just friends

697 87 6
                                    

Jinyoung menggosokkan tangannya,  sejak tadi tehnya sudah habis dan dia mulai sangat kedinginan.

"kau tak ingin mengajakku kedalam? Diluar sangat dingin" liriknya ke Jisoo.
Jisoo menganga,  dia tak sadar sejak tadi tak mengajak Jinyoung masuk,  sebenarnya dia juga mulai kedinginan.

Mereka masuk dan Jinyoung merasa sangat terselamatkan karena di dalam sangat hangat, seperti tak memperlihatkan tanda-tanda ingin pulang,  Jinyoung justru berjalan mendekati rak buku,  bersandar disana sambil membaca.

Jisoo beranjak ke dapur,  seharusnya yang dia lakukan sekarang adalah menjamu tamunya,  tapi tak ada apapun dalam kulkas,  dia belum berbelanja untuk kebutuhan makanannya karena dia baru saja pindah, apalagi akhir-akhir ini dia lebih sering makan diluar.

Tapi yang tersisa hanyalah beberapa ramyun di meja dapur.

Jisoo menengok keluar mencari sosok Jinyoung, dan orang yang dicari masih betah bersandar di rak buku.

"chogio..... Kau mau makan ramyun?"

Jinyoung memalingkan pandangannya ke Jisoo "sepertinya kita punya selera buku yang sama,  aku juga suka membaca karya Hermann Hesse" sambil memperlihatkan cover buku yang sekarang dibacanya.

"ohhh,  benarkah? Aku punya banyak koleksinya, pilihlah yang kau suka!" Jisoo masih berdiri di dinding kayu pembatas antara dapur dan ruang tengah.

Jinyoung mengangkat alisnya "serius? Aku akan memilih satu" sekarang tangan dan mata Jinyoung sibuk menjelajahi rak buku.

"kau mau ramyun?" tanya Jisoo kedua kalinya.

"aku lupa kapan terakhir aku ke toko buku, disini rasanya aku sedang berada di toko buku, wow, kau juga suka membaca the moon and sixpence? " Jinyoung masih terus bicara sambil membelakangi Jisoo.

"kenapa kau tak memesan online untuk mencari buku?" Jisoo masih setia di posisinya.

"aku tak ada waktu" setelah melihat hampir semua cover buku milik Jisoo yang rata-rata adalah buku kedokteran,  akhirnya Jinyoung menemukan buku yang dia cari "baiklah aku akan membaca ini setelah di rumah" dia memperlihatkan sebuah buku bercover biru pada Jisoo.

Jisoo mengangguk lalu berjalan ke dapur "mau ramyun atau tidak?" Jisoo mulai meninggikan suaranya.

"kita benar-benar punya selera bacaan yang sama,  flying trapeze, between calm and passion,  kafka on the shore, aku tak tahu dokter suka membaca buku-buku yang seperti ini" sahut Jinyoung,  sepertinya dia sedikit takjub dengan bacaan Jisoo yang sesuai dengan seleranya.

Jisoo tak menanggapi, ini yang ketiga kalinya dia menawari Jinyoung ramyun, dan ketiga kalinya juga Jinyoung tak memperdulikan tawarannya. Jadi Jisoo pun tak ingin menjawab apapun dari Jinyoung,  membiarkannya berbicara sendiri.

Jisoo mulai memanaskan air untuk memasak ramyunnya, tapi dia hanya membuat 1 untuk dirinya karena sejak tadi Jinyoung sepertinya mencari topik pembicaraan lain agar tidak ditawari ramyun.

Beberapa menit berlalu,  Jisoo menyelesaikan aktifitasnya,  sentuhan terakhir dia menambahkan kimci di mangkuk ramyunnya, aromanya membuat orang jadi berselera.

Baru saja ingin menyendok kuah ramyun kedalam mulutnya,  Jinyoung justru bergerak lebih cepat menyumpit mie kedalam mulutnya sendiri,   membuat Jisoo terkejut setengah mati, bukan karena Jinyoung yang mengambil ramyunnya tapi karena posisi wajah mereka yang sangat berdekatan karena makan di mangkuk yang sama.

Jisoo memundurkan tubuhnya sedikit menjauh "apa yang kau lakukan?" protesnya.

Jinyoung masih menyeruput mie nya dalam mangkuk lalu menoleh ke Jisoo "dari tadi kau menawariku ramyun, jadi aku rasa kau memasak ini untukku"

because of you✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang