Aku ingin bersamamu.

827 76 4
                                    

Jinyoung mengerutkan keningnya dan perlahan membuka mata, kelopaknya membesar dan matanya terlihat bengkak gara-gara semalam terlalu banyak menangis. Cahaya matahari sudah memasuki kamarnya sejak tadi, hari sudah siang dan kamarnya pun terlihat bersih, buku-buku yang berserahkan di lantai sudah tak ada, lalu menatap ranjang, tak ada orang disebelahnya, jelas sekarang dia sedang sendiri.

"apa semalam aku hanya bermimpi?" gumamnya kemudian.

Kepalanya terasa sakit ketika dia mencoba untuk bangun, lalu meringis memegangi kepalanya dengan kedua tangan, rasa sakit itu semakin hari semakin parah dan jika sudah begitu, dia selalu ingin muntah, bukan hanya kepalanya, bahkan seluruh tubuhnya terasa ngilu dan pegal.

Berselang beberapa menit kemudian ketika rasa sakit itu mulai reda, lagi-lagi dia mengerjap cepat lalu menatap dirinya sendiri dan mengangkat selimut yang ada di tubuhnya, dia mengerjap sekali lagi, kebingungan, bagaimana bisa dia bangun dalam keadaan tak memakai pakaian sehelaipun? Hanya ada selimut yang menutupi tubuhnya 'apa yang terjadi semalam?' gumamnya, kini dia mulai terlihat gugup.

Pintu kamarnya terbuka, kepala Jisoo menjulur kedalam "kau sudah bangun?"

Jinyoung menoleh dengan wajah panik lalu menarik ujung selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya dan mengangguk canggung, cukup terkejut mendapati Jisoo ada di rumahnya, berarti semalam dia tidak sedang bermimpi.

"mandilah dan turun kebawah, aku sudah menyiapkan makanan, kau harus minum obat" ujar perempuan itu dan kembali menutup pintu, langkahnya bahkan terdengar menuruni tangga.

Jinyoung mengalami lupa ingatan sesaat bahkan frustasi untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi semalam, dia benar-benar lupa, apa mungkin ini efek baru bangun tidur atau karena semalam dia terlalu dipenuhi perasaan sedih hingga dia lupa hal yang lain.

Dengan malas Jinyoung menarik selimut besar itu dan menutupi pinggangnya lalu melompat-lompat menggunakan selimut hingga ke kamar mandi, dia takut Jisoo akan muncul di pintu dan melihatnya tak memakai apapun.

Jinyoung menyalakan air lalu mandi, pikirannya masih dipenuhi dengan hal-hal aneh yang dia sendiri tak tahu apa, ketika air hangat dari shower itu membasahi kepalanya, gambar-gambar kejadian semalam seperti puzzel tersusun kembali dalam ingatannya, Jinyoung menyandarkan tangannya pada dinding kamar mandi lalu menutup matanya membiarkan air mengalir ke seluruh tubuhnya agar ingatannya bisa kembali dengan sempurnah.

Ketika Jackson datang lalu berdebat dengannya, ketika dia menangis, ketika Jisoo tiba-tiba muncul, ketika Jackson pulang lalu hanya Jisoo dan dirinya yang berada dalam kamar, ketika Jisoo menciumnya dan Jinyoung membalasnya lalu_____

Jinyoung membuka matanya, lalu bola matanya semakin membesar ketika ingatan itu semakin tersusun "aku mengangkat Jisoo keatas ranjang, dan____ " Jinyoung menunduk "AAAAHHHHHHHHHHHHH" teriak Jinyoung kemudian memukul dinding kamar mandi frustasi "kenapa aku melakukannya disaat-saat seperti itu? Bodoh" bisiknya lagi, dia marah pada dirinya sendiri, mengingatnya bahkan membuatnya merinding, dia tiba-tiba ketakutan dan membuat napasnya tak beraturan.

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi, membuat Jinyoung tiba-tiba panik sendiri "kau baik-baik saja? Jinyoung-ah kau baik-baik saja?" nada khawatir Jisoo dari luar terdengar jelas.

"nn...nn..nne kwaenchana" ujarnya sedikit gugup.

"kenapa kau berteriak?"

Jinyoung terlihat sedang berpikir sejenak "air nya terlalu panas" sahutnya dari dalam kamar mandi, padahal air dari shower itu rasanya hangat.

"aku kira sedang terjadi sesuatu...  Jangan terlalu lama mandi, cepatlah turun kebawah, makanannya akan dingin"

"baiklah" sahut Jinyoung lagi.

because of you✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang