Jadian

315 7 2
                                    

Akhirnya kita lulus, dan melanjutkan pendidikan selanjutnya.

Di bulan Juli 2014 Ertho menyatakan perasaannya untuk kesekian kali dan dia ingin menjadi pacarku, setelah sebelumnya pernah ku tolak karena aku ingin fokus ujian dan Ertho berpikir bahwa itu hanyalah alasan klasik saja untuk menolaknya. Namun, kini situasinya sudah berbeda dan akhirnya kita resmi berpacaran.

Ertho adalah kekasihku saat itu, selama 10 bulan kita menjalin hubungan.

Pada bulan yang sama, aku mengalami kecelakaan sementara Ertho tidak mengetahui kejadian itu, aku sengaja tidak memberitahunya karena khawatir dia akan cemas nantinya.

Namun, beberapa hari kemudian Ertho mengetahui keadaanku sebenarnya karena ada temanku yang mengunggah ucapan 'lekas sembuh' untukku di sosial medianya dan benar saja, Ertho langsung marah padaku karena aku tidak memberi tahu peristiwa yang terjadi padaku, di waktu yang sama ia menunjukkan kecemasannya.

Setelah sembuh, aku bersekolah lagi seperti biasanya dan kau harus tahu bahwa saat itu aku sudah tidak satu sekolah dengan Ertho.

Semenjak saat itu, kita tidak pernah bertemu lagi, kita hanya berkomunikasi melalui pesan singkat. Jujur aku sangat kesal pada keadaan saat itu, kita masih berada di lingkungan yang sama, yang tak jauh, rumahku dan rumahnya juga tidak terlalu jauh, namun kita tak pernah bertemu.

Ertho pernah mengajakku untuk bertemu, namun aku selalu ada alasan untuk tidak bisa karena saat itu aku disibukkan oleh kegiatan di sekolahku maklum saja aku adalah bagian dari pengurus OSIS di sekolahku waktu itu, kalau pun aku sedang ada waktu malah Ertho yang sibuk, begitulah kita semenjak tidak satu sekolah lagi.

Dulu aku sangat sedih, tapi tidak sesedih saat ini.

Hari demi hari terlewati, aku menyempatkan diri untuk datang ke rumah Ertho, saat itu aku berniat untuk memberikan kado ulang tahun untuknya, waktunya tidak tepat karena aku memberikan kado beberapa bulan setelah ulang tahunnya. "Selamat ulang tahun Ertho, ini untukmu.." ucapku sambil tersenyum dan memberikan benda yang ku bawa sebagai kado ulang tahun untuknya, "Terimakasih.."
Tak lama, aku pamit pulang, setidaknya aku senang karena rindukku sudah berkurang walaupun hanya sebagian.
Aku bersyukur dapat bertemu dengannya, dan melihatnya tersenyum.

"Bahagia Ertho adalah bahagiaku juga."

JarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang