Stasiun

41 3 0
                                    

-Stasiun Bandung, 21 Juni 2019-

Sebentar lagi aku akan bertemu Ertho, hitungan jam.

Ertho tak bosan menanyakan kabarku, sudah sampai mana, sudah makan atau belum, jemput jam berapa, dan segala kecemasan yang ada ketika aku tidak memberi kabar karena tertidur di kereta.

Aku bahagia sekali saat itu. Penantianku, penantiannya, penantian kami berdua akan berakhir sejenak. Aku dan Ertho akan bertemu setelah empat tahun tidak bertemu. Aku menikmati perjalanan yang bahagia itu. Menatap jam tangan yang kupakai, jam tangan merah marun, pemberiannya. Sudah pukul 10, perkiraan kereta akan sampai ke tujuan pukul 13:45 WIB.

Sesekali aku tertidur, kemudian terbangun karena posisi dudukku yang tidak enak, tidur lagi, terbangun lagi karena leherku pegel.

Pukul 13:45

Kereta sampai. Aku yakin, Ertho sudah menunggu disana, di tempat yang akan mempertemukan kita sebentar lagi.
Aku berjalan menuju pintu keluar kereta, aku berjalan sangat cepat, tidak sabar ingin bertemu dengannya.

"Kamu dimana?" dia mengirim pesan melalui ponselnya.

Setelah beberapa menit mencari, akhirnya aku menemukan. Ertho.

Tinggi, gagah, penampilannya keren, sudah berbeda sekali dari yang dulu.

Aku ingin menangis tapi kutahan, Ertho tersenyum, aku tahu dia juga ingin menangis. Pertemuan ini sudah kami rencanakan sejak lama, dan baru terwujud beberapa tahun kemudian. Bahagia, penuh haru, bahagiaku saat itu tak terhingga.

Terimakasih sudah menjemputku di stasiun!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang