Chapt. 62 : Warung Bibi Dambi Hancur

709 77 0
                                    

Setelah menghabiskan sarapan keduanya saling memandang, memikirkan siapa yang akan membayar hari ini.

"Giliranku". Taehyung merogoh sakunya. "Eh? Bukankah aku menyimpan dompetku di sini kemarin, kenapa bisa hilang?"

"Katakan saja kau tidak ingin membayar sarapan hari ini," Jungkook memberi tahu Taehyung dan kemudian berdiri untuk membayar.

Sebenarnya, tadi malam Jungkook adalah orang yang diam-diam mengambil dompet Taehyung dari saku celananya.

Bibi Dambi yang tengah menggoreng donat, melihat Jungkook menaruh uang ke baki kertas, dia buru-buru menghentikannya, "Oh, kau tidak perlu membayar."

"Bibi Dambi, tolong. Setidaknya kami akan membayar makanan kami sendiri."

Ketika mereka berdua bangun dan hendak pergi, sebuah mobil Chengguan* tiba-tiba berhenti di pinggir jalan. Kemudian sekitar empat atau lima orang keluar dari mobil, dengan wajah datar bergegas menghampiri warung Bibi Dambi.

(Chengguan : Lembaga Pemerintah Lokal yang mengurus Administrasi dan Penegakkan Hukum.)

"Tunggu! Jangan pergi dulu!" Taehyung meraih sepeda Jungkook.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lima orang Chengguan itu mulai menendang tungku dan papan, dan memecahkan semua panci dan wajan. Beberapa pelanggan yang sedang makan pada waktu itu, dengan cepat mengumpulkan barang-barang mereka dan meninggalkan tempat itu dalam ketakutan. Itu semua terjadi terlalu cepat, bahkan sebelum ada yang bereaksi, semuanya sudah hancur berantakan.

Seorang pria botak dengan alis yang bengkok yang wajahnya terlihat tidak lebih dari seorang bandit, melihat bahwa masih ada panci minyak mendidih yang masih berdiri. Tidak peduli apakah ada orang lain di sebelahnya atau tidak, tiba-tiba dia menendangnya, yang menyebabkan percikan minyak mendidih mengenai tubuh Bibi Dambi.

"Bibi Dambi!" Taehyung berteriak, bergegas hendak menghentikan panci minyak, tetapi dia langsung ditarik kembali oleh Jungkook. Minyak mendidih tumpah di samping kakinya.

Mata Bibi Dambi terbuka lebar, sudut-sudut mulutnya bergetar. Dan dalam sedetik, dia terhuyung-huyung saat kakinya menempel ke lantai, menangis.

"Apa yang kau lakukan?" Taehyung berteriak.

Si botak Chengguan berkata dengan nada meremehkan, "Kau bertanya padaku apa yang aku lakukan? Ini disebut dengan penegakan hukum."

"Jika kau ingin menegakkan hukum, maka terapkanlah hukum sialanmu itu. Tapi kenapa kau malah melanggar semuanya?" Taehyung mendidih karena marah.

"Mengapa kau pikir kita melanggar segalanya?" Si Chengguan botak itu menendang teko di sampingnya sambil bertanya, "Jika kita tidak menghancurkan semuanya, kau pikir wanita tua ini akan menghentikan usahanya di sini?"

Melihat Bibi Dambi tersedu-sedu di lantai, tangan Taehyung gemetar karena marah ketika dia menatap Chengguan, seolah tatapannya yang ganas bisa melucuti lapisan kulitnya.

Dengan agresif dia melangkah maju. Tetapi sekali lagi, ditarik kembali oleh Jungkook. Mata merah Taehyung bergeser dari Chengguan kepada Jungkook, "Lepaskan aku!"

Ekspresi Jungkook sangat tenang, meraih tangan Taehyung dan meluruskan setiap kata, "Pertama, kita harus membantu Bibi Dambi terlebih dahulu. Percayalah padaku! Kau hanya perlu mengingat setiap wajah orang-orang di sini."

