Di pagi hari ketika Jeongin terbangun, pria di sampingnya sudah pergi. Dia turun dari tempat tidur dan melihat ke arah lain. Akhirnya dia mmenemukanya sendirian di balkon tengah merokok. Hanya Tuhan yang tahu sudah berapa lama dirinya di sana.
Jeongin menguap beberapa kali. Dengan malas berjalan ke arahnya dan memeluknya dari belakang.
"Kau bangun pagi-pagi?"
Jungkook dengan tenang mengangguk, membersihkan abu dari tangannya.
Jeongin menyadari bahwa asbak itu penuh dengan abu. Seperti tumpukan kapur putih yang rusak, letak mereka yang tidak teratur yang mencerminkan emosi Jungkook.
"Kau tidak tidur nyenyak semalam?"
"Aku tidur cukup nyenyak."
Jungkook mengangkat bahu dari tangan yang ada di pinggangnya dan berbalik memperlihatkan matanya yang jelas berwarna hijau dan abu-abu.
"Ambil barang-barangmu. Aku akan mengantarmu pulang."
Mata Jeongin sekeras besi, menatap Jungkook untuk waktu yang lama, sebelum dia berbicara: "Mengapa kau begitu bersemangat untuk menendangku keluar?"
Jungkook tidak menjawab, dan kembali ke dalam kamar untuk mengenakan jaketnya.
"Ayo makan bersama lagi. Mintalah Taehyung datang. Kemarin ketika aku menghancurkan telepon di depannya, itu pasti memberi kesan buruk kepadanya. Jadi ayo makan bersama untuk memperbaiki image-ku."
Jungkook masih diam, dan Jeongin menganggap itu sebagai persetujuan yang tidak terucapkan.
Ketika mereka berdua kembali ke rumah Kim, Kim Taehyung baru saja bangun dan tengah mencuci wajahnya di taman.
Ketika Jeongin melihat ini, dia tidak bisa menahan desahannya yang keras, "Jangan bilang, kau ingin pindah ke sini?"
Jungkook benar-benar mengabaikan kata-kata Jeongin dan fokus pada Taehyung. Perasaan di dalam hatinya yang manis telah melampaui kata-kata.
"Kenapa dia menggunakan air dingin untuk mencuci muka pada hari yang dingin seperti ini?" Jeongin memiliki ekspresi tidak puas. "Apa mereka menyuruhmu mencuci muka dengan air dingin itu juga?"
Jungkook tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam rumah, Jeongin mengikuti di belakang.
Ketika Ah Lang melihat bahwa ada orang asing yang masuk, dia terus menggonggong dari dalam kandangnya. Begitu keras sehingga Jeongin menempel di lengan Jungkook.
"Ya Tuhan, mengapa mereka memelihara mastiff di sini?"
Taehyung yang mendengar geng Ah Lang menyalak keras mengangkat kepalanya, untuk melihat Jeongin menempel di lengan Jungkook yang berjalan masuk.
"Ayo makan bersama di siang hari!"
"Baik." Taehyung menjawab terus terang. "Aku akan masuk untuk mengganti bajuku dulu."
Beberapa saat setelah Taehyung masuk, Jungkook juga mengikut. Meninggalkan Jeongin menunggu di luar sendirian.
"Hei, tunggu sebentar."
Taehyung yang baru saja mengambil pakaiannya kembali meletakkannya ketika mendengar Jungkook berbicara.
"Apa?"
Jungkook berjalan di depan Taehyung dan memegang wajahnya, dia berkata sambil cemberut: "Kau idiot, apa kau punya jerawat kecil di wajahmu?"
Taehyung tidak menyadarinya. "Aku pikir aku telah mengkonsumsi terlalu banyak makanan 'panas'."
Gu Hai tersenyum jahat. "Apa itu karena kau memikirkanku?"
"Keluar! Aku harap kau menghilang di suatu tempat yang jauh!"
Gejolak yang panjang di hati Jungkook tiba-tiba kembali cerah.
Ketika mereka makan, Jeongin dengan sengaja berkata kepada Taehyung, "Jungkook menyukaimu lebih dari dia menyukaiku."
"Bagaimana kau tahu?" Taehyung bertanya.
Kata-kata Jeongin terdengar antara bercanda dan serius. "Dia selalu menatapku dengan serius, tapi dia selalu menertawakanmu."
Jungkook dengan tanpa ekspresi menambahkan, "Bukankah kau yang bilang, bahwa kau akan merasa lebih aman ketika aku bersikap dingin?"
Jeongin jelas tidak setuju dengan kata-katanya.
Taehyung menjawab dengan nada lambat dan santai, "Lihat, ini memang seperti ini. Setiap pria memiliki dua sisi yang berbeda ketika dia bersama pacarnya dan ketika dia bersama teman-temannya. Di depan pacarnya, dia ingin memiliki wajah yang penuh teka-teki. adi dia harus berpura-pura dan menahannya. Kalau tidak, bagaimana dia bisa menjaga kasih sayangnya kepadamu? Dan akan berbeda ketika di depan teman-temannya. Karena dia tidak harus mempertahankan citranya, jadi dia bisa bersikap santai dan bermain-main sesuai keinginannya. Itulah mengapa kau berpikir dia lebih dekat dengan sahabatnya."
Jeongin akhirnya tertawa. "Lihatlah dia. Dia punya lidah yang lebih baik darpada dirimu."
Meskipun pacarnya memuji pria lain, Jungkook tidak merasa terganggu, tetapi malah merasa sedikit bangga.
Di akhir makan, Jeongin tiba-tiba berkata kepada Jungkook. "Pukul Taehyung."
Wajah Jungkook menggelap. "Kenapa aku harus memukulnya?"
"Tidak ada. Aku hanya ingin melihatnya saja. Bukankah kau juga sering memukul dan bermain-main dengan teman-temanmu?"
"Apa tidak sesuatu yang baik yang bisa kau lakukan?" Suara Jungkook menjadi dingin.
Jeongin berbicara dengan senyum di wajahnya; dia ingin menguji perasaan Jungkook terhadap Taehyung melalui topeng keberanian. Tetapi reaksi Jungkook membuatnya tidak tahan lagi.
"Jungkook aku hanya bercanda, untuk apa kau marah? Kau sangat menolak ide itu? Dia lelaki dewasa, apa salahnya hanya dengan memukulnya sedikit? Kau bahkan tidak bisa mmelakukanya seperti itu?"
"Tidak mungkin!" Jungkook mengucapkan setiap kata dengan kuat. "Jangan mengatakan apapun lagi. Tidak ada yang boleh menyentuhnya!"
Jeongin dengan keras menghancurkan sumpitnya. "Jungkook, kau membuatku sangat marah!"
"Jika kau marah maka pergilah!"
Jeongin dengan kasar menendang kursi di dekat meja, dan berlari keluar dari restoran.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Addicted? (Gejolak Masa Muda) | KOOKV ver. | # Book 1
FanficCerita yang di angkat dari novel boys love karangan Chai Jidan dengan perubahan nama-nama tokoh. > Description: Judul: Heroin 上瘾 Genre: Romance Penulis: Chai Jidan Negara Asal: China Bahasa Asal: Mandarin ---- Bai Lou Yin ---> Kim Taehyung Gu Hai...