Kai

66 3 2
                                    


Hujan. Selalu hujan.

Beginilah keadaan kota Seuol. Sudah 1 bulan terakhir hujan terus menyapa kota ini. Hujan yang turun begitu deras membuat aktivitas orang-orang menjadi terganggu. Namun, Tuhan itu maha adil. Ia tak pernah lupa memberikan anugerah dibaliknya. Tuhan selalu menyajikan keindahan bagi setiap umatnya. Salah satu keindahan itu adalah “pelangi”.

Pelangi sering sekali muncul dipenghujung hujan sore hari. Warna-warnanya memberikan ketenangan bagi sebagian orang yang memang mengaguminya. Begitupun dengan gadis manis yang tengah duduk bersama sahabatnya di bawah naungan atap jerami. Pondok kecil yang sengaja dibangun di bawah pohon besar oleh kedua ayah mereka. Tempat itu mereka jadikan sebagai tempat tinggal mereka yang kedua. Di pondok itulah mereka sering habiskan waktu luang mereka bersama.

Kim Jongin dan Kang Ha Neul. Mereka adalah dua orang yang begitu dekat. Mereka sudah bersahabat sejak mereka masih belia, persahabatan itu masih kokoh terjalin. Dan tahun ini merupakan tahun terakhir mereka bersekolah di SMA.

Di dalam pondok kecil itu, mereka tengah asik menikmati hujan yang turun begitu tenang sambil sesekali bercanda.
Jongin, atau yang lebih akrab disapa dengan sebutan Kai ini , tengah asik memandangi sosok gadis di sampingnya. Gadis itu adalah Ha Neul.

“Eh, kenapa Kai? Kok, kau memperhatikan aku seperti itu?” tanya Ha Neul yang sadar Kai tengah memperhatikannya.

“Tidak kok!. Aku cuma suka melihat senyummu yang menawan. Sangat manis! ” jawab Kai sambil tetap memandangi Ha Neul

Gadis itu merasa pipinya memanas, kemudian ia langsung mengalihkan pandangannya dari Kai.

“Kai!, liat keluar deh. Pelanginya sudah muncul” seru Ha Neul mengalihkan topik pembicaraan. Jujut saja, ia masih merasa sedikit canggung.

Kai yang merasakan perubahan dari sikap Haneul hanya tersenyum. Kemudian ia berdiri, mengikuti arah pandangan Haneul.

“Tetep cantik” ucap Kai sambil terus menatap pelangi lewat jendela kecil yang sengaja dibangun langsung menghadap ke langit.

“Iya, selamanya akan tetep cantik” balas Haneul menanggapi.

“Haneul!, kira-kira besok pelanginya masih akan muncul tidak ya?” tanya Kai tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.

“Semoga” jawab Haenul singkat.

“Aku berharap masih bisa melihat pelangi bersamamu. Aku takut tak bisa melihat keindahannya lagi” ucap Kai. Nada suaranya terdengar begitu memilukan.

“Kamu tuh bicara apa sih? Kita pasti bisa liat pelangi itu besok, dan seterusnya. Kita berdua akan sama-sama ngeliatnya. Selamanya” ucap Haneul mantap.

Kai menoleh dan tersenyum ke arah Haneul.

“Kamu ngaco ya!. Kalau besok gak hujan, mana bisa pelangi muncul. Dan kalaupun besok turun hujan, gak pasti juga kan bakal ada pelangi” balas Kai sambil tertawa.

“Habisnya kamu ngomong kayak gitu. Aku kan takut dengernya”
“Takut kenapa?”

Haneul menoleh ke arah Kai.

“Aku cuma takut jika nanti ada pelangi, aku tak bisa melihatnya bersamamu. Aku gak mau ngeliat pelangi sendirian” kata Haneul sambil menatap ke dalam mata Kai.

“Aku pun sama. Tapi, hanya takdir yang bisa nentuin semuanya” balas Kai.

“Hei, pulang yuk. Nanti pasti ayahmu khawatir jika kau tak lekas pulang. Aku juga mau pulang nih, takut ayah marah” lanjut Kai. Haneul hanya mengangguk.

💖💖💖

Hari ini adalah hari Minggu. Seperti biasa Kai dan Haneul berjalan-jalan sore ditaman. Kegiatan itu sudah menjadi kebiasaan mereka sejak kecil. Dan karena itulah, mereka menyukai hari Minggu. Hari Minggu merupakan hari yang sangat mereka tunggu-tunggu.

ONE SHOOT AND TWO SHOOT EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang