Terlihat seorang wanita tengah mencoba melepaskan sebuah tali yang mengikat dirinya. Ia sudah mencoba berkali-kali, namun hasilnya selalu gagal dan tak membuahkan hasil.
Tiba-tiba terdengar derap langkah orang yang memasuki tempat itu. Namun, si wanita seolah tak peduli dan tetap mencoba melepaskan diri.
"Jangan kayak mencoba untuk kabur sayang! Seharusnya, kau nikmati semua yang kuberi padamu! Kau suka bukan?!" Tanya lelaki itu lada gadis yang ada dihadapannya.
"Jangan panggil aku dengan nama menjijikan itu! Aku takkan pernah sudi jika namaku kau sebut!" Sergah si gadis.
"Kau ingin bebas bukan cantik? Kalau iya. Maka kau harus melakukan apa yang sudah ku perintahkan kepada dirimu. Mengerti?!" Ujarnya membentak di akhir kalimat.
"Sebenernya apa yang kau inginkan Minseok?!" Teriak si gadis.
"Keinginanku? Oh itu mudah saja. Hanya dengan mendengarmu menjerit kesakitan, aku sudah merasa sangat puas" jawab Minseok lembut, namun ia menekan dagu lawan bicaranya. "Dengar ini dengan baik Lucy Minerva! Aku akan membuatmu terus menjerit saat bersamaku" lanjutnya dengan seringai di wajahnya.
Dengan perlahan, Minseok mengeluarkan sebuah pisau dari dalam jas mewahnya.
"Kau lihat ini Lucy? Bagaimana rasanya jika pisau ini menggores pipi kananmu ya?" Ujarnya sambil seolah berpikir.
Kemudian, lelaki bermata kucing itu mulai menempelkan pisaunya pada pipi si gadis. Sementara si gadis terus mengerang kesakitan.
"Bagaimana cantik? Uhh aku sangat menyukai jeritanmu cantik," ujar Minseok setelah menggores pipo Lucy menggunakan pisau yang ia bawa.
"Aku mohon hentikan ini Minseok! Jangan sakiti aku lagi! Aku sudah lelah. Lebih baik kau membunuhku saat ini juga!" Lucy terus memohon itu pada orang yang berstatus sebagai kekasihnya yang psikopat.
"Aku tak ingin membunuhmu terlebih dulu. Aku ingin mendengar jeritanmu dulu sayang" jawab Minseok.
Kemudian lelaki itu menuju lemari di dekat kursi dan membukanya. Terlihat banyak benda tajam di lemari itu, ia melihat sesaat dan mengambil sebuah silet kemudian menutup kembali lemarinya.
Minseik berjalan menuju tempat Lucy duduk, ia menampilkan seringai menakutkannya dan berucap. "Aku sudah bosan menggunakan pisau, aku ingin menggunakan hal lain, dan sepertinya benda ini sangat menarik jika bersentuhan dengan kulitmu"
Lucy yang mendengar itu mendadak merinding. Sungguh, ia benar-benar takut sekarang. "Aku mohon lepaskan aku! Aku berjanji jika kau melepaskan aku, aku tak kan mengganggu kehidupanmu lagi. Tolong lepaskan aku" ujarnya memohon.
"Apa!! Melepaskan dirimu? Ohh tidak tidak. Aku takkan melepaskanmu sampai kapanpun! Karena jika aku melepaskan dirimu. Maka siapa nanti yang akan menemaniku jika aku kesepian" jawab Minseok dengan wajah yang memelas, namun setelah itu ia tertawa.
Ia mendekati Lucy kekasihnya sekaligus korbannya yang kesekian kalinya. Ya. Kim Minseok memang seorang psikopat ulung, ia sudah berkali-kali menyiksa orang terdekatnya, bahkan keluarganya. Dan kini, ia juga telah menjadi buronan para polisi karena sudah melakukan banyak pembunuhan. Namun, seorang Kim Minseok tak mudah dikalahkan, ia bagaikan seekor belut yang sangat licin. Bahkan ia berkali-kali menyamar menjadi orang lain demi melancarkan semua aksinya.
"Tolong jangan sakiti aku lagi! Lebih baik kau bunuh aku saja" ujar Lucy. Sungguh, ia benar-benar sudah tak tahan lagi. Ia ingin mati saja.
"Takkan kubiarkan kau mati secepat itu gadis cantik! Aku harus memuaskan dariku terlebih dahulu! Aku sangat ingin mendengar jeritanmu. Jadi menjeritlah saat benda ini kugoreskan pada tubuhmu" ucap Minseok.