Irfan sontak saja terkejut dengan ucapan Dira."Udah sana..." kata Dira meyakinkan.
"Baik kak hati- hati." Lalu Irfan meninggalkan Dira dengan Anak buahnya.
"Manis banget tu bocah" kata Dira tersenyum lalu menyelesaikan tugasnya.
Kini Banun dan Ninda sudah berada di luar gudang lalu di susul.oleh Irfan.
"Gue bawa Ninda pulang, loe ikut gue apa langsung pulang?" Tanya Banun pada Irfan.
"Gue langsung pulang. Oiyah ini Hp milik Ninda". Irfan lalu memberikan Hp Ninda pada Banun.
"Thanks... yaudah gue cabut duluan". Kata Banun pada Irfan.
"Oke."
Lalu mereka berpisah di tengah jalan.
"Maafkan aku sayang seharusnya aku bisa menjagamu."kata Banun penuh dengan penyesalan."Enggak sayang..ini bukan salahmu" Ninda meyakinkan.
Banun lalu mengusap kepala Ninda dengan lembut.
Setelah sampai rumah. Banun menuntun Ninda masuk ke dalam rumah Banun.
"Ma... mama.." teriak Banun pada Almira.
"Ya... ada apa Banun.. kenapa ter..." belum sempat Almira melanjutkan perkataanya ia di kejutkan dengan kondisi Ninda yang tidak baik.
Almira berlari menghempaskan Banun dari Ninda. Lalu Almira memeluk Ninda dengan erat.
"Sayang... kamu kenapa nak?" Sambil sesekali menatap Ninda lalu memeluknya lagi.Ninda lalu menangis.
"Ninda tadi di culik ma" kata Banun menjelaskan."Astaga... kamu di sini saja sama mama ya..." Almira menatap Banun. "Kemana Dira?"
"Kak Dira sedang membereskan para berandalan itu ma."
Tak lama kemudian Adira muncul dengan seseorang wanita.
Ninda dan Banun terkejut saat wanita yang di bawa Adira adalah Gea.
Adira langsung saja menjatuhkan Gea di lantai tepat di hadapan Almira Ninda Dan Banun.
"Ini si biang kerok.." kata Adira sambil tersenyum getir menatap Gea.
Ninda menangis sejadi-jadinya di pelukan Almira.
"Kau jalang aku tak bisa memaafkanmu." Kata Banun menatap Gea. "Untung kau wanita.. kalau tidak aku membunuhmu sekarang juga."
Gea menangis "maafkan aku.. aku hilaf, "
Tanpa basa-basi Adira yang masih kesal dengan Gea, lalu mengambil sebuah gunting dan mulai menggunduli rambut Gea di depan Ninda Almira dan Banun.
"Ini belum seberapa, gue bisa lebih dari itu buat loe jera." Kata Dira yang sudah semakin kesal.
"Dira.. usir dia dari sini, mama gak mau liat muka dia."
Belum sempat Adira menyeret Gea keluar, Rio datang dengan tatapan bingung. "Ada apa ini?" Tanya Rio heran dan melihat adik kesayangannya juga sedang menangis. "Ninda kenapa?" Tanya Rio sambil menghampiri Ninda.
"Perempuan ini yang udah merencanakan penculikan Ninda Rio". Kata Adira menjelaskan.
"Astaga... seorang wanita nekat seperti itu."
"Kau gak perlu terkejut Rio, wanita yang kau lihat ini, gila."
"Jangan biarkan dia bertemu denganku Dira.. mungkin nanti aku bisa membunuhnya.
Dengan sigap Adira membawa Gea keluar dari rumahnya dan menyerahkan Gea pada anak buahnya.
Rio menghampiri Ninda. "Astaga.. maafkan kaka Ninda" sesal Rio yang tak bisa menjaga Ninda.
Ninda langsung memeluk Rio dengan erat." Enggak kak.... masih ada yang jaga Ninda kak Dira sama Banun jagain Ninda."
"Mulai sekarang kakak jaga kamu 24 jam"
"Kak.... jangan gitu... Ninda baik-baik aja..."
"Kakak khawatir denganmu." Sambil di eratkan pelukan Rio pada Ninda.
"Kak.... jangan bilang ini semua sama ayah ibu ya... kasihan mereka." Pinta Ninda dengan tulus.
"Iyah... kakak gak akan buat mereka Khawatir. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend
Romancebanun dan irfan beserta teman-teman banun berlari menuju kerumunan orang-orang yang mengerubungi ninda dan gea, dan mencoba melerai ke duanya. Dengan sigap banun mengangkat ninda dari atas tubuh gea. "Dasar pelacur.. awas aja kau masih mencoba mengg...