Tahun 2014,
Tahun paling bahagia untukku, dan ku rasa dia juga bahagia.Namanya Ertho, manusia yang tinggal di bumi bersama orang-orang yang begitu menyayanginya (termasuk aku).
Oh ya, hampir saja lupa!
Namaku Novarina, lahir pada bulan November dan aku sangat bersyukur bisa hidup di bumi bukan di mars ataupun venus.Mari kita bahas Ertho,
Ertho adalah seorang yang baik, yang katanya dia sangat sayang terhadapku. Jika boleh jujur, sejak awal ia menyatakan perasaannya itu tanpa berpikir panjang dan tak butuh waktu lama aku juga langsung jatuh hati padanya.Aku tak mengerti mengapa ibunya memberi nama 'Ertho' katanya sih artinya bumi, mungkin karena ibunya tinggal di bumi dan Ertho juga dilahirkan di bumi atau mungkin juga karena di bumi ada aku, ah ya sudahlah daripada berdebat hanya karena arti dari nama Ertho lebih baik kita bicarakan hal lain saja.
Aku bahagia, bisa tinggal di kota yang dulu pernah menjadi saksi bisu bahagiaku dengannya.
Sepulang sekolah, kita selalu saling tunggu. Kita menuntun sepeda berdua, dan aku sangat ingat sekali sepeda birunya yang selalu ia gunakan saat pergi ke sekolah.
Setiap pulang sekolah, kita berjalan menelusuri tempat yang sangat aku rindukan saat ini. Aku seringkali menceritakan banyak hal padanya, perihal apapun. Aku bercerita padanya karena itu menyenangkan bagiku, Ertho adalah pendengar yang baik, selalu mau mendengarkan setiap kalimat yang aku ucapkan, dan yang saat ini paling aku ingat adalah ketika ia menatapku begitu dalam, tatapannya membuatku salah tingkah dan seketika aku berhenti bercerita.
"Kenapa diem? Perasaan aku terus yang ngomong", ucapku sedikit kesal karena Ertho tak banyak bicara sepertiku, ia lebih suka diam dan lebih sering ku paksa karena aku ingin mendengar cerita-ceritanya tapi ya begitulah butuh waktu lama untuk membuatnya berani berbicara di hadapanku.
Beberapa hari lalu ketika aku dan Ertho berbincang melalui ponsel, Ertho mengatakan, "Nova, dulu ketika aku berada di dekatmu rasanya sangat gugup itulah mengapa aku tak banyak bicara."
Mendengar dia mengatakan itu, aku tertawa dan langsung meledeknya.Ertho dan aku sangat menyukai hujan, bagiku hujan mengalirkan rasa yang ada dalam jiwa serta mampu menyampaikan perasaan pada semesta sebab dalam setiap rintik hujan akan muncul suara yang menyejukkan, penuh haru, dan dapat melahirkan ribuan kata untuk ku susun menjadi sebuah kisah indah salah satunya adalah kisahku dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak
RomanceUntuk sekedar mengenang kisahku dengannya dan menunggu titik temu setelah perpisahan itu. Cerita ini kubuat sebagai penguat hari-hariku ketika aku merindukan Ertho. Aku sebenarnya tak pernah mau merindukan dia, aku selalu ingin di dekatnya, namun...