10

26 3 0
                                    

Happy reading... kali ini lebih panjang sedikit ceritanya 😊😊
.
.
.
.
.

Sampailah mereka di monas Ninda tidak sabar untuk turun dari mobil banun dan setelah Banun memarkirkan mobilnya Ninda langsung membuka membuka pintu mobil dan berlari menuju monas.

"Pelan-pelan aja Nin, jangan terburu-buru nanti kamu jatuh". Ucap Banun sambil ikut keluar dari mobilnya.

"Iyah, Banun ayo kita kesana naik ke atas!" Ucap Nida sambil menunjuk-nunjuk monas dan berlari sambil kegirangan.

"Santai aja Nin, lagian monasnya gak akan hilang" teriak Banun

Ninda dan Banun berjalan ke arah monas dan masuk kedalam monas menuju lantai atas.

Setelah sampai di atas.

"Wah.... Banun keren banget kalau di lihat dari atas semua tampak kecil" ucap Ninda yang masih terpesona dengan pemandangan yang ia lihat.

"Hehe... iyah" ucap Banun yang berada di sebelah Ninda.
Banun terdiam dan mulai berbicara dengan hatinya"apa aku nyatakan sekarang aja yah kayaknya ini waktu yang tepat untuk aku nyatakan perasaanku."

"Nin..."

"Iyah..."

"Aku mau ngomg serius sama kamu".

"Ngomong apa?". Ucap Ninda yang masih menatap luar gedung monas.

"Kamu mau kan jadi pacar aku?".

Ninda terdiam karena kaget mendengar pernyataan Banun.

Ninda menatap Banun dengan penuh tanda tanya. Dan sedangkan Banun menatap dengan penuh harapan pada Ninda.

"Maafkan aku banun"ninda tertunduk "aku gak bisa terima perasaanmu".

"Tapi kenapa Nin? Apa yang kurang dariku".

"Kamu gak kurang apa-apa kok".

"Lalu kenapa kamu gak terima cintaku".

"Aku takut Banun" ucap Ninda sambil menutup wajahnya.

"Kenapa?".

"Aku takut di bohongi lagi".

"Aku tulus sama kamu Nin, ku mohon terima cintaku".

"Aku gak bisa Banun". Ucap Ninda sambil membelakangi Banun.

"Nin, tapi aku tulus cinta sama kamu". Banun memegang pundak Ninda dan  dengan memutarkan tubuh Ninda agar menghadap Banun.

Ninda terdiam dan tertunduk.

"Oke kalau gitu, aku akan loncat dari sini kalau kamu memang gak mau terima aku".

"Banun tapi..."

"Tapi apa Nin?".

"Gedung ini kan di tralis dan gak ada cela untuk bisa loncat ".

Banun terkaget dengan perkataan Ninda dan membulatkan matanya sambil mengangah. Dalam hati Banun berbicara "ayo berfikir-fikir banun loe udah di skakmat sama Ninda."

"Oke kalau gitu, kalau kamu gak percaya aku bakal loncat dari monas, aku akan suruh anak buah papaku untuk membawa helikopter ke sini".

"Buat apa kamu suruh anak buah papamu untuk membawa helikopter ke sini?".

"Iyah,supaya aku bisa naik ke puncak monas lalu loncat dari atas monas".

"Banun, kamu gila ya..".

"Iyah aku memang gila karena udah cinta sama kamu".

"Jangan aneh-aneh Banun," Ninda mulai panik dan tak tau harus berkata apa lagi pada Banun.

"Yaudah, aku mau telepon anak buah papa ". Banun merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya lalu mulai mengetik untuk menelpon.

"Banun kamu jangan lakukan hal gila itu".Ninda mencoba merampas ponsel Banun, namun Ninda tak bisa menggapainya karena kalah cepat dengan Banun.

"Biarin, biarin aja Nin aku gak perduli".Banun menjauh dari Ninda dan mulai menghubungi seseorang dari ponselnya.
"Halo...." belum sempat Banun berbicara lebih banun terkaget dan terdiam.

"Jangan Banun" ucap Ninda yang sudah memeluk erat Banun dari belakang "ku mohon kamu jangan nekat, "aku mau jadi pacar kamu".

Banun tersenyum atas kemenagannya,sambil melirik Ninda  yang memeluk erat Banun

"Jangan kasihan padaku Ninda, kalau kamu memang gak cinta sama aku biarkan aku pergi, aku gak butuh belas kasihanmu". Ucap Banun yang masih membelakangi Ninda.

Ninda mempererat pelukannya sambil membenamkan wajahnya di punggung Banun."sebenarnya aku juga cinta sama kamu tapi aku takut untuk mengakuinya dan aku takut jika aku mengakuinya aku takut akan tertipu lagi seperti dulu. Hiks... hiks hiks.." ucap Ninda sambil menangis tersedu-sedu dan sambil mempererat pelukannya pada Banun.

Banun mematikan teleponnya dan  memutar badanya menghadap Ninda yang menangis tersedu-sedu.

"Hei.... dengar Ninda bagaimana mugkin aku berbohong padamu dan pada kenyataannya aku tulus cinta sama kamu".

Ninda terdiam lalu memeluk Banun dan mempererat sambil membenamkan wajahnya di dada bidang milik Banun.

"Jadi kamu mau kan terima cintaku?".

"Hem.. iyah aku mau"ucap Ninda dengan suara seraknya khas orang menangis.

"Thanks Binda. Aku janji akan selalu setia sama kamu, udah jangan nangis lagi maafin aku udah buat kamu nangis"ucap Banun sambil memeluk Ninda dengan erat yang masih menangis.

"Hei... lihat aku" Banun mengangkat dagu Binda cup..... banun langsung mengecup dan mencium bibir ninda. Ninda terkaget dan membulatkan matanya dan menerima ciuman  Banun, Banun meneruskan ciumanya dan melumat lembut bibir Ninda, Ninda membalas ciuman Banun, dan setelah cukup lama mereka berciuman Banun dan Ninda melepas pagutan mereka.

"Jangan nangis lagi, entar aku cium kamu lagi".
Ninda tersenyum dan menatap Banun dalam. Dan Banun mengusap air mata yang ada di pipi Ninda dengan lembut.

"Kamu masih mau berlama-lama di sini?". Ucap Banun sambil mengusap puncak kepala Ninda.

Ninda menggelengkan kepalanya."hem... ayo kita pulang, bentar lagi magrib".
"Baiklah kalau gitu ayo pulang sekarang".
Yang di balas anggukan Ninda.
Mereka berjalan dan menuju di mana mobil Banun di parkirkan lalu segera mereka pulang.

Upnya sampai sini dulu yah... 😊😊😅😅

My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang