Sehun

87 5 9
                                    

"Ketika sebuah penyesalan tidak lagi berarti, ketika air mata tak dapat lagi membangunkan jiwa yang tlah pergi".

Eni masih saja mengurung diri didalam kamarnya. Bahkan seruan mamanya untuk makan dan mandipun ia abaikan. Rengekan Putri adik perempuan yang sangat Eni kasihipun tak dapat meruntuhkan kesedihannya saat ini. Mama Eni semakin khawatir karena sudah beranjak sore Eni masih tidak juga keluar dari kamarnya. Semalam, Eni pulang dalam keadaan basah kuyup sambil menangis, namun ketika mamanya menanyakan apa yang terjadi, ia tidak juga menjawab dan memilih untuk langsung berlari kekamarnya.






FLASHBACK ON.....

Eni Liana, sebuah nama yang tidak akan mudah dilupakan oleh Sehun. Eni merupakan gadis cantik yang periang dan berpikiran cerdas, selain itu, ia juga sangat baik hati. Selama berpacaran selama lebih dari 3 tahun tidak pernah sekalipun Sehun melihat Eni marah terhadapnya. Namun semuanya berubah dalam semalam, Eni menjadi gadis yang pemarah dan kekanakan yang bukan merupakan sikap yang biasa Eni tunjukkan dihadapan kekasihnya. Semua berawal ketika Sehun terpaksa mengirimkan formulir pendaftaran sekolah musiknya di salah satu perguruan tinggi luar negeri yang cukup terkenal di New York. Awalnya lelaki albino itu menolak untuk mengirimkan formulir pendaftarannya namun karena desakan guru musiknya, akhirnya ia mengirimkannya dengan berat hati.

3 Bulan semenjak pengiriman pendaftaran sekolah musiknya di luar negeri, tepatnya sepekan yang lalu Sehun amat terkejut ketika mendapati e-mail yang alamat pengirimannya sama dengan alamat pendaftaran sekolah musiknya. Email itu berisi tentang, bahwa ia di terima di kampus itu. seketika terlihat jelas perubahan raut wajahnya antara senang dan gelisah. Senang karena ia semakin dekat dengan cita - citanya menjadi musisi besar namun juga gelisah karena harus meninggalkan kekasih yang sangat ia cintai, dan selama ini antara Sehun dan Eny tidak pernah berpisah lebih dari 1 minggu. Hal ini membuat kacau pikiran lelaki itu.

Setelah membicarakannya dengan keluarga dan guru musiknya, semuanya setuju agar ia segera berangkat ke Amerika dan menggapai impiannya menjadi seorang musisi, bahkan guru musiknya sangat senang dan bangga atas prestasinya yang cemerlang, karena tidak mudah untuk bisa masuk ke sekolah musik tersebut.

Akhirnya kemarin Sehun segera menghubungi Eni untuk memberitahu kekasihnya mengenai keberangkatannya yang tinggal 4 hari lagi. Ia memang sengaja tidak memberitahukan sang kekasih mengenai pendaftaran sekolah musiknya diluar negeri karena sebelumnya Sehun tidak begitu yakin akan diterima disana, bahkan setelah penerimaan e-mail kemarin Sehun masih belum memiliki cukup keberanian untuk memberitahukannya pada pujaan hatinya tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk memberitahukan tentang penerimaannya di sekolah musik itu pada Eni disalah satu caffe yang biasa mereka kunjungi dengan harapan, kekasihnya akan bisa menerima dan tetap mencintainya meski jarak yang begitu jauh.

Eni begitu senang menerima pesan singkat dari sang kekasih yang mengajaknya untuk bertemu siang itu, memang sudah 2 hari mereka tidak bertemu. Gadis itu pun akhirnya bergegas bersiap untuk memilih pakaian yang akan ia kenakan malam nanti dan memutuskan mengenakan dress selutut berwarna putih gading dengan renda dibagian lengan dan memilih wedges bludru berwarna merah yang merupakan sepatu kesayangannya.

Sesampainya di kafe dimana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Gadis itu melihat kekasihnya telah duduk di kursi sebelah balkon yang merupakan tempat favorit mereka, karena dari tempat itu mereka dapat melihat lampu - lampu kota yang terlihat indah jika dilihat pada malam hari. Malam itu Sehun mengenakan setelah jeans dan kemeja polos dengan sepatu casual yang semakin menambah ketampanannya dan kesan maskulin pada dirinya. Eni segera menyusul kekasihnya dan duduk didepannya. Malam itu lelaki albino itu terlihat agak muram entah apa yang sedang ia pikirkan. Setelah bercanda dan berbicara agak panjang akhirnya Sehun berbicara agak serius dan mengatakan keberangkatannya keluar negeri untuk melanjutkan sekolah musik yang ia cita - citakan tinggal 4 hari lagi. Bagaikan tersambar petir Eni hanya menangis dan menanyakan kenapa Sehun baru mengatakannya sekarang padahal ia telah menerima surat itu sebulan yang lalu dan gadis cantik itu sangat kecewa ketika tahu bahwa ia lah orang terakhir yang tahu bahwa Sehun akan pergi. Ia begitu terpukul dan menangis sejadi - jadinya. Banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada kekasihnya namun mulutnya terasa terbungkam dan malah menimbulkan luapan amarah kepada Sehun. Ia ingin Sehun tetap tinggal. Akhirnya dengan deraian air mata Eni memilih meinggalkan Sehun di caffe tersebut dan tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dari lelakinya.

ONE SHOOT AND TWO SHOOT EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang