November, 2018.
17 tahun kami berada di dunia, terlahir dan tumbuh sebagai sepasang manusia yang selalu ingin bersama, detik ini dan untuk selamanya. Tanpa akhir.
Seperti biasa, layaknya remaja pada umumnya ketika berulang tahun rasanya hari itu sangat bahagia . Bagiku, walau tidak ada pesta meriah, dan hanya ada ucapan 'happy birthday' namun tetaplah memberi kesan yang istimewa, apalagi jika yang memberi ucapan itu adalah 'dia'. Ertho.
Selama aku mengenalnya, tak pernah sekalipun dia lupa dengan ulang tahunku. Bahkan, ketika kami berdua sedang tidak baik-baik saja Ertho tetap memberi ucapan untukku.
Kami berdua lahir di bulan yang sama, 'NOVEMBER' .
Di ulang tahun ke-17 ini, kami merayakan ulangtahun bersama. Sudah bisa kau bayangkan, kami hanya saling menatap melalui layar ponsel pribadi kami masing-masing. Kau tahu rasanya? Malam itu adalah malam paling bahagia bersamanya. Pancake, lilin, mi instan, dan snack favoritku! Aku simpan rapih di meja kamarku.Pukul 9 malam. Kami berdua mulai merayakan ulang tahun kami.
"Kita berdoa dulu", ucapku.
Kemudian, doa-doa itu kami ucapkan dalam hati. Semoga semesta mendengar dan turut berdoa untuk kami berdua. Semoga, Allah mengabulkan. Aamiin.Biarlah doa-doa itu menjadi rahasia kami berdua, kami simpan rapat rapat agar tidak ada yang mengintip.
"Selamat ulang tahun Ertho", ucapku dengan penuh haru.
Ertho tampak bahagia, terlihat senyum yang bebas tanpa paksaan sedikitpun.Ertho, maaf karena aku tidak punya apa-apa. Maaf karena aku tidak memberimu kado seperti yang orang lain beri untukmu. Ertho, bagiku pertemuan adalah kado terindah untukmu, untuk kita. Mari kita tunggu, semoga kita lekas bertemu. Aku mencintaimu. Tanpa akhir.
"Selamat ulang tahun untuk kita. Aku merindukanmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak
DragosteUntuk sekedar mengenang kisahku dengannya dan menunggu titik temu setelah perpisahan itu. Cerita ini kubuat sebagai penguat hari-hariku ketika aku merindukan Ertho. Aku sebenarnya tak pernah mau merindukan dia, aku selalu ingin di dekatnya, namun...