Bibi Dambi mengerang sampai suaranya menjadi serak. Kakinya terus bergetar karena kesakitan. Ada orang yang menonton kejadian itu, tetapi tidak ada yang berani melangkah dan membantunya. Chengguan menghancurkan segalanya, meja dan kursi semuanya hancur berkeping-keping. Semua uang dari kotak uang Bibi Dambi tersebar di seluruh lantai. Bibi Dambi yang ketakutan, dengan cepat mengambil beberapa koin di dekatnya, sementara sisanya diambil oleh Chengguan.

Semua upaya, semua air mata dan darah setelah bertahun-tahun kerja, semuanya habis. Panci dan wajan itu memang tidak berharga, tetapi bagi Bibi Dambi yang jujur ​​dan pekerja keras yang jarang menagih uang pada pelanggan, panci dan wajan itu adalah hidupnya. Menghancurkan mereka seperti memaksanya untuk mati.

Melihat kekacauan yang ditinggalkan dan kotak uangnya yang kosong, Bibi Dambi tidak bisa merasakan apa-apa, sekalipun luka bakar yang parah di kakinya. Dari sudut matanya, air mata perlahan bergulir dalam kesengsaraan.

Jungkook membantu Bibi Dambi berdiri, sementara Taehyung berlari pulang dan meminta Heechil untuk bergegas membawa Bibi Dambi ke rumah sakit.

"Kalian pergi saja ke sekolah. Aku yang akan membawanya ke rumah sakit." Heechul mendesak Taehyung dan Jungkook, "Tidak apa-apa, jangan khawatir. Pergi. Jangan sampai terlambat ke sekolah."

"Ayah, aku akan pergi bersamamu." Taehyung khawatir.

"Dengarkan aku!" Kim Heechul menaikkan suaranya.

Bibi Dambi berbicara lembut dengan suara seraknya, "Aku akan baik-baik saja. Cepat pergi ke sekolah."

Taehyung berdiri kembali, diam-diam menyaksikan ayahnya ketika memnawa Bibi Dambi yang kesakitan ke rumah sakit dengan sepeda listriknya.

Setelah merenung cukup lama, Taehyung mendaratkan pukulan keras pada perut Jungkook, "Aku tidak bisa menahannya!"

Jungkook menahan rasa sakitnya, dia bahkan tidak msnghindar ketika dia dipukul.

Melihat Jungkook mencoba menekan rasa sakit, tanpa rasa marah atau kesal, pemuda itu malah menoleh ke belakangnya dengan tatapan nyaman. Taehyung menjadi lebih tenang sedikit demi sedikit, kemarahan di matanya mulai memudar.

Melihat Taehyung hanya diam, Jungkook tiba-tiba merasa pahit di tenggorokannya. Dia lebih suka dipukul atau dihina oleh Taehyung, daripada melihatnya seperti ini.

"Aku tahu niatmu memang baik. Tetapi ketika berhadapan dengan orang-orang semacam itu, kita harus menggunakan beberapa trik."

Taehyung mengepalkan tinjunya dengan erat, "Aku benar-benar tidak tahan lagi."

"Baik. Ok," Jungkook merendahkan suaranya. "Apa kau tidak ingat wajah mereka? Jangan khawatir, kita tidak akan membiarkan satu orang pun lolos."

Taehyung mendesis dingin, "Jelas mereka hanya para pengganggu. Ini hanya gang kecil, bagaimana mungkin bisa mengganggu publik. Biasanya tidak ada satu pun Chengguan di daerah ini. Tapi hari ini mereka muncul entah dari mana dan menghancurkan segalanya ..."

Jungkook memeluk bahu Taehyung dan menepuk punggungnya untuk menenangkan pria itu,

"Jangan membenci mereka."

Taehyung mendorong Jungkook pergi, matanya menjadi setajam pedang, "Aku tahu siapa yang melakukan ini."

"Jangan mencari orang itu," Jungkook meraih tangan Taehyung. "Dengarkan aku, dan jangan pergi mencari orang itu."

.

.

TBC

Are You Addicted? (Gejolak Masa Muda) | KOOKV ver. | # Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang