Angin musim gugur

603 69 6
                                    

Pikiran Jinyoung kalut, dia ingin lari ke New York tempat orangtuanya berada, atau mengungsi ke rumah kakak perempuannya di Canada. Sekarang dia benar-benar benci Korea.

Ekspresinya tetap saja sama dari beberapa menit yang lalu, masih setia duduk menunggui seseorang hari ini, Jinyoung tak sedang di kantor, sekarang dia berada di ruangan Kyungsoo, tapi sang pemilik ruangan justru sedang berada di luar, membuat Jinyoung jadi bosan menunggu.

Pintu ruangan terbuka.

Jinyoung tak bergerak sedikitpun ataupun menoleh untuk tahu siapa yang masuk, satu kali tebakan pun dia tahu kalau itu Kyungsoo.

"bagaimana kabarmu hari ini?" tanya dokter Kyungsoo setelah duduk di kursi kerjanya.

"semalam kepalaku sakit lagi, cepat berikan aku obat!"

Kyungsoo menarik napas panjang, melepaskan kaca matanya lalu menatap Jinyoung "kau tidak bisa terus-terusan mengkonsumsi obat, kita harus melakukan penanganan lebih lanjut"

Suara dokter Kyungsoo mendadak nyaring hingga tak terdengar di telinga Jinyoung, kini pikiran Jinyoung melayang-layang lagi, pikiran itu bahkan mampu menutup mata dan telinganya hingga dia masuk kedunia yang entah apa namanya.

Jisoo... Jisoo...Kim Jisoo....
Aku tak tahu apakah aku masih pantas mengatakan aku mencintaimu setelah apa yang aku lakukan beberapa hari yang lalu? Aku menyakitimu bahkan sudah membuatmu menangis, sejujurnya aku ingin memukul diriku sendiri setelah melihat air mata itu jatuh dari matamu, aku membenci diriku sendiri karena telah melakukan itu padamu, tapi dengan kejadian itu kuharap kaupun membenciku Jisoo-ah, kau pantas membenciku.

Aku tak mungkin melakukan sesuatu sekejam itu tanpa alasan, aku mencintaimu itu benar adanya maka dari itu percayalah bahwa yang kulakukan ini demi kebaikanmu, percayalah!

Akan kupastikan kau melupakanku sepnuhnya, setelah itu aku akan pergi.

"jadi bagaimana?" suara dokter Kyungsoo terdengar lagi.

Kini Jinyoung gelagapan setelah pikirannya kembali pada tempatnya, lalu mengerjap karena tak mendengarkan apa yang dikatakan dokter itu, sepertinya tadi dia benar-benar melamun.

"apanya yang bagaimana?" suara Jinyoung nyaring ketika bertanya.

"setahun ini kita sudah mencoba pengobatan tradisional dan obat herbal untuk penyembuhanmu, tapi hasilnya membuatku kecewa, tak membantu banyak, jadi kusarankan agar kita melakukan___"

"tunggu... " potong Jinyoung kemudian, matanya menatap dinding ruangan "akupun tak ingin terjebak dalam kondisi seperti ini, jadi aku akan mempertimbangkannya, berikan aku waktu untuk memikirkannya"

"jangan terlalu lama mengulur waktu, kita harus bertindak secepatnya...."

"ada berapa persen kemungkinan itu akan berhasil?"

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Musim gugur di september. Daun-daun berjatuhan memenuhi trotoar jalan, warna kuning, merah dan coklat mendominasi, membuat pohon-pohon terlihat seperti kekeringan dan akan mati karena daun-daunnya memilih untuk gugur, juga angin berhembus tak terlalu bersahabat hari ini, menusuk hingga ke tulang, aromanya bahkan terasa seperti musim dingin.

Jisoo mengusap lengannya karena angin yang lumayan dingin lalu tersenyum sekilas karena bisa pulang lebih awal dari rumah sakit hari ini, kemudian memutuskan untuk berbelok ke kantor Jinyoung, yah semenjak hari itu, ketika Jinyoung meminta putus, Jisoo selalu menelponnya tapi hasilnya selalu saja sama, Jinyoung tetap akan mengabaikannya.

because of you✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang