Lupakan aku!

700 82 15
                                    

Ekspresi Jinyoung tak pernah baik semenjak Jisoo kembali ke Jepang untuk yang kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Jinyoung tak pernah baik semenjak Jisoo kembali ke Jepang untuk yang kesekian kalinya. Dan semenjak kepergian Jisoo, Jinyoung mulai mempertimbangkan banyak hal.

Menjalin hubungan jarak jauh mulai terlihat semakin membosankan, tak ada lagi telponan wajib setelah pulang kerja, mereka mulai jarang menanyakan kabar, tak ada lagi kata rindu seperti yang biasa Jinyoung katakan pada Jisoo. Jinyoung tak pernah lagi bersikap romantis. Setiap kali Jisoo menelpon, Jinyoung akan beralasan kerja dan tak bisa diganggu, atau Jinyoung akan menyuruh Youngjae dan Nayeon untuk mengangkat panggilan Jisoo bahwa dia benar-benar tak bisa diganggu.










Jinyoung berubah........

Dia berubah menjadi karakter yang semakin sulit diajak bicara, jika diajak bicara maka dia akan lebih banyak melamun, entah apa yang dia pikirkan, tak ada yang tahu.

Tahun berganti.

Tahun ini Jisoo memutuskan untuk kembali ke Korea, memutuskan untuk tinggal disana dalam jangka waktu yang lama, urusannya dengan rumahsakit di Jepang sudah berakhir, sekarang dia dikembalikan ke Gwangju hospital, bukankah ini yang Jisoo dan Jinyoung inginkan agar mereka tak terpisahkan oleh jarak? Tapi waktu seperti mengubah segalanya, Jinyoung justru tak bereaksi banyak mendengar kabar membahagiakan itu.

Masih dengan sangat gelisah Jinyoung mencoba menyelesaikan pekerjaannya siang ini lalu menyuruh Nayeon untuk mempersiapkan acara pertemuannya dengan rekan bisnisnya dari Hongkong. Iya hari ini bisa dipastikan dia sibuk lagi padahal pertemuan ini bisa diwakili oleh wakil direktur, tapi Jinyoung tak ingin jika tak pergi, berusaha untuk menghindari seseorang.

Suara Youngjae dari luar pintu ruangan Jinyoung terdengar samar-samar, dia sedang berbicara dengan seseorang, tidak lama kemudian pintu terbuka dari luar, seseorang memasuki ruangan Jinyoung.

Mata Jinyoung terkunci pada sosok orang yang membuka pintunya, mengerjap beberapa kali, beberapa berkas yang ada di tangannya bahkan jatuh keatas meja, napasnya berhenti beberapa detik, perasaannya tak bisa berbohong bahwa dia begitu sangat merindukan perempuan yang berdiri di depan pintu itu, Jisoo.......  Jinyoung ingin melompat dari kursinya dan memeluk Jisoo di detik itu juga, menciumnya seperti yang biasa dia lakukan jika sangat rindu. Tapi apa yang terjadi sekarang adalah keegoisan mengendalikan semuanya, membuat Jinyoung tak melakukan apa-apa.

"apa kau masih sibuk?" nada suara milik Jisoo bergetar.

Perempuan itu tak pernah sekecewa ini sebelumnya, seharian ini dia terus menelpon Jinyoung bahwa dirinya baru tiba di Korea tapi selalu Nayeon yang mengangkat panggilannya, Jisoo tak menuntut apa-apa, diapun berusaha untuk tidak mengekang Jinyoung seperti yang Jinyoung lakukan padanya, tapi.....  Sudah cukup Jinyoung mengabaikannya setahun belakangan ini.

"kau baru tiba?" tanya Jinyoung tanpa ekspresi tak ada tanda-tanda bahwa dia sedang merindukan Jisoo.

Jisoo maju beberapa langkah mendekati meja kerja Jinyoung lalu menatap Nayeon yang berdiri tak jauh dari mereka kemudian kembali menatap Jinyoung "aku ingin bicara berdua denganmu"

because of you✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang