Perlahan.

660 84 1
                                    

Jisoo POV

"ahhhh melelahkan...." keluhku setelah memasuki ruang kerja Irene sumbae.

Irene lalu menatapku sekilas tapi masih sibuk membuka tumpukan data pasien yang ada ditangannya.

Aku masih membaringkan kepalaku diatas meja, dibandingkan hari-hari sebelumnya, bisa dibilang ini adalah hari yang paling melelahkan, bagaimana tidak, hampir 15 kali dalam kurung waktu 3 jam aku terus mengikuti para dokter senior untuk mengecek pasien-pasien pasca operasi, ditambah lagi rumah sakit Gwangju memang lumayan luas dan aku yang kurang olahraga akhir-akhir ini, hasilnya yahh akupun terkapar.

"hari ini kau full?" tanya Irene sumbae menatapku.

Aku mengangkat kepalaku tanpa tenaga lalu mengangguk "sepertinya aku akan di rumah sakit sampai malam unnie"

"istirahat saja dulu di ruangannku"

"iyaa,  aku akan istirahat sebentar saja"

Semalam aku kurang tidur gara-gara Lisa menelponku dari Jepang, dia sampai tak peduli melakukan panggilan International hanya untuk memarahiku karena jarang menanyakan kabarnya akhir-akhir ini, katanya Jackson juga mulai jarang menghubunginya, jadi aku hanya bisa mendengarnya mengoceh sepanjang malam, hingga aku kurang istirahat dan seperti ini sekarang, menjadi loyo...

Aku menutup mataku seperti orang tidur, tapi otakku masih bekerja seperti biasa, memikirkan banyak hal.
Getaran dalam saku jas putihku membuatku terbangun, tidak biasanya seseorang menelponku di jam seperti ini, dan ekspresiku berubah tambah jengkel setelah tahu yang menelpon adalah Jackson, dia benar-benar tak tahu bahwa aku sedang beristirahat.

"mmmm,  Jackson-ah?" ucapku sedikit tak bersemangat.

"kau dimana?"

"aku di rumah sakit"

"kau sakit? Kau sakit apa?"

Untung aku orang yang sabar, dan untung Jackson tak ada disini, jadi aku tak perlu memukulnya, lalu aku menghembuskan napas panjang, menahan emosi, sepertinya Jackson lupa kalau aku kerja di rumah sakit.

"hyaaa....  Aku sedang kerja Jackson" bentakku lagi.

"ahh, aku lupa"

"kalau tidak ada sesuatu yang penting ingin kau katakan, aku tutup telponnya yah..."

Kututup telpon dari Jackson, tidak akan ada akhir kalau aku terus meladeninya, dia tak beda jauh dengan Lisa, tak pernah kehabisan kata-kata, aku akan kehabisan waktu berhargaku untuk beristirahat jika terus menerima panggilan dari Jackson.

Drrtttt drttttt.
Ahhh, ponselku.. Kenapa dia bergetar lagi? Sedikit penasaran, dan benar, lagi-lagi yang menelpon adalah Jackson. Dia pasti ingin bertanya kenapa aku tiba-tiba menutup telponnya.

Entah kenapa juga aku harus mengangkatnya......

"wae geurae??" masih dengan nada tak bersemangat, aku benar-benar malas meladeni Jackson.

"aku ingin mengajakmu makan diluar"

"aku tidak bisa Jackson, waktuku tidak banyak untuk makan diluar, banyak yang harus aku kerjakan di rumah sakit"

"sebentar saja... Jebal....nne nne"

Rengekan Jackson benar-benar membuat telingaku panas, aku tahu Jackson tak suka makan sendiri, tapi aku sangat tak bisa menemaninya hari ini.

"besok saja oke.... Aku tidak bisa hari ini.. " sekali lagi kututup telponnya.

Irene sumbae sedikit melirik padaku karena aku berkelahi dengan ponselku sendiri, sekali lagi dia menelponku, maka aku akan benar-benar membunuhnya, kenapa Jackson tak peka sekali hari ini?

because of you✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang