pelayan, memberi isyarat padanya untuk pergi.
"Aku tidak akan minum apa-apa. Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja."
"Begini, aku sudah bicara dengan ayahmu ..."
"Jika ini tentang aku kembali, tidak ada yang perlu dibicarakan." Jungkook menyela kata-kata Jiyoon, dan melanjutkan dengan pantang menyerah, "Aku tidak bisa hidup dengan kalian berdua lagi."
"Tidak ..." Senyum Jiyoon menjadi terpaksa, "Kami telah membuat kesalahan. Kami tidak ingin memaksamu untuk tinggal bersama kami. Kami hanya berpikir bahwa kau bisa kembali ke rumah kami. Ayahmu dan aku akan pergi keluar. Dengan cara itu, kau tidak perlu hanyut tanpa tujuan di dunia luar lagi. Tidak peduli seberapa baik dunia luar, itu tidak bisa dibandingkan dengan rumahmu sendiri, kan? Ibumu sendiri tinggal di dalam rumah itu untuk waku yang panjang. Aku yakin kau memiliki hubungan emosional dengan tempat itu ... "
"Ketika aku memutuskan untuk kembali, maka tidak ada hubungannya denganmu, kan?"
Jiyoon diam-diam mengawasi Jungkook sejenak.
"Aku sadar kau sangat mirip dengan putraku."
Kemudian, dia tiba-tiba tertawa riang, menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka.
"Kalian berdua selalu membuatku terdiam ... haha ..."
Jungkook tidak berekspresi, dengan dingin menunggunya berhenti tersenyum dan menyadari bahwa semua yang dia katakan bukan lelucon. Yang paling dia benci adalah saat Jeon Hojoon atau Jeon Jiyoon menyebutkan anggota keluarga mereka yang lain di depannya. Dan dengan terpaksa menggali kenangan terkubur dari keluarga mereka yang hancur.
"Jangan salah paham, aku ... ahh ... Aku menyimpulkannya itu ketika aku melihatmu. Aku tidak bisa memikirkan apa yang harus kukatakan. Hubunganku dengan putraku juga seperti ini; tidak peduli apa yang kukatakan, dia selalu memiliki sikap bermusuhan. Mungkin aku tidak memiliki keterampilan untuk berhubungan baik dengan generasi muda. Aku pikir di masa depanku, aku harus belajar dengan hati-hati dan mencoba untuk memahami ... "
"Apa kau sudah selesai?"
"Hah?" Sekali lagi, pikiran Jiyoon terputus.
Jungkook berdiri. "Kalau sudah selesai, aku pergi."
"Tidak, tunggu sebentar." Jiyoon berdiri. "Meskipun kau tidak melihatku sebagai ibumu, aku selalu melihatmu sebagai putraku. Aku harap kau akan segera pulang. Jika kau tidak suka melihatku, aku bisa pindah sampai kau selesai dengan ujianmu dan memiliki kebebasanmu sendiri. Dan baru setelah itu aku akan kembali. "
"Kau sangat lucu." Jungkook berbalik untuk melihatnya. "Jika kau benar-benar tulus, mengapa kau harus menikahi ayahku?"
Jeon Jiyoon tidak bisa menjawab.
Jungkook tersenyum dingin dan cepat melangkah keluar.
*****
Pada jam delapan malam Jungkook duduk di kereta untuk pergi ke Tianjin. Saat dia keluar dari pintu masuk selatan, dia langsung terbungkus dalam pelukan erat, dan Lee Jeongin dengan paksa memukul punggungnya dua kali, bertanya dengan sedikit keluhan dalam suaranya, "Kau akhirnya datang menemuiku?"
Jungkook memberikannya sekotak kue bulan yang terbungkus indah. "Besok adalah Festival Pertengahan Musim Gugur, kita bisa pergi bersama."
Ketika Jeongin mendengar kata-kata itu, dia sangat tersentuh; Jungkook berhasil mengatakan kata-kata seperti itu untuk menunjukkan bahwa dia akhirnya orang terdekat yang Jungkook miliki.
"Oh ya, aku sudah membeli dua set pakaian baru untukmu. Mengapa kau tidak mamakainya dan membiarkanku melihatnya?" Jeongin berkata sambil menarik benang longgar di kerah Jungkook.
Itu adalah kejadian yang jarang terjadi ketika Jungkook tidak menolak Jeongin; mungkin itu karena mereka berada di daerah yang lebih pedesaan dan dia tidak perlu khawatir tentang mengekspos identitasnya. Pakaian bermerek internasional yang dipakainya ditambah dengan tubuhnya yang tinggi dan lebar membuatnya sangat menonjol dari kerumunan dan menarik banyak perhatian bahkan ketika berjalan di jalanan, membuat bibir Jeongin melengkung.
"Oke, jadi sudah disetujui. Ketika kau sudah kembali ke Beijing dan mengganti setelan pakaian usang itu, kau hanya bisa memakai pakaian ini ketika kau bersamaku."
Jungkook merasa hatinya mendesah dingin; ketika dia kembali ke Beijing, dia tahu dia tidak akan memakai pakaian itu, tidak peduli berapa banyak dia menekannya.
Jeongin berjalan di sampingnya, menatapnya tanpa henti, sampai dia mengunci mata dengannya.
"Apa yang kau lihat?"
Jeongin tersenyum kecil. "Aku sadar kau telah berubah kembali."
Jungkook menatapnya dengan dingin. "Apa maksudmu, aku sudah kembali?"
"Terakhir kali aku mencarimu, ketika aku tinggal di rumahmu selama tiga hari, aku merasa seperti kau tersihir. Kau sesekali tersenyum padaku, kadang-kadang mengatakan sesuatu yang benar-benar bagus. Kau tidak seperti itu sebelumnya. Tapi sekarang, kau telah kembali normal. Tidak hangat dan kau tidak banyak bicara, seperti kau mengkhawatirkan sesuatu ..."
"Jadi maksudmu, aku tidak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya?"
"Tidak, tidak, tidak! Sebaliknya, aku lebih suka kau seperti ini, sepertinya lebih aman."
Jungkook tiba-tiba berhenti berjalan dan menghadapi Jeongin, bertanya dengan tiba-tiba, "Kau pikir aku orang yang baik, bukan?"
Dengan mendengus kecil, Jeongin tertawa.
"Apa maksudmu? Tentu saja, kalau tidak, mengapa aku harus pergi bersamamu?"
"..."
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Addicted? (Gejolak Masa Muda) | KOOKV ver. | # Book 1
FanfictionCerita yang di angkat dari novel boys love karangan Chai Jidan dengan perubahan nama-nama tokoh. > Description: Judul: Heroin 上瘾 Genre: Romance Penulis: Chai Jidan Negara Asal: China Bahasa Asal: Mandarin ---- Bai Lou Yin ---> Kim Taehyung Gu Hai...