Hari ini, di bulan November.
Aku ingin mengucapkan terimakasih kepada Ertho, yang telah berkenan memperbaiki diri untuk tidak menyakitiku lagi. Aku disini masih merindukan dia, seseorang yang sangat kusayang, seseorang di masa laluku yang kini menjadi harapan di masa depanku kelak. Ertho, aku ingin kita tetap saling mencintai apapun keadaannya, ketika kita dipersatukan ataupun tidak, ketika kita ditakdirkan bertemu ataupun tidak, aku ingin mencintaimu selamanya.
Ertho, terimakasih sudah mau mengubah hidupku menjadi lebih semangat lagi menyambut hari-hari baru, terimakasih karena sudah mau denganku. Ertho, aku sayang.
"Dia adalah separuh aku."
Ertho, ingat tidak? Ketika hujan sepulang sekolah, dan aku memarahimu karena kamu tidak mau pulang, aku berteriak sekencang mungkin dan sangat kesal saat itu. Ertho, bukan aku membencimu, aku tidak marah saat itu, aku hanya tak ingin kamu sakit. Ingat ketika aku datang ke rumahmu ketika kamu sakit? Itu aku lakukan bukan untuk mencari perhatianmu, bukan ingin dipuji, tapi karena kemauan hatiku, aku senang berada di dekatmu, aku dapat melupakan seluruh masalahku saat itu juga, dan kini kita jauh, tidak ada lagi peristiwa semanis dulu, maka dari itu aku hanya ingin bertemu."Setiap malam aku bermimpi untuk bertemu kamu, dan paginya aku tersenyum untuk menyambut pertemuan itu."
"Tak perlu cemas, aku baik-baik saja. Dan kau juga harus baik-baik saja, ingat pesanku untuk selalu memakai jaketmu ketika bepergian." (Aku ketika cemas padanya)
"Ertho, terimakasih untuk setiap ucapan 'selamat pagi' mu."
Ertho lebih dari sekedar teman, lebih dari sekedar sahabat, dia selalu mau mendengarkanku bahkan tentang hal-hal yang tak penting untuk diucapkan, dia selalu mau meladeni setiap perkataanku, dia selalu mau tertawa untuk menghargai usahaku yang ingin menghiburnya, aku senang karena dia mau menjadi bagian dariku, dia baik, sangat baik, aku bahagia. Aku sayang. Dia adalah teman hidupku, kuharap selamanya."Hari ini tidak ada temu, tapi esok pasti ada."
Setiap malam aku selalu menciptakan mimpi-mimpi baru untuk kucapai di kemudian hari, salah satunya adalah untuk bertemu dengannya. Rasanya sulit, tapi aku yakin Ertho juga mau bekerjasama denganku untuk mewujudkannya.
Ertho, sampai jumpa di hari pertemuan kita. Aku bahagia ada kamu di dunia, semoga kita selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak
RomanceUntuk sekedar mengenang kisahku dengannya dan menunggu titik temu setelah perpisahan itu. Cerita ini kubuat sebagai penguat hari-hariku ketika aku merindukan Ertho. Aku sebenarnya tak pernah mau merindukan dia, aku selalu ingin di dekatnya, namun...