🍁akhir musim gugur 🍂

801 71 32
                                    

Daun-daun masih berjatuhan, musim gugur belum berakhir, anginnya pun masih terasa.

Jinyoung menyukainya tapi tak bisa benar-benar menikmati musim itu ditahun ini, waktunya habis didalam kamar pasien, bahkan untuk berjalan ke taman dia harus menggunakan kursi roda. Semakin hari dia semakin lemah, bicarapun dia mulai kesusahan, bahkan sudah tak bisa menikmati makanan kesukaannya ketika Hyesung dan Jackson membawakannya banyak makanan, pada akhinya yang akan menghabiskan makanan itu adalah Hyesung dan Jackson juga.

Hyesung belum kembali ke Canada, padahal anak dan suaminya sudah sangat merindukannya, dia berjanji akan kembali beberapa hari lagi karena kondisi Jinyoung semakin memburuk.

2 hari yang lalu Jinyoung mendengar dokter Kyungsoo mengatakan pada orangtuanya bahwa sebuah keajaiban dirinya bisa bertahan sampai sekarang, tapi apakah masih bisa dikatakan keajaiban jika harus seperti ini?

Pagi itu, Seperti biasa, Jinyoung akan membaca ketika tak ada orang yang menemaninya, lalu orang yang pertama yang akan datang dan membuka pintu adalah Mark. Seperti biasa juga dia selalu membawa apel, lalu Mark akan duduk di sofa dan berkonsentrasi mengupas kulit apelnya kemudian menyuapinya pada Jinyoung, lalu orang kedua yang akan membuka pintu adalah perawat, lalu orang ketiga adalah Jisoo, sosok yang selalu Jinyoung nantikan untuk membuka pintu itu.

Setiap pagi Jinyoung selalu merasa bahwa dia mengalami dejavu, kejadian itu selalu terulang-ulang dan selalu terjadi di waktu yang sama, Jinyoung melempar pandang keluar jendela, dan sepertinya masih di musim gugur, dia merasa bahwa musim gugur telah berjalan lambat ditahun ini.

Jinyoung melirik Mark yang masih betah duduk diatas sofa, orang kedua yang membuka pintu sudah pergi, sekarang Jinyoung hanya akan menunggu orang ketiga kemudian kembali melirik Mark, lalu dia mengambil napas panjang untuk memulai percakapan yang sepertinya akan terdengar serius ini.

"hyung.. "

Mark menoleh lalu menggeser kursi dekat ranjang Jinyoung "ada yang ingin kau katakan?"

Jinyoung mengangguk, sepertinya sudah lama dia ingin mengatakan ini, ketika dia mulai merasakan bahwa waktunya benar-benar menipis "mumpung aku masih bisa bicara"

"katakan!"

"tentang lukisan yang ada di gelerymu itu hyung..."

Kini Mark benar-benar memasang telinganya karena suara Jinyoung tidak terdengar jelas.

"aku ingin kau membawanya sebagai hadiah pernikahan untuk Jisoo"

Mark mengerjap, ekspresinya tak terbaca, apa yang Jinyoung katakan? Apakah dia sedang mencoba memberi kata kunci bahwa Jinyoung akan segera melamar Jisoo? Dalam kondisi seperti ini?

"hyung, lukisan itu telah sah menjadi milikku sejak aku memintanya ketika ulangtahunku bukan? Jadi berjanjilah padaku, kau akan mengantarnya mewakiliku dan memberikannya pada Jisoo sebagai hadiah pernikahan"

Mark tidak pandai menyembunyikan jika dia memang sedang bahagia, lalu memeluk sepupunya itu dengan erat "aku turut bahagia, aku bahagia mendengarmu mengatakan bahwa kau akan menikahinya"

Ketika Mark melepas pelukannya, Jinyoung justru menatapnya dengan raut wajah penuh kesedihan "bukan aku hyung, aku justru berencana meminta Jackson agar menggantikanku"

Mark mundur. Sepertinya ada yang salah dengan pendengarannya. Keningnya berkerut.

"kau melepaskanku?" Jisoo berdiri diambang pintu.

Jinyoung tersenyum, orang ketiga sudah membuka pintu, waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya.

Mark gelagapan, lalu berjalan mendekati Jisoo, dia menyuruhnya agar tidak terbawa emosi dan memarahi Jinyoung, ataupun mengomel padanya.

because of you✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